Jumat, 15 Juni 2012

Hal Membuat Pria Yakin terhadap Cinta Wanita


 – Berbagai wanita di penjuru dunia pasti bertanya dalam hatinya, seorang pria memilih pasangan untuk hidup selamanya pasti ada wanita pilihan di hatinya. Bagaimana pendapat kalian masyarakat Indonesia tentang seorang pria yang pilih – pilih pasangan dari rupa, sikap, dan perasaan.


Seorang penulis yang bernama Christian Carter, penulis buku “Catch Him & Keep Him” membagi beberapa hal yang pria yakin terhadap wanita untuk dinikahi diantaranya.


Pria merasa memenagkan anda
Seseorang pria yang mempunyai daya cinta yang luar biasa pasti akan puas akan kemengan akan hati seorang wanita. Contoh seperti ini merupakan pria yang patut untuk cowok Indonesia turuti.


Pria merasa anda menerima apa adanya
Banyak hubungan cinta seoarang pria yang menyerah di jalan karena pasangan ingin mengubah dirinya. Saat pria diminta untuk merubah jadi berbeda dan lebih baik, mereka akan merasa bersalah akan dirinya sendiri, dia akan tidak nyaman dan memutuskan untuk mengakhirinya.


Dan sebaliknya, jika anda menerima pria tersebut apa adanya niscaya pria tersebut akan menyesuaikan diri dengan anda, nyaman, dan bertekuk lutuk kepada anda.


Pria merasa anda mengerti dia
Kebanyakan pria cenderung enggan menceritakan perasaan. Mungkin karena pria tersebut kurang yakin dengan anda. Jika keyakinan pria tersebut sudah bulut untyuk menikahi anda, pasti pria tersebut akan menceritakn perasaan dan saling terbuka dengan anda.


Jika pria sudah mengungkap semua rasa dan perasaan terhadap anda, tugas anda adalah memberikan nasihat dan sebagai pendengar yang baik.


Pria merasa hidup lebih baik bersama anda
Pria akan terdorong untuk lebih dekat dengan seorang wanita dan menghabiskan lebih banyak waktu dengannya, sebagai hasil dari pengalaman. Artinya, ketika ia merasa mendapat banyak pengalaman positif saat bersama wanita, hidupnya akan terasa lebih baik dan ia akan mempertahankannya. Hal inilah yang membuat pria, tak ingin kehilangan kehidupan positif yang sudah didapatkannya.


Nah semoga kulasan informasi hal yang membuat pria yakin terhadap cinta wanita bisa bermanfaat untuk anda dan membuka hati anda betapa pentingnya hubungan cinta antar manusia.Dan semoga cinta Anda berdua memang benar benar ada di hati kalian berdua...

Fakta Terbaru Seputar Ciuman


– Seperti penganti baru yang tidak lepas dari ciuman, sebagaian masyarakat berpendapat ciuman merupakan kebiasaan ritual saat memulai hubungan intim. Jika pada awal ciuman sudah menunjukan kasih sayang yang mendalam timbullah rasa gairah seksual yang membuat para pasangan mabuk kepayang.

Walaupun ciuman bisa dikatakan kebiasaan ritual, keunikan dan fakta terbaru seputar ciuman ternyata bukan hanya membuat hubungan menjadi hangat namun ada juga yang berpendapat ciuman bisa membakar kalori. Adapun kebiasaan unik seputar ciuman, bisa anda dapatkan di blogiztic sekarang juga.

Ciuman mendatangkan kalori
Perlu anda tahu para pembaca blogiztic, berciuman selama 1 menit dikabarkan mampu membakar 26 kalori di dalam tubuh kita.

Mata pria saat berciuman
Perbandingan persen pria dalam menjaga mata saat berciuman ada yang 7 persen tetap terbuka dan 93 persen pria menutup- mata.

Menvisualisasikan wanita
Biasanya saat berciuman, seorang pria menvisualisasikan wanita sebagai ratu yang lebih diutamakan.

Warna pasangan sama
Katanya, seorang pasangan jika memiliki kesamaan rambut sama dikala berciuman akan menyimpan gairah.

Gaya ciuman mesir
Tahukah anda gaya ciuman mesir bagaimana. Gaya ciuman mesir bukan pada umumnya. Mereka lebih terbiasa dan selalu mempergunakan hidung sebagai medianya.

Pencegah kulit keriput
Kebiasaan berciuman ternyata menyimpan khasiat. Dikabarkan berciuman dapat mencegah keriput kulit. Ini semua bisa dikarenakan adanya otot-otot wajah yang bekerja aktif dikala anda dan pasangan sedang berciuman.

sumber bacaan : http://www.blogiztic.net/info/cinta/fakta-terbaru-seputar-ciuman.html

Sifat dan Karakter Kesempurnaan Pria Sejati


aku baru baca nich...
mau berbagi...




 – Apakah yang anda nilai dari kesempurnaan seorang pria. Bermacam-macam para pembaca blogiztic menilai seorang pria bisa karena faktor fisik, harta dan perilakuknya. Mungkin sebagian besar populernya penilaian pria bisa dilihat dari fisiknya, namun apakah ada sifat kesempurnaan pada diri pria.


Berbagai situs di internet menampilkan kulasan menarik sifat dan sikap kesempurnaan pria sejati. Blogiztic akan mengulas sifat dan sikap kesempurnaan pria sejati sebagai berikut.


Suara sexy pria sejati
Tahukah para pembaca blogiztic, biasanya pria memiliki suara bariton saat bangun pagi. Sedangkan wanita di saat bangun pagi hanya bisa mengeluarkan suara seperti katak yang bernyanyi. Suara dan perkataan pria yang mengucapkan “selamat pagi” bisa dinilai lebih bermakna dan berkesan. Tidak jarang pria menghabiskan masa bangun pagi dengan ucapan mesra terhadap wanita pasangan.


Pelukan hangat pria sejati
Memang benar dan nyata akan kebenarannya, seorang pria yang benar-benar tulus mencintai wanita pasangannya dengan cara memeluk membuatnya merasa nyaman dan aman.


Sanjungan pria sejati
Biasanya seorang pria akan melontarkan pertanyaan yang sudah lama untuk diperbincangkan, namun pertanaan ini penuh arti dan makna yang membuat wanita jatuh hati kepadanya, seperti anda mengucapkan “apakah arti makna cinta pertama“.


Kemampuan pria dalam meluluhkan wanita pasangan
Perlu anda tahu para pembaca blogiztic, Memang dalam situasi apapun hati wanita membutuhkan kasih sayang dan perhatian lebih dari pria pasangannya. Dalam masalah perhatian, pria bisa menjadi jagonya.

