Selasa, 12 Juni 2012

Makalah Tipologi dan Tujuan Perawatan Lansia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Namun manusi dapat berupaya untuk menghambat kejadiannya. Menurut Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehtan pasal 19 ayat 1 bahwa manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan, dan sosial. Oleh karena itu, kesehatan manusia lanjut usia perlu mendapatakan perhatian dengan dipelihara dan ditingkatkan agar kemampuannya sehingga dapat ikut serta aktif dalam pembangunan (Nugroho, 2000).
Di seluruh dunia jum;ah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Dinegara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia 1000 orang per hari pada tahun 1985 dan diperkirkan 50 % dari penduduk berusia diatas 50 tahun sehingga istilah Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut”. (Nugroho, 2000).
Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, dan perawatan lanjut usia serta meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai tujuan perawatan lansia dan bagaimana tipologi manusia lanjut tersebut.

1.2 Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta dapat mengaplikasikan konsep keperawatan pada lansia.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa STIKes St. Borromeus dapat mengetahui dan memahami tujuan perawatan lansia. 
b. Mahasiswa STIKes St. Borromeus dapat mengetahui dan memahami tipologi manusia lanjut.

1.3 Manfaat Makalah
Bermanfaat untuk membantu serta membimbing mahasiswa dalam belajar memahami konsep mengenai keperawatan lansia/gerontik. Selain itu juga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa yang sedang belajar tentang keperawatan gerontik.

1.4  Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab; 
BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan makalah, manfaat makalah, sistematika makalah dan metoda teknik penulisan. 
BAB II Tinjauan teoritis yang meliputi berbagai teori dan konsep mengenai tujuan perawatan manusia lanjut dan tipologi lansia.
BAB III Penutup meliputi Kesimpulan dan saran yang terakhir daftar pustaka.

1.5 Metode dan Teknik Penulisan
Studi literature atau kepustakaan : meliputi bahan-bahan bacaan dari berbagai sumber yang bersangkutan dari buku perpustakaan dan website.




BAB II
ISI

2.1 Tipologi Manusia Lanjut Usia
Di zaman sekarang atau  zaman pembangunan, dijumpai banyak bermacam-macam tipe lanjut usia, antara lain :
1. Tipe Mandiri
Mengganti kegiatan-kegiatan yang hilang dengan kegiatan-kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan, teman pergaulan, serta memenuhi undangan.
2. Tipe tidak Puas
Konflik lahir batin menentang proses ketuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmaniah, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar , mudah tersinggung, menuntut sulit dilayani dan pengkritik.
3. Tipe Pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis gelap dating terang, emgikuti kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
4. Tipe Bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.
Orang lanjut usia dapat pula dikelompokan dalam beberapa tipe yang  tergatung kepada karakter, pengalaman kehidupannya, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya. Tipe ini, antara lain :
1. Tipe optimis 
2. Tipe kontruktif
3. Tipe ketergantungan (dependent)
4. Tipe defensif
5. Tipe militan dan serius
6. Tipe marah/ frustasi (the angry man)
7. Tipe putus asa ; (benci pada diri sendiri) = self heating man
Menurut kemampuannya dalam berdiri sendiri para lanjut usia dapat digolongkan dalam kelompok-kelompok sebagai berikut :
1. Lanjut usia mandiri sepenuhnya
2. Lanjut usia mandiri dengan bantuan langsung keluarganya
3. Lanjut usia mandiri dengan bantuan tidak langsung
4. Lanjut usia dibantu oleh Badan Sosial
5. Lanjut usia Panti Sosial Tresna Werda
6. Lanjut usia yang dirawat di Rumah Sakit
7. Lanjut usia yang menderita gangguan mental.
Kemampuan kemandirian di negara maju, lanjut usia dijelajahi kemampuan untuk melakukan aktifitas normal sehari-hari. Apakah mereka tanpa bantuan dapat bangun, mandi, ke wc, kerja ringan, olahraga, pergi ke pasar, berpakaian rapi, membersihkan kamar, tempat tidur, lemari, mengunci pintu  dan jendela dan lain-lain yang normal dapat dilakukan olehnya. Salah satu faktor yang sangat menentukan adalah keadaan mentalnya yang dapat mengalami apa yang disebut demensia (kemunduran dalam fungsi berfikir).