KHASIAT DAN MANFAAT ASMA’UL HUSNA


AR-RAHMAN (Yang Maha Pengasih)
Dialah Allah yang mengasihi semua mahluk ciptaan-Nya tanpa kecuali. Semua mahluk yang melata, yang besar maupun kecil didarat, laut dan udara dan semua manusia baik yang ber-iman maupun tidak, yang baik maupun jahat semuanya dikasihi secara adil dan merata. Karena kasih sayang Allahlah kita dan semua mahluk yang ada dibumi ini dapat hidup terus menerus sampai datang ajal yang telah ditetapkan. Dengan kasih sayang-Nya ia mencukupkan semua kebutuhan hidup semua mahluk dialam semesta. Dengan kasih sayangnya ia menjadikan bumi ini sebagai suatu tempat yang nyaman dan aman untuk dihuni oleh berbagai mahluk hidup. Hanya saja limpahan kasih sayang ini hanya diberikan Allah pada semua mahluk selama hidup didunia saja, di akhirat kelak kasih sayang ini hanya diberikan kepada orang ber-iman yang menjadi penghuni syurga. Penghuni Neraka tidak lagi merasakan kasih sayang yang mereka dapatkan selama hidup didunia, karena mereka selama hidup didunia kafir dan engkar pada-Nya.

Khasiatnya

Menenangkan dan menentramkan hati
Jika ada diantara anda yang selalu merasa gelisah, cemas dan terus menerus merasa tertekan, bacalah kalimat ini sebanyak banyaknya. Ketika membaca kalimat ini rasakan kasih sayang Allah, bayangkan betapa kasih sayang Allah yang telah anda nikmati selama ini, anda tumbuh sejak kecil hingga dewasa dalam kasih sayang ibu, bapa dan semua keluarga yang mengasihi. Jika anda tidak pernah merasakan kasih sayang karena berada ditengah keluarga yang memang hidup keras penuh kebencian, bacalah kalimat ini sambil merindukan sifat kasih sayang Allah. Rasakan kasih sayang Allah didalam hati dengan sepenuh jiwa baca kalimat ini sebanyak banyaknya 100x, 200x 300 x atau lebih. Insya Allah lingkungan anda akan berubah, suasana runyam akan berubah menjadi aman, atau bisa saja karena sesuatu dan lain hal yang tidak anda mengerti anda pindah kesuatu tempat yang menimbulkan rasa aman dan nyaman.

Mengharmoniskan rumah tangga
Jika karena sesuatu hal rumah tangga anda dilanda kekalutan dan prahara, mungkin suami atau istri yang selingkuh, anak menjadi brandalan dan sering berurusan dengan polisi. Selalu terjadi keributan dan perang mulut didalam rumah tangga akibat hal yang sepele, rumah terasa panas bagai dalam bara api, tiada hari tanpa adu mulut dan cekcok. Bacalah kalimat Ar-Rohman ini sebanyak banyaknya setiap selesai sholat. Kalau bisa lakukan dengan teknik penahanan napas, ketika menahan napas baca ” yaa rahman..” ketika menghembuskan napas baca do’a mohon diberikan kedamaian dan rasa kasih sayang diantara sesama anggota keluarga. (Tata cara dzikir pernapasan Asma’ulhusna dapat anda pelajari pada artikel di blog ini dengan judul “Dzikir Pernapasan asma’ulhusna “). Lakukan ini terus menerus , sampai Allah mengabulkan permohonan anda. Jangan pernah putus asa dalam memohon pada Allah, Dia pasti mengabulkan permohonan orang yang memohon pada-Nya.

Menimbulkan simpati orang lain
Jika anda rutin mewiridkan bacaan “Ar –Rahman ” setiap hari setelah selesai sholat wajib, tubuh anda akan memancarkan aura rasa kasih, yang menimbulkan rasa nyaman dan menyenangkan orang yang berada disekitar anda. Hal tersebut menimbulkan rasa simpati setiap orang yang baru berjumpa dengan anda. Insya Allah anda akan mendapat kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang disekitar anda, jika anda sebagai pedagang, pengusaha, pebisnis atau pekerjaan lain yang memerlukan komunikasi dengan banyak orang, niscaya anda akan mendapat kemudahan yang banyak dalam menjalankan usaha anda. Baca Ar-Rahman ini minimal 100 kali setiap selesai sholat. Semakin banyak semakin besar pengaruhnya pada aura yang anda pancarkan.

Dikasihi dan dicintai Allah sepanjang waktu
Rutin melakukan wirid kalimat ” Ar Rahman ” ini juga akan menimbulkan sifat kasih sayang pada diri pelaku, sesuai dengan sifat pengasih Allah pada semua mahluk-Nya. Rasa kasih yang memenuhi jiwa akan menghilangkan sifat buruk seperti pemarah, pendendam, dengki, curang, khianat dan lain sebagainya. Sifat kasih yang muncul akan menambah kecintaan Allah padanya. Insya Allah hidupnya selalu berada dalam cinta kasih Allah sepanjang waktu didunia maupun akhirat, terbebas dari kesukaran, kesempitan dan kegelapan hidup didunia dan akhirat.




AR-RAHIM (Yang Maha Penyayang)
Dialah yang Maha Penyayang . Rahmat dan rasa kasih sayang-Nya hanya khusus diberikan kepada hamba yang ber-Iman. Dengan sifat Rahimnya ia menunjuki orang yang ber-Iman kejalan yang lurus, terpelihara dari perbuatan dosa dan maksiat yang menimbulkan kemurkaan Allah. Orang yang mendapatkan kasih sayang dari sifat Allah yang Rahim akan merasakan kebahagiaan, kenikmatan, keiklasan ketulusan yang murni. Bukan kebahagian atau kenikmatan palsu sebagaimana yang diperoleh kebanyakan manusia didunia ini. Sifat Rahim ini berlaku terus menerus selama hidup didunia maupun diakhirat. Inilah kasih sayang abadi yang dirasakan khusus oleh orang yang ber-iman kepada Allah dan kehidupan akhirat.

Khasiatnya

Membangkitkan daya tarik yang luar biasa
Jika anda rutin mewiridkan kalimat ” Yaa Rahim ” setiap hari minal 100x setelah sholat wajib maka tubuh anda akan memancarkan aura positip yang menimbulkan daya tarik bagi setiap orang yang dekat dengan anda. Aura positip itu akan melunturkan dan meluluhkan hati orang yang semula berniat buruk pada anda. Orang disekitar anda merasa tertarik dan sayang pada anda , mereka selalu berusaha menyenangkan hati anda. Sebaiknya wirid kalimat ar-Rahim selalu digandengkan dengan ” ya Rahman” karena kedua asma’ulhusna ini memiliki karakter yang sama, sehingga pengaruhnya akan saling memperkuat. Insya Allah anda akan mendapat banyak kemudahan dalam berkomunikasi dengan orang disekitar anda, yang selanjutnya akan memperlancar urusan bisnis dan usaha anda.