2.2 Pengertian Gerontologi
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu gerontologi, geriatrik serta keperawatan gerontik, dan keperawatan geriatrik. Gerontologi berasal dari kata geros yang artinya lanjut usia dan logos yang artinya ilmu, berikut adalah beberapa pengertian gerontologi :
1. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai masalah/faktor yang menyangkut lansia.
2. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan masalahnya.
3. Gerontologi adalah pengetahuan yang mencakup segala bidang persoalan mengenai orang berusia lanjut, yang didasarkan pada hasil penyelidikan ilmu antropologi, antropometri, sosiologi, pekerjaan sosial, kedokteran geriatrik, psikiatrik geriatrik, psikologi, dan ekonomi (menurut Pergeri)
4. Gerontologi (Menurut Koziar, 1987) adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua.
5. Gerontologi adalah cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Millier, 1990)
6. Gerontic nursin/gerontological nursingI adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannya pada setiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. 


2.3 Tujuan gerontologi 
Tujuan gerontologi adalah sebagai berikut :
1. Membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya berkaitan dengan proses penuaan
2. Membantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia
3. Mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, baik jasmani, rohani, maupun sosial secara spiritual.
4. Memotivasi dan menggerakkan mesyarakart dalam upaya meningkatkan kesejahteraan lanjut usia.
5. Memenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari.
6. Mengembalikan kemampuan melakukan aktifitas sehari-hari.
7. Mempercepat pemulihan/penyembuhan penyakitinya.
8. Meningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia dan bertugas dalam kehidupan keluarga dan mesyarakat, sesuai dengan keberadaan nya dalam masyarakat.


2.4 Pengertian Geriatrik
Geriatrik, berasal dari kata geros yang artinya lanjut usia dan eatrice yang artinya kesehatan/medikal. Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia sehingga perlu dibedakan pengertian antara gerontologi dan geriatrik, walaupun berobyek sama, yaitu lansia. Banyak para ahli mengemukakan definisi tentang geriatrik antara lain :
1. Geriatrik adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut usia.
2. Geriatrik adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek klinis, preventif, dan terapeutik bagi klien lanjut usia.
3. Geriatrik adalah ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia dan akibatnya pada tubuh manusia. Dengan demikian jelas bahwa aspek geriatrik adalah manusia lanjut usia.
4. Geriatrik adalah bagian ilmu kedokteran yang berfokus tentang pengetahuan penyakit dari kekurangannya pada lanjut usia.
5. Geriatrik adalah cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada masalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia (Black & Jacob, 1997)
6. Geriatric nursing : praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Kozier, 1987).


2.5 Tujuan Geriatrik
Adapun tujuan geriatrik adalah :
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lanjut usia pada taraf yang setinggi-tingginya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental
c. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawta) untuk dapat mengenal dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dari bila mereka menentukan kelainan tertentu.
d. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan keberadaan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
e. Bila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka sudah sampai tetap memberi bantuan yanag simpatik dan perawatan dengan penuh pengertian (dalam akhir kehidupannya, memberi bantuan moral dan perhatian yang meksimal sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang).