Menarik hati seseorang
Jika anda hendak memikat dan menarik hati seseorang dengan tujuan yang positip, misalnya melobi rekan bisnis, atasan atau pejabat yang mengambil keputusan terhadap proposal atau barang dagangan yang anda tawarkan, bacalah kalimat “Ar –rahim tersebut sebanyak banyaknya setiap selesai sholat, 300x, 500x atau 700x. Lakukan tehnik penahanan napas ketika membaca kalimat “Ar Rahiim”, dan baca do’a agar apa yang anda inginkan disetujui ketika menghembuskan napas. Lakukan sampai hajat dan apa yang anda inginkan terkabul. Jika anda belum juga mendapatkan apa yang anda inginkan tetaplah bersabar dan istiqomah, serahkan keputusannya pada Allah, Dia pasti memilihkan yang paling baik bagi anda.

Memikat pria/wanita idaman
Amalan wirid seperti diatas (b) juga bisa digunakan untuk memikat hati wanita/pria idaman. Lakukan sholat istikharah 2 rakaat selama beberapa malam berturut-turut hingga anda mendapat ketetapan hati. Selesai sholat baca wirid yaa rahman sebanyak 300, 500 atau 700x, lakukan tehnik penahanan napas ketika membaca asma’ulhusna, dan ketika menghembuskan napas baca do’a:” Ya Allah jika dia (sebut nama wanita/pria yang anda idamkan) cocok untuk agama, kehidupan dunia dan akhirat hamba jadikanlah hati kami saling tertarik dan mengasihi. Mudahkan urusan perjodohan kami dengan semudah-mudahnya, jadikan semua pihak ridho dengan hubungan kami” . Lakukan wirid ini dengan sabar, serahkan putusannya pada Allah. Jika kenyataan yang terjadi ternyata berlawanan dengan do’a yang anda ucapkan berarti dia tidak cocok untuk anda , dan yakinlah Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Wirid Ar-Rahiim ini juga akan membebaskan anda dari rasa cinta yang berlebihan dan bayangan kekasih anda yang terus membayang sehingga menimbulkan kerinduan yang membabi buta yang dapat berakibat buruk bagi anda.

Dicintai dan disayang Allah didunia dan akhirat
Mewiridkan kalimat “Ar-Rahim ” ini setiap hari secara rutin akan menimbulkan sifat rahim didalam diri pelaku. Sama seperti Ar-Rahman wirid Ar Rahim juga akan menghilangkan watak buruk seperti pemarah, pendendam, dengki, curang, khianat dan lain sebagainya. Sebaiknya wirid kalimat Ar-Rahim selalu digandengkan dengan Ar-Rahim karena kedua Asma’ ini akan saling bantu menanamkan sifat kasih sayang pada diri anda, yang pada akhirnya juga akan menambah kecintaan Allah pada anda didunia maupun diakhirat.



AL-MALIK (Yang maha Merajai)
Dialah yang merajai segala Raja dan Orang yang berkuasa di bumi ini. Dia yang menguasai segala kekuasaan yang ada dibumi ini bahkan diseluruh alam semesta, semua jabatan, kekuasaan, kewenangan, kedudukan dan kemuliaan ada dibawah kekuasaan-Nya. Tidak ada yang lebih berkuasa daripada-Nya. Jika didunia ini kita banyak menjumpai orang yang berkuasa, memiliki kewenangan dan jabatan yang tinggi, memiliki kewenangan dan kekusaan mengatur segala sesuatu, maka Allah lebih kuat dan lebih berkuasa dari semua itu. Sebagai yang paling berkuasa diseluruh jagat semesta raya, maka Dialah yang kuasa pula mencabut dan memberi kekuasaan pada siapa yang dikehendakiNya

Khasiatnya

Membangkitkan wibawa dan daya kepemimpinan
Apabila seseorang mewiridkan membaca” Yaa Malik” sebanyak banyaknya atau minimal 100 x secara rutin setiap hari seudah sholat wajib, niscaya Allah akan membangkitkan sifat kepemimpinan padanya. Setiap orang akan merasa segan dan tunduk padanya, gerak geriknya berwibawa, ucapannya mengadung pengaruh yang menyebabkan orang cenderung untuk tunduk dan mematuhinya. Wirid ini sangat baik dilakukan oleh orang yang mempunyai kedudukan, jabatan atau kewenangan dalam mengatur dan mengendalikan sesuatu misalnya organisasi, perusahaan, atau suatu jabatan dalam pemerintahan.

Memudahkan meniti karir atau meraih jabatan tertentu
Bagi anda yang memiliki ambisi untuk meraih kedudukan atau jabatan tertentu dalam perusahaan, organisasi maupun pemerintahan, lakukan wirid membaca “yaa Malik sebanyak banyaknya 300, 500 atau 700 x setelah sholat. Lakukan tehnik penahanan napas ketika membaca ” Yaa Malik ” sebagaimana yang telah dijelaskan dalam artikel ” Dzikir Pernapasan asma’ulhusna “sebanyak 33x, hembuskan napas perlahan sambil membaca surat Ali Imran ayat 26-27:



26- Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

27- Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).” ( Ali Imran 26-27)

Anda lakukan wirid membaca “Yaa Malik ” dengan kelipatan 33x, gunakan alat bantu tasbih 33×3 untuk menghitung, pada hitungan ke 99 cukupkan menjadi 100. Baca ” yaa Malik dalam hati sebanyak 33x sambil menahan napas, kemudian hembuskan napas sambil membaca surat Ali Imran ayat 26-27, atau diselingi dengan do’a agar Allah berkenan menolong mendapatkan jabatan yang anda inginkan. Lakukan setiap hari hingga Allah memberi keputusan pada anda mendapat jabatan tersebut, atau menggantikannya dengan jabatan lain yang lebih baik. Serahkan semua keputusan pada Allah, Dia lebih tahu apa yang paling baik untuk anda.

Mendapat kemuliaan dihari berbangkit
Orang yang rutin mewiridkan kalimat ” yaa Malik “, dihari berbangkit atau di Padang Mahsyar kelak akan dijadikan Allah sebagai orang yang mulia dan terhormat, Allah akan memperlakukannya sebagai raja yang mulia, bebas dari kekalutan, kehinaan dan kepanikan yang banyak dialami manusia dihari itu. Allah memuliakannya sebagaimana ia memuliakan Allah selama hidup didunia. Jika didunia ini kita banyak menjumpai orang yang berkuasa dan memilkiki kewenangan melakukan sesuatu, maka di Padang Mahsyar Dialah Allah penguasa Tunggal, tidak ada yang berkuasa selain Dia, dihari itu Dia akan memberi kemuliaan dan penghormatan kepada siapa yang dikehendaki. Orang yang selalu mewiridkan yaa Malik sepanjang hidupnya akan mendapat kemuliaan para Raja dihari itu.

doa agar enteng jodoh




~ SUPAYA MAMPU MENIKAH~
"Dan kawinlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, Jika mereka miskin , 
Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas 
(karunianya) lagi maha mengetahui " (QS An-Nuur : 32)


Disamping miskin harta , ada pula jenis-jenis "miskin" lainnya yang menjadikan sebagian diantara kita belum mampu menikah . Diantaranya
"Miskin hati" ( misal : sulit mencintai) ,
"Miskin Jiwa" ( Misal : takut berumah tangga) dan
"Miskin akal " (misal kurang mampu mengatasi sebelum kemampuan untuk menikah).
Namun apapun jenis kemiskinan kita , Karunia Allah akan menjadikan kita mampu menikah. Sebab Allah itu maha luas karunia-Nya.