2.6 Standar Keperawatan Gerontik 1987 menurut ANA
Semua  pelayanan keperawatan gerontik harus direncanakan, diatur, dan diarahkan oleh perawat eksekutif. Perawat eksekutif memiliki latar belakang pendidikan sarjana atau master dan memiliki pengalaman bidang keperawatan gerontik dan administrasi dalam pelayanan
Perawat berpartisipasi dalam pembuatan dan pengujian teori sebagai dasar untuk keputusan klinis. Perawat menggunakan konsep teoritis sebagai petunjuk klinis . Perawat menggunakan konsep teoritis sebagai petunjuk untuk pelaksanaan praktek keperawatan gerontik yang efektif.
Status kesehatan  lansia dikaji secara teratur, komprehensif , akurat, dan sistematis. Infomasi yang diperoleh selama pengkajian kesehatan mudah diakses dan dibagi dengan anggota tim interdisiplin perawatan kesehatan yang sesuai , termasuk klien lansia dan keluarganya.
Perawat menggunakan data pengkajian kesehatan untuk menentukan diagnosis keperawatan.
Perawat mengembangkan rencana perawatan dalam hubungnnya dengan klien lansia dan orang lain yang tepat. Tujuan bersama, prioritas, pendekatan keperawatan, ukuran-ukuran dalam rencana keperawatan, yang ditujukan untuk kebutuhan terapeutik , preventif, restorative, dan rehabilitatif klien lansia. Rencana keperawatan membantu klien lansia untuk memperoleh dan mempertahankan tingkat kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup tertingginya yang dapat dicapai, serta kematian yang damai. Rencana keperawatan memfasilitasi kesinambungan perawatan sepanjang waktu seiring dengan perpindahan klien ke berbagai lingkungan perawatan sepanjang waktu seiring dengan perpindahan klien ke berbagai lingkungan perawatan, dan diperbaiki jika perlu. Perawat, dengan dibimbing oleh rencana perawatan melakukan intervensi untuk memberikan perawatan dalam rangka memperbaiki kemampuan fungsional klien lansia, dan untuk mencegah komplikasi serta ketidakmampuan yang berlebihan. Intervensi keperawatan berasal dari diagnosis keperawatan dan berdasarkan teori keperawatan gerontik. Perawat secara berkesinambungan mengevaluasi respons klien dan keluarganya terhadap intervensi yang telah dilakukan dalam rangka menentukan kemajuan mencapai tujuan dan untuk memperbaiki data dasar, diagnosis keperawatan dan rencana perawatan. Perawat berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya dengan berbagai latar belakang yang memberikan perawatan kepada lansia. Tim ini mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengevaluasi kefektifan rencana perawatan untuk mengakomodasi kebutuhan perubahan. Perawat berpartisipasi dalam desain riset untuk menghasilkan badan ilmu keperawatan gerontik, menyebarkan temuan riset, dan menggunakannya dalam  praktek. Perawat  menggunakan kode etik yang dimulai oleh ANA
Perawat bertanggung jawab terhadap pengembangan professional dan memberikan kontribusi dalam pertumbuhan professional sebagai anggota tim interdisiplin.
Tujuan :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang semaksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)
5. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia yang berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat mengadapi kematian dengan tenang dan bermartabat.


2.7 Tujuan Pelayanan Kesehatan pada Lansia
Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, dan perawatan lanjut usia serta meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia.
Tujuan :
1. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik dan mental
3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini
4. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan kebebasan yang semaksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal)
5. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian pada lansia yang berada dalam fase terminal sehingga lansia dapat mengadapi kematian dengan tenang dan bermartabat.
Fungsi pelayanan dapat berupa pusat pelayanan sosial lanjut usia, pusat informasi pelayanan sosial lanjut usia, pusat pengembangan pelayanan sosial lansia dan pusat pemberdayaan lansia.


2.8 Pendekatan Perawatan Lanjut Usia
a. Pendekatan Fisik
Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik melalui perhatian terhadap kesehatan, kebutuhan, kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakitnya yang dapat dicegah atau progresivitasnya. Perawatan fisik umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian, yaitu:
1. Klien lanjut usia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam kebutuhannya sehari-hari ia masih mampu melakukannya sendiri.
2. Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat  harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini, terutama tentang hal yang terhubung dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatannya.


b. Pendekatan Psikis
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi dan sahabat yang akrab.
Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bdentuk keluhan agar lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar, simpatik dan service.
Bila ingin mengubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap. Perawat ahrus mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehingga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban. Bila perlu, usahakan agar mereka merasa puas dan bahagia di masa lanjut usianya.


c. Pendekatan Sosial
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama sesame klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi, pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya, perawat dapat menciptakan hubungan sosial, baik antara lanjut usia maupun lanjut usia dengan perawat.
Perawat memberi kesempatan seluas-luasnya kepada lanjut usia untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi. Lansia prlu dirangsang untuk membaca surat kabar dan majalah.
Dengan demikian, perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi, baik dengan sesama mereka maupun petugas yang secara lansung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, termasuk asuhan keperawatan lansia dipanti sosial tresna wherda.


2.9 Tempat yang dapat Dijadikan Sebagai Aspek Pelayanan Bagi Lansia
1. Pelayanan Sosial di Keluarga Sendiri
Home care service merupakan bentuk pelayanan sosial bagi lanjut usia yangdlakukan di rumah sendiri atau dalam lingkungan keluarga lanjut usia. Tujuan pelayanan yang diberikan adalah membantu keluarga dalam mengatasi dan memecahkan masalah lansia sekaligus memberikan kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarganya. Pelayanan ini dapat diberikan oleh:
a.       Perseorangan : perawat, pemberi asuhan
b.      Keluarga
c.       Kelompok
d.      Lembaga / organisasi sosial
e.       Dunia usaha dan pemerintah
Jenis pelayanan yang diberikan dapat berupa bantuan makanan, bantuan melakukan aktivitas sehari-hari, bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan, penyuluhan gizi. Pelayanan diberikan secara kontinu setiap hari, minggu, bulan dan selama lansia atau keluarganya membutuhkan.


2. Foster Care Service
Pelayanan sosial lansia melalui keluarga pengganti adalah pelayanan sosial yang diberikan kepada lansia di luar keluarga sendiri dan di luar lembaga. Lansia tinggal bersama keluarga lain karena keluarganya tidak dapat memberi pelayanan yang dibutuhkannya atau berada dalm kondisi terlantar.
Tujuan pelayanan ini adalah membantu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah yang dihadapi lansia dan keluarganya. Sasaran pelayanannya adalah lansia terlantar, tidak dapat dilayani oleh keluarganya sendiri.
Jenis-jenis pelayanan yang diberikan dapat berupa :
a. Bantuan makanan, misalnya menyiapkan dan member makanan
b. Peningkatan gizi
c. Bantuan aktivitas
d. Bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan
e. Pendampingan rekreasi
f. Olah raga dsb


3. Pusat Santunan Keluarga (pusaka)
Pelayanan kepada warga lansia ini diberikan di tempat yang tidak jauh daritempat tinggal lansia. Tujuan pelayanan ini adalah membantu keluarga/lanjut usia dalam mengatasi permasalahan, memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah lansia sekaligus member kesempatan kepada lansia untuk tetap tinggal di lingkungan keluarga.
Sasaran pelayanan adalah lansia yang tinggal/berada dalam lingkungan keluarga sendiri atau keluarga pengganti. Lansia masih sehat, mandiri tetapi mengalami keterbatasan ekonomi.


4. Panti Sosial Tresna Wherda
Institusi yang member pelayanan dan perawatan jasmani, rohani, sosial dan perlindungan untuk memenuhi kebutuhan lansia agar dapat memiliki kehidupan secara wajar.
Pelayanan yang diberikan dalam bentuk kegiatan, antara lain:
Kegiatan rutin
a. Pemenuhan makan 3x/hari
b. Senam lansia (senam pernafasan, senam jantung, senam gerak latih otak dsb)
c. Bimbingan rohani/keagamaan sesuai dengan agama
d. Kerajinan tangan (menjahit, menyulam, merenda).
e. Menyalurkan hobi (bermain angklung, menyanyi, karaoke, berkebun).


Kegiatan waktu luang
a. Bermain (catur, pingpong)
b. Berpantun/baca puisi
c. Menonton film
d. Membaca Koran


2.10 Prinsip Pelayanan pada Lansia
Dalam memberi asuhan keperawatan pada lansia, dilaksanakan dengan memperhatikan beberapa prinsip:
a. Tidak memberi stigma, pada dasarnya proses menua disertai masalah seperti kesepian, berkurang pendengaran, kurangnya penglihatan dan lemah fisik. Hal tersebut merupakan proses alamiah.
b. Tidak mengucilkan
c. Tidak membesar-besarkan masalah
d. Pelayanan yang bermutu
e. Pelayanan yang cepat dan tepat
f. Pelayanan secara komprehensif
g. Menghindari sikap belas kasihan
h. Pelayanan yang efektif dan efesien
i. Pelayanan yang akuntabel.


2.11 Pemeliharaan dan Pelayanan Lansia
Pelayanan lansia (termasuk pelayanan kesehatan dan perawatan) mempunyai tujuan kesejahteraan dan kemampuan lansia. Oleh karena itu, pelayanan keperawatan harus diberikan kepada lansia, baik dalam dalam keadaan sehat maupun sakit dengan membantu mempertahankan dan memberi semangat hidup mereka.