Oleh karena itu , kalau anda menghendaki karunia Allah tsb, sehingga mampu menikah, silahkan ucapkan dzikir :
Wallaahu Waaii'un 'aliim"
(Dan Allah Maha luas karunianya) lagi Maha mengetahui ( Qs An-nuur : 32)


~SUPAYA MEMPEROLEH JODOH~


"Dan Allah menjadikan bagi kamu jodoh-jodoh dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu jodoh-jodoh kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu dan memberimu rezeki dari yang baik-baik (Qs An-Nahl : 72)


"(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(QS As-Syuura: 11)


Jelaslah Allah telah menyediakan jodoh bagi kita. Untuk memperoleh jodoh bisa kita ucapkan dzikir :


"Wallaahu Ja'ala lakum min anfusikum Azwaaja"
(Dan Allah menjadikan bagi kamu jodoh-jodoh dari jenis kamu sendiri (QS An-Nahl : 72)


"Wa Huwas samii'ul bashiir "
(Dan Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat) (QS Asy-syuura : 11)


~SUPAYA DIPILIHKAN ALLAH JODOH TERBAIK~


Allah telah memberi jodoh bagi kita masing-masing tapi seringkali bingung mau milih yang mana, maka Menurut sebuah hadist yang diriwatkan Bukhari, Ahmad dll, dari Jabir bin Abdullah ra, Rasulullah menuntun kita dengan Doa' sebagai berikut :


" Allaahumma Innii Astakhiiruka bi 'ilmika , Wa astaqdiruka biqudratika "
(Ya Allah sesungguhnya aku memohon pilihan (yang terbaik) kepada Engkau dengan ilmu (yang ada pada)-Mu dan aku memohon kekuasaan-Mu ( untuk menyelesaikan urusanku) dengan kodrat-Mu)


Wa as-aluka min fadhlikal 'azhiimi , fa innaka taqdiru wa laa aqdiru , wa ta'lamu wa laa a'lamu , wa anta 'allaamul ghuyuub 
(Dan aku memohon kepada-Mu sebagian karunia-Mu yang agung , karena sesungguhnya Engkau Maha kuasa sedangkan aku tidak berkuasa , dan Engkau Maha Tahu sedangkan aku tidak tahu, dan Engkau maha Mengetahui perkara yang gaib )


"Allaahumma ,in kunta ta'lamu anna hadzal amra khoyrullii fii diinii wa ma'aasyii wa 'aaqibati amrii , faqdurhu lii , wa yassirhu lii , tsumma baarik lii fiih".
(Ya Allah , sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih baik untuk diriku , agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih baik pula) akibatnya ( didunia dan diakhirat) , maka takdirkanlah dan mudahkanlah urusan ini bagiku, kemudian berkahilah aku dalam urusan ini .)


"Wa in Kunta ta'lamu anna hadzal amra syarrul lii fii diinii wa ma 'aasyii wa 'aaqibati amri, fashrifhu 'annii, washrifnii 'anhu , waqdur liyal khayra haytsu kaana , tsumma radhdhinii bih"
( Dan sekiranya Engkau tahu bahwa urusan ini lebih buruk untuk diriku, agamaku, dan kehidupanku, serta (lebih buruk pula ) akibatnya ( didunia dan akhirat), maka jauhkanlah urusan ini dariku , dan jauhkanlah aku dari urusan ini, dan takdirkanlah kebaikan untukku dimanapun. kemudian jadikanlah aku ridha menerimanya).


~ DOA MENDAPATKAN JODOH ~


"Rabbana hablana min azwaajina, wa dzurriyyatina qurrata a'yuniw, waj'alna lil muttaqiena imaamaa."
Artinya:
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami jodoh-jodoh kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa." (QS 25:74)


~ DOA AGAR DIMUDAHKAN MENDAPATKAN JODOH ~


"ROBBI LAA TADZARNI FARDAN WA ANTA KHOIRUL WAARITSIN".
Artinya:
"Ya Allah janganlah engkau tinggalkan aku seorang diri dan engkau sebaik-baiknya dzat yang mewarisi".


~ DOA BAGI LAKI-LAKI YANG BERHARAP JODOH~


"ROBBI HABLII MILLADUNKA ZAUJATAN THOYYIBAH AKHTUBUHA WA ATAZAWWAJ BIHA WATAKUNA SHOOHIBATAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH".
Artinya:
"Ya Robb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat".


~ DOA BAGI WANITA YANG BERHARAP JODOH~


"ROBBI HABLII MILLADUNKA ZAUJAN THOYYIBAN WAYAKUUNA SHOOHIBAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH".
Artinya:
"Ya Robb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia & akhirat".


ALLAAHUMMAFTAHLII HIKMATAKA WANSYUR 'ALAYYA MIN KHOZAA INI ROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN".
Artinya:
"Ya Allah bukakanlah bagiku hikmah-Mu dan limpahkanlah padaku keberkahan-Mu, 
wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang".


"ROBBI INNII LIMAA ANZALTA ILAYYA MIN KHOIRIN FAQIIR".
Artinya:
Ya Robb, sesungguhnya aku sangat memerlukan suatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku". 
(Q.S. 28 : 24)


"HASBUNALLOOH WANI'MAL WAKIIL NI'MAL MAULA WANI'MAN NASHIIR".
Artinya:
"Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung, Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong".
 (Q.S. 3 : 173 & 8 : 40).


"ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAAJINAA WADZURRIYYAATINAA QURROTA A'YUN WAJ 'ALNAA LIL MUTTAQIINA IMAAMAA".
Artinya:
"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri2 kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang2 yang bertakwa". (Q.S. 25 : 74)


cuplikan dari : http://kata-kata-hikmah2.blogspot.com/2010/01/doa-agar-enteng-jodoh.html 

Peran Dan Fungsi Perawat Sebagai Sebuah Profesi dalam Pelayanan Keperawatan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.
Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik.


1.2 Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat sebagai sebuah profesi dalam pelayanan kesehatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa STIKes Santo Borromeus dapat mengetahui dan memahami peran perawat
b. Mahasiswa STIKes Santo Borromeus dapat mengetahui dan memahami fungsi perawat
c.     Mahasiswa STIKes Santo Borromeus dapat mengetahui dan memahami sebuah profesi , menurut kelompok.

1.3 Manfaat Makalah
Bermanfaat untuk membantu serta membimbing mahasiswa dalam belajar memahami konsep mengenai. Selain itu juga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa yang sedang belajar tentang

1.4  Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab;
BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan makalah, manfaat makalah, sistematika makalah dan metoda teknik penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis yang meliputi berbagai teori dan konsep mengenai
BAB III Penutup meliputi Kesimpulan dan saran yang terakhir daftar pustaka.

1.5 Metode dan Teknik Penulisan
Studi literature atau kepustakaan : meliputi bahan-bahan bacaan dari berbagai sumber yang bersangkutan dari buku perpustakaan dan website.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.

Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan kewenanganya.(Depkes RI,2002).

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.

Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala  aktifitas  yang di lakukan  berguna  untuk  pemulihan  Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di  miliki,  aktifitas  ini  di  lakukan  dengan  berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk

Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Perawat menurut PP No. 32 th 1996 ttg tenaga kesehatan
Seseorang yang telah lulus dan mendapatkan ijazah drpendidikan kesehatan yang diakui pemerintah.
Tenaga keperawatan adalah Perawat dan Bidan


2.2        Peran Perawat
Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan. Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan social baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
- Elemen Peran Perawat :
Menurut Lokakarya Nasional keperawatan  1983, peran perawat di Indonesia disepakati sebagai;
Pelaksana pelayanan keperawatan
Pengelola dalam bidang pelayanan
Keperawatan dan institusi pendidikan.
Pendidik
Peneliti

Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memeperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks. Sepuluh faktor Asuhan dalam Keperawatan :
1. Menunjukkan system nilai kemanusian dan altruisme.
2. Memberi harapan dengan :

  • Mengembangkan sikap dalam membina hubungan dengan klien
  • Memfasilitasi untuk optimis
  • Percaya dan penuh harapan

3. Menunjukkan sensivitas antara satu dengan yang lain.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya : komunikasi efektif, empati, dan hangat.
5. Ekspresi perasaan positif dan negative melalui tukar pendapat tentang perasaan.
6. Menggunakan proses pemecahan mesalah yang kreatif
7. Meningkatkan hubungan interpersonal dan proses belajar mengajar
8. Memeberi support, perlindungan, koreksi mental, sosiokultural dan lingkungan spiritual
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
10. Melibatkan eksistensi fenomena aspek spiritual.

Peran Sebagai Advokat ( Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.

           Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.

Hak-Hak Klien antara lain :
Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
Hak atas informasi tentang penyakitnya
Hak atas privacy
Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan

Peran Sebagai Edukator
Peran ini dilakukan untuk :
1. Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengatasi kesehatanya.
2. Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien

Peran Sebagai Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
Menggunakan keterampilan perawat untuk :
  • Merencanakan
  • Mengorganisasikan
  • Mengarahkan
  • Mengontrol

Peran Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
Peran Sebagai Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
Peran Sebagai Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
o Kemajuan teknologi
o Perubahan lisensi-regulasi
o Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
o Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan.
Pengamat Kesehatan
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada indvidu, keluarga, kelomppk & masyarakat yang menyangkut maslah kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan, observasi & pengumpulan data.
Peran pengorganisir pelayanan kesehatan
Perawat memberikan motivasi untuk mengikutsertaan indvividu keluarga & kelompok dalam setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di masyarakat : posyandu
Peran Fasilitator
Perawat merup tempat bertanya bagi masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan, diharapkan perawat dapat memberikan solusi mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi.

2.3.  Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1.   Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM.
2.   Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3.   Fungsi Interdependen
     Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.
     Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko – sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
   Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah :
Caring
Sharing
Laughing
Crying
Helping
Believing in other
Learning
Respecting
Listening
Feeling
Accepting
Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan.

2.4. Menurut Kelompok Kami KEPERAWATAN di Dalam Dunia Kesehatan adalah   sebagai :
Keperawatan Sebagai Profesi

- Mempunyai body of knowledge
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan (nursing science ) yang mencakup ilmu–ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.

- Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.


-Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.Pelayanan/askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien, berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.

- Memiliki perhimpunan/organisasi profesi
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia.

- Pemberlakuan kode etik keperawatan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat profesional selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku profesional keperawatan sesuai kode etik keperawatan

  - Otonomi
Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan. ( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 )

 - Motivasi bersifat altruistik
Masyarakat profesional keperawatan Indonesia bertanggung jawab membina dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan profesional dalam pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Dengan melihat definisi, ciri profesi yang telah disebutkan diatas dapat kita analisis bahwa keperawatan di Indonesia dapat dikatakan sebagai suatu profesi.



DAFTAR PUSTAKA
Azrul Azwar1997. Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. UI: Indonesia
Nursalam, M Nurs (honorous) 2002. Manajemen Keperawatan. Salemba Medika
Hidayat, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
KUHAP dan KUHP. Cetkan : 3. 2000. Jakarta : Sinar Grafika
Aditama, Tjandra Yoga. 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. Jakarta : Universitas Indonesia
Praptianingsih, Sri. 2006. Kedudukan Hukum Peraewat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit. Edisi: 1. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Alizaidin H. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Cetakan : 1. Jakarta: Widya Medika

Kamis, 14 Juni 2012

Khasiat Pare Untuk Kesehatan


Tanaman satu ini memang pahit dan banyak orang yang tak menyukainya...
Tapi, di balik rasa pahit itu ternyata tersimpan sejuta manfaat untuk kesehatan.
Apa saja, sih, kegunaan tanaman pare? mari kita simak...

1. Disentri
Sediakan 2 buah pare segar, cuci lalu potong-potong. Tambahkan seperempat gelas air bersih, lalu diblender. Seduh dan peras. Silakan diminum 2 kali sehari.

2. Kencing Manis
Ambil 2 buah pare, cuci dan lumatkan. Tambahkan setengah gelas air bersih. Aduk dan peras. Minum sehari sebanyak 1 ramuan. Diulang selama 2 minggu.

3. Penambah ASI
Ambil 1 buah pare, cuci bersih, lalu rebus beberapa menit. Dipakai sebagai lalap.

4. Bisul
Buah pare dipakai sebagai obat luar. Ambil 1 buah segar lantas dilumatkan. Borehkan pada bagian yang terkenal bisul.

5. Bronkhitis
Sediakan 2-3 buah pare, lalu diambil sarinya. Berikan 1 sendok makan madu. Minum sekali sehari. Lakukan selama 3 bulan. Resep ini juga baik untuk menyembuhkan anemia, radang perut, sakit pada hati, nyeri haid, reumatik, dan melangsingkan tubuh.


Khasiat Daun

1. Bisul dan cacing kremi
Sediakan 1 genggam daun segar, diberi seperempat cangkir air bersih, lalu blender. Saring dengan kain kasa. Jika perlu, tambahkan sedikit garam, gula aren secukupnya, dan jeruk nipis. Minum sekali sehari seperempat cangkir. Lakukan selama 1 minggu.