Sasaran upaya pelayanan kesehatan dan kesejahteraan lansia adalah:
1. Langsung
lanjut usia aktif
a. komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai gizi, kesehatan dll
b. mempertahankan kesehatan agar tetap mandiri
lanjut usia pasif (pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, asuhan keperawatan.
2. Tidak lansung
a. keluarga lansia, masyarakat di lingkungan lansia, organisasi sosial masyarakat
b. pemeliharaan kesehatan masyarakat di PSTW pada umumnya dilaksanakan oleh petugas kesehatan puskesmas secara berkala
c. keperawatan lansia yang sakit, lansia yang mengalami sakit yang cukup serius dan perlu dirawat secra intensif, dirujuk ke rumah sakit yang lebih bagus.


Lansia yang sehat secara fungsional masih bisa mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Aktivitas sehari-hari maish penuh dan mampu merawat diri sendiri. Asuhan keperawatan yang diperlukan adalah pencegahan primer yang mengutamakan peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit.





BAB III
PENUTUP


3.1 Kesimpulan
Tipologi manusia lanjut dapat dibagi menjadi orang yang berbudi santosa dan orang yang lemah. Ada pula yang membagi menjadi tipe mandiri, tidak puas, pasrah dan bingung. Sedangkan gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai masalah/faktor yang menyangkut lansia. Gerontic nursing/gerontological nursing adalah spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan perannyapada setiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif. Tujuan gerontologi antara lain membantu individu lanjut usia memahami adanya perubahan pada dirinya berkaitan dengan proses penuaan, membantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia, mempertahankan, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia, baik jasmani, rohani, maupun sosial secara spiritual. Geriatrik, berasal dari kata geros yang artinya lanjut usia dan eatrice yang artinya kesehatan/medikal. Banyak para ahli mengemukakan definisi tentang Geriatrik adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut usia. Dimana kita masih menganut Standar Keperawatan Gerontik 1987 menurut ANA, yaitu Semua  pelayanan keperawatan gerontik harus direncanakan, diatur, dan diarahkan oleh perawat eksekutif. Tempat yang dapat dijadikan sebagai aspek pelayanan bagi lansia yaitu Pelayanan Sosial di Keluarga Sendiri, Foster Care Service, Pusat Santunan Keluarga (pusaka), Panti Sosial Tresna Wherda yang semua tempat-tempat tersebut akan menajdi bait apabila sang lansia itu sendiri menyadari dan berkemauan sendiri untuk tinggal di tempat tersebut, sebaliknyajika tidak adanya kemauan dari sang lansia ituswndiri maka akan berdampak negatif pada lansianya itu sendiri.


3.2 Saran 
Penulis memberi saran kepada :
a. Mahasiswa STIKes Santo Borromeus agar mampu memahami dan dapat mengaplikasikan segala yang ada dalam makalah ini di dalam lingkungannya sehingga dapat memberikan pelayanan pada lansia secara komprehensif untuk bekal menjadi perawat yang profesional
b. Para pembaca agar dapat mengetahui dan memahami lansia dan tujuan perawatan lansia sehingga dapat mempertahankan kesehatan lansia.




DAFTAR PUSTAKA


http://nerssociety.blogspot.com/2011/10/model-pelayanan-perawatan-lansia.html   diunduh 24 Maret 2012 pukul 15:20 WIB 
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/pengertian-tipologi/ diunduh 24 Maret 2012 pukul 15:40 WIB 
http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/lansia/ diunduh 24 Maret 2012 pukul 15:41 WIB
Nugroho, Wahjudi SKM.2000.Keperawatan Gerontik Edisi 2 Cetakan 1.Jakarta:EGC
Nugroho, Wahjudi SKM.2008.Keperawatan Gerontik Edisi32 Cetakan 1.Jakarta:EGC
Darmojo, Boedi, Martono Hadi.1999.Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.F.K.U.I




















2 komentar:

  1. salam kenal ...
    Artikelnya sangat bermanfaat untuk kami...
    Kalau di surabaya apakah ada informasi tentang sanggar senam yang favorit, dan dimana tempat yang menjual baju senam terbaru disini?, trims infonya :)

    BalasHapus
  2. gr5 titanium - iTanium Arts
    You'll be able to get to your job in titanium watch band a few 4x8 sheet metal prices near me hours of the day. Gr5Ti titanium chainmail makes the perfect fit for this micro touch titanium trimmer one. It cobalt vs titanium drill bits is the best Titanium art and design available on

    BalasHapus