2. Demam nifas
Ambil 3 daun pare segar, cuci bersih, dan lumatkan. Tambahkan segelas air dan sedikit garam, lalu seduh. Peras dan saring, lalu minum 2 kali sehari sebanyak setengah gelas.

3. Penambah ASI
Sediakan 2 daun pare lalu panaskan beberapa saat. Kompreskan pada payudara.

4. Sakit pada hati
Sediakan 6 gram daun pare segar, 5 gram rimpang temulawak, dan 110 ml air. Didihkan semua bahan selama 15 menit, lalu saring dengan kain kasa, dan peras. Minumlah sekali sehari. Ulangi selama 2 minggu.

5. Rambut Subur
Ambil beberapa helai daun pare segar, cuci bersih lalu remas-remas. Cukup dioleskan ke kulit kepala anak.

6. Batuk
Pilihlah 7 daun pare segar, lantas seduh dengan 2 sendok makan air bersih. Setelah itu, peras dan saring. Minum 2 kali sehari.

7. Bekas luka
Cuci bersih segenggam daun pare segar, lalu lumatkan. Tambahkan air panas sedikit, lalu peras. Campur air perasan dengan 2 sendok makan tepung beras, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada bagian bekas luka setiap hari.

8. Wasir
Ambil 5 daun pare segar, tambahkan seperempat gelas air, didihkan dan peras. Ambil 3 sendok air perasan ini, lalu dicampur dengan segelas yoghurt cair. Minum setiap pagi.

9. Kemandulan
Sediakan 27 gram sari daun pare segar, 7 butir lada hitam, 3 siung bawang putih, dan 27 gram gula jawa. Semua bahan dilumatkan, lalu tambahkan segelas air bersih. Didihkan dan peras. Minum air perasan setiap hari selama 3-4 bulan.

10. Penyakit kulit
Buatlah 1 cangkir sari daun pare. Caranya, ambil 3 helai daun pare ditambah satu setengah cangkir air. Didihkan dan peras. Campur air perasan berupa sari ini dengan sesendok air jeruk. Minum sekali sehari.

11. Rabun malam
Sari daun pare dioleskan di sekitar mata.


Khasiat Akar

1. Disentri Amoeba
Ambil segenggam akar pare, tambahkan segelas air bersih. Didihkan dan peras. Minum sekali sehari.

2. Ambeien
Ambil akar pare, cuci bersih, lantas lumatkan. Oleskan ramuan ini pada ambeien.

(tabloidnova.com)

NAMA-NAMA BAYI PEREMPUAN ISLAMI


Adalah nama-nama bayi perempuan islami, tambah-tambahan bacaan....


Ariih = bau yang sedap 
Izdihaar = kesuksesan 
Ulfah = keramahtamahan 
Atsiilah = memiliki keturunan baik 
Arwaa = pem andangan yang menawan 
Asmaa- = nam a-nama 
Aasiyah = ahli dalam pengobatan 
Alfiyah = memiliki sifat ribuan 
Afnaan = dahan 
Aanisah = gadis yang baik jiwanya 
Aniisah = lemah lembut 
Iinaas = baik hati 
Aaminah = berwibawa, dapat dipercaya 
Amiinah = dapat dipercaya 
Amiirah = pem impin 
Ariij = bau yang sedap 


Bahiirah = wanita yang terhormat 
Baahirah = cahaya terang benderang 
Balqiis = ratu negeri Saba- 
Badriyah = seperti bulan purnama 


Taqiyyah = yang bertakwa 
Tamiimah = perlindungan, penciptaan yang sempurna 
Tabriiz = lebih unggul 
Taimaa- = padang sahara 
Tuhfah = yang sangat berharga 


Tsurayaa = bintang, kumpulan planet 
Tsamarah = buah 


Jauharah = mutiara 
Jiilaan = pilihan terbaik 
Jaidaa- = leher yang jenjang 
Jaliilah = mulia 
Jamiilah = cantik 
Jinaan = taman-taman 
Jumaanah = butir mutiara berukuran besar 
Jauzaa- = bintang 
Jaa-izah = hadiah 


Hum nah = kemudahan 
Hasanah = kebaikan 
Hauraa- = wanita berkulit putih bermata hitam 
Haazimah = yang memiliki keteguhan hati 
Haafizhah = pemelihara 
Haamidah = yang memuji, bersyukur 
Haaniyah = lemah lembut 
Habiibah = kekasih 
Hasnaa- = cantik 
Huuriyah = bidadari 
Husnaa = kesudahan yang menyenangkan, kelembutan 
Hulwah = mata dan mulut yang indah 
Haliimah = penyabar 
Ham dah = pujian 
Ham iidah = yang terpuji 
Hawwaa- = wanita pertama yang diciptakan Allah 


Khaatimah = kesudahan 
Khaalidah = abadi 
Khaznah = harta yang disimpan 
Khairiyah = yang memiliki sifat baik 
Khamiilah = beludru 
Khansaa- = yang memiliki hidung mancung, wanita baik 
Khaulah = rusa betina 


Daaniyah = dekat 
Diimah = hujan gerimis yang terus menerus 
Daumah = kelangsungan 
Diinah = taat 
Daanah = batu mulia 


Dzaakirah = yang selalu ingat 
Dzakiyyah = cerdas 


Raabihah = yang beruntung 
Radhwaa = keridhaan 
Rahiiq = minyak wangi 
Raihanah = berjiwa baik 
Raidah = angin semilir 
Rafiidah = yang diberi pertolongan 
Rajwaa = permohonan 
Rajiyyah = yang diharapkan 
Raajihah = yang utama 
Raajiyah = yang mengharapkan 
Raasiyah = tegar 
Raadhiyah = yang rela 
Raaqiyah = tinggi 
Raaniyah = yang terpukau 
Rabwah = tanah mendaki 
Rahiil = yang berjalan, nama ibu nabi Yuusuf a.s 
Rasmiyyah = sesuai tatanan 
Radhiyyah = pandai 
Rafii’ah = tinggi 
Rifqah = perkumpulan, nama istri nabi Ishaaq a.s 
Raudhah = taman yang rindang 
Rafiiqah = pendamping 
Ranaa = indah, enak dilihat 
Riqqah = kelembutan 


Zaakiyah = baik, tumbuh 
Zaahidah = wanita yang zuhud 
Zaahirah = berkilauan 
Zaahiyah = indah, berseri 
Zubaidah = inti, yang terbaik 
Zakiyyah = baik, terpuji 
Zahraa- = berseri, bercahaya 
Zarqaa- = langit biru, jernih 
Zahrah = bunga 
Zuhrah = keindahan 


Saarah = nyonya, nama istri nabi Ibraahiim a.s 
Saajidah = yang bersujud 
Saatirah = istri yang menutup aib suaminya 
Saalimah = terhindar dari bahaya 
Sajaa = tenang 
Su’daa = berbahagia 
Sa’diyyah = bersifat senang 
Sulaafah = anggur yang berair sebelum diperas 
Salmaa = selamat, sehat 
Sumayyah = berkedudukan tinggi 
Suniyyah = berkedudukan tinggi 
Saudah = harta melimpah 
Sayyidah = nyonya 
Saamiyah = terhormat 
Saahirah = rembulan 
Salsabil = nama mata air di surga 
Salwaa = madu 
Suhaa = bintang kecil yang berkelap kelip 
Sausan = nama bunga yang harum 


Syariifah = terhormat 
Syafiiqah = yang bersimpati, lemah lembut 
Syammaa- = yang berhidung mancung 
Syahlaa- = bermata kebiru-biruan 


Shibaa = kerinduan, kemudahan 
Shafiyyah = jernih, murni 
Shaafiyah = jernih 
Shadaa = kumandang 
Shabiyyah = gadis cilik


Dhifaaf = pinggiran sungai 
Dhamrah = bekulit halus 
Dhaafiyah = hidup mewah 


Thaahirah = suci, mulia 
Thariifah = jarang ada 
Thallah = cantik, harum 


Zhaafirah = beruntung 
Zhariifah = wajah yang indah 


‘Aa-idah = anugerah 
‘Aarifah = yang mengetahui 
‘Aamirah = melimpah 
‘Adzbah = sedap 
‘Aziizah = mulia, kuat 
‘Afiifah = yang mensucikan dirinya 
‘Aqiilah = terhormat 
‘Ulayyaa = langit 
‘Aliyyah = tinggi 
‘Aabidah = taat 
‘Aatikah = jernih, mulia 
‘Aakifah = yang menetap 
‘Aasilah = yang berbuat baik 
‘Inaayah = pertolongan, perhatian 
‘Aathifah = rasa kasih sayang 
‘Atiiqah = wanita cantik 
‘Afraa- = tanah putih 


‘Ulaa = tinggi 
‘Alyaa- = tempat yang tinggi 


Ghaadah = wanita yang lembut 
Ghaaziyah = pejuang 
Ghaitsaa- = awan yang menurunkan hujan 


Faa-idah = manfaat 
Faatihah = permulaan 
Farah = kegembiraan 
Farhah = yang menggembirakan 
Faakihah = buah 
Fariidah = mutiara yang tiada bandingnya 
Fairuuz = batu permata berwarna biru kehijauan 
Faa-izah = yang beruntung 
Faadiyah = yang terlindung 
Fikriyyah = mengandung unsur pikiran 
Fullah = nam a bunga putih yang harum 
Fauziyyah = beruntung 
Fathiyyah = memiliki sifat kemenangan 
Fathiinah = cerdas 


Qadriyyah = yang selalu bisa 
Qamraa- = cahaya rembulan 
Qasiimah = wajah cantik 


Kamiilah = yang sempurna 
Kifaayah = kecukupan 
Kaltsum = wajah cantik 


La-aalii = banyak mutiara 
Lubaabah = pilihan 
Labiibah = cerdas 
Lamis = lembut sentuhannya 
Lainah = pohon kecil 


Lu-lu-ah = mutiara 
Lubnaa = jenis pohon yang berair seperti madu 
Lajain = perak 
Lahfah = kerinduan 
Lailaa = malam gelap 


Maajidah = mulia, agung 
Marjaanah = biji mutiara, batu merah 
Mawaddah = kasih sayang 
Maasah = batu permata yang mahal 
Maa-isah = perawakan yang serasi 
Madiihah = terpuji 
Muraadah = yang dicintai 
Maryam = tinggi (bahasa Suryani) 
Masarah = kegembiraan 
Miskah = minyak wangi 
Mufiidah = yang bermanfaat 
Maliihah = cantik 
Munaa = harapan 
Muniirah = bercahaya
Muniifah = tinggi, serasi 
Muhjah = yang terbagus dan indah 
Maisuun = bagus, tenang 
Maariyah = wajah berseri seri 
Maaziyah = awan yang membawa hujan 


Nahdah = tinggi, mulia 
Najdah = keberanian 
Najlaa- = bermata hitam nan indah 
Najwaa = bisikan, rahasia 
Nahlah = tegukan minum yang pertama 
Nuz-hah = tempat yang jauh 
Nasmah = semilir angin 
Naadirah = jarang ada 
Naadiyah = para pendukung, penyeru 
Naa-ilah = karunia 
Nabiilah = terhormat 
Najiibah = utama 
Naziihah = terhindar dari hal-hal buruk 


Nu’maa = hidup enak 
Nafiisah = berharga, diminati 
Nuhaa = pikiran 


Haajar = istri nabi Ibraahiim a.s 
Hanaa- = kegembiraan 
Huwaidah = kehalusan 
Hayaa = bagus lahiriahnya 
Haaniyah = gembira 
Haalah = bias cahaya di sekitar bulan 
Haifaa- = ramping 


Wardah = bunga, mawar 
Widaad = kasih sayang 
Wasiimah = berwajah cantik


Yamaamah = burung dara 
Yamnah = sebelah kanan
Yumnaa = diberkahi, sebelah kanan 
Yaaquutah = batu permata warna warni 
Yaafi’ah = tinggi, muda 




... semoga bermanfaat
SUMBER: Nama-Nama Bayi

Selasa, 12 Juni 2012

Askep pd Gangguan Sistem Muskuloskeletel pd Lansia


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gangguan muskuloskeletal pada usia lanjut merupakan salah satu darisedemikian banyak kasus geriatri yang lazim dijumpai di praktik sehari-hari. Pada kenyataannya, sedikit sekali jenis kelainan muskuloskeletal yang bersifat endemis pada usia lanjut. Tidak dapat disangkal bahwa kaum usia lanjut lebih sering menderita osteoarthritis, osteoporosis, arthritis gout, dan berbagai patah tulang yang sering terjadi pada lansia juga sehingga penggantian sendi melalui tindakan bedah, farmakologi, ataupun dengan menggunakan alat bantu jalan. Untuk dapat memahami kelainan muskuloskeletal pada kelompok usia lanjut, perubahan-perubahan seiring dengan pertambahan usia yang timbul pada otot, tulang, persendian, jaringan ikat, dan persarafan harus diketahui.
Pada usia lanjut dijumpai proses kehilangan massa tulang dan kandungan kalsium tubuh, serta perlambatan remodelling dari tulang. Massa tulang akan mencapai puncak pada pertengahan usia duapuluhan (di bawah usia 30 tahun). Penurunan massa tulang lebih dipercepat pada wanita pasca menopause. Dengan menambah aktivitas tubuh, dapat memperlambat proses kehilangan massa tulang, bahkan mengembalikannya secara temporer. Tetapi, tidak terdapat bukti nyata bahwa aktivitas yang intensif dapat mencegah secara sempurna kehilangan massa tulang tersebut. Latihan yang teratur hanya dapat memperlambat laju kehilangan massa tulang. Dengan demikian, hanya mereka yang mampu hidup pada usia yang sangat lanjut yang mungkin akan menderita berbagai komplikasi dari hilangnya massa tulang seperti osteoporosis dan fraktur.
Proses degenerasi juga terjadi pada persendian dapat dijumpai pada hampir semua manusia usia lanjut. Namun, kenyataannya tidak sedikit dari mereka yang berusia 30 tahun atau lebih muda juga mengalami proses tersebut pada beberapa sendi. Faktor- faktor lain seperti predisposisi genetik, riwayat trauma pada persendian, obesitas, nutrisi, dan overuse dapat berinteraksi secara kompleks dalam proses degenerasi sendi. Proses degenerasi sendi cenderung mengenai sendi tertentu dan nyeri sendi tidak selalu timbul. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas mengenai penyakit tulang dan patah tulang pada lansia tersebut.
1.2 Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahamipenyakit tulang dan patah tulang pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa STIKes Santo Borromeus dapat mengetahui dan memahami konsep penyakit tulang pada lansia.
b. Mahasiswa STIKes Santo Borromeus dapat mengetahui dan memahami konsep patah tulang pada lansia.

1.3 Manfaat Makalah
Bermanfaat untuk membantu serta membimbing mahasiswa dalam belajar memahami konsep mengenai keperawatan lansia/gerontik khususnya mengenai penyakit tulang dan patah tulang pada lansia. Selain itu juga dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa yang sedang belajar tentang keperawatan gerontik.

1.4  Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 bab;
BAB I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan makalah, manfaat makalah, sistematika makalah dan metoda teknik penulisan.
BAB II Tinjauan teoritis yang meliputi berbagai teori dan konsep mengenai penyakit tulang dan patah tulang pada lansia.
BAB III Penutup meliputi Kesimpulan dan saran yang terakhir daftar pustaka.

1.5 Metode dan Teknik Penulisan
Studi literature atau kepustakaan : meliputi bahan-bahan bacaan dari berbagai sumber yang bersangkutan dari buku perpustakaan dan website.



BAB II
ISI

2.1.1 PENYAKIT TULANG
Penyakit tulang adalah suatu kondisi yang kerusakan kerangka dan membuat tulang lemah dan rentan terhadap fraktur.Penyakit tulang yang paling umum adalah osteoporosis, yang ditandai dengan rendah tulang massa dan kerusakan struktur tulang. Osteoporosis dapat dicegah, serta didiagnosis dan diobati. Massa tulang yang rendah ketika tulang kehilangan mineral, seperti kalsium, yang membuat mereka kuat, dan sebagai akibatnya, tulang menjadi lemah dan fraktur dengan mudah.(http://www.news-medical.net/health/Bone-Disease-(Indonesian).aspx).
Kelainan dan gangguan pada tulang dapat mengganggu proses gerakan yang normal. Kelainan dan gangguan pada tulang dapat terjadi karena:
A.Kekurangan vitamin D
Vitamin D atau kalsiferol adalah vitamin yang diperlukan untuk kalsifikasi (penulangan) pada tulang. Pada mamalia, vitamin D dapat disintesis oleh tubuh dari provitamin D dengan bantuan ultraviolet. Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan rakhitis, biasanya dapat terlihat pada pertumbuhannya yang terganggu dari kaki berbentuk O atau X. sedangkan pada orang dewasa, kekurangan kapur akan menyebabkan penyakit osteomalasia.
B.Penyakit
Penyakit pada tulang manusia sangat beragam salah satu diantaranya adalah:
1.Peradangan
OsteomyelitisPaling sering dijumpai
Osteomyelitis merupakan penyakit infeksi yang menyerang jaringan tulang (termasuk periosteum, sumsum tulang belakang dan tulang rawan). Penyakit ini disebabkan oleh mikroorganisme (terutama Staphylococcus) yang mencapai tulang melalui patah tulang terbuka, melalui darah atau melalui gigi caries ke dalam sinus. Bakteri dan jamur juga sering menimbulkan osteomyelitis. Jadi, jika anda terluka segeralah tutup luka tersebut dengan penutup luka yang steril dan segera obati ke dokter.
2.Neoplasma
Contoh :BenignaChondrogenic (tumor kartilago)
-Osteochondroma
-chondroma Osteogenic (tumor tulang)
-Osteoblastoma
Manifestasi :
-Teraba ada masa kasar
-Tumbuh lambat
-Tidak nyeri kecuali sudah menyebabkan kompresi pada jaringan sekitar seperti saraf, pembuluh darah
-Kesulitan gerak jika terjadi pada persendian
3.Trauma
Kecelakaan yang dapat menyebabkan gangguan pada tulang dapat berupa:
1). Memar
Gangguan ini hanya berupa sobeknya selaput sendi (ligamen). Namun bila sobeknya selaput sendi diikuti oleh lepasnya ujung tulang dari sendi disebut dislokasi (lepas sendi).
2). Fraktura
Fraktura atau patah tulang dibedakan menjadi patah tulang tertutup, patah tulang terbuka dan fisura.
a). Patah tulang tertutup, bila tulang yang patah tidak merobek kulit.
b). Patah tulang terbuka, bila tulang yang patah merobek kulit
c). Fisura, bila tulang hanya retak
4.Degenerasi
Perubahan morfologi oleh karena cedera non lethal, bersifat reversible
Jika berlangsung lama kematian jaringan‡
Osteoartritis
Gangguan pada sendi-sendi yang bergerakKarakteristik :
-Berjalan progresif lamban
-Tidak meradang
-Deteriorasi dan abrasi tulang rawan sendi
-Pembentukan tulang baru pada permukaan sendi
-Pembentukan kolagen dan proteoglikan tapi penghancuran > cepatTulang rawan I digantikan tulang rawan I ukuran (O) dan orientasi serat kolagen mengubah biomekanik tulangrawan
Tulang rawan yang terkena : sendi yang memikul beban tubuh  pinggul ,lutut, vertebra lumbal dan servikal sendi-sendi jari
Gangguan metabolisme‡
Masalah timbul jika asam uratBukan inflamasi, tapi sering disertai sinovitis, nyeri dan perasaan tidak nyaman
Manifestasi Klinisnyeri tumpul pada sendi terutama bila digerakan/menanggung beban bila diistirahatkankekakuan sendi, hilang setelah digerakan pagi hari setelah bangun, Nyeri tekan lokal, Pembesaran tulang sekitar sendi, Efusi sendi, Adanya nodus heberden.
5.Gangguan metabolisme
a.Osteosclerosis
Hiporparthyroid, kalsifikasi tulang
b.Osteoporosis
Osteopororsis adalah suatu penyakit dimana terjadi penurunan massa tulang (pengurangan jaringan tulang) terutama terjadi pada tulang spongiosa. Pada penyakit ini proses penghancuran tulang melebihi proses pembentukan tulang. Penyakit ini terjadi terutama pada wanita kulit putih usia lanjut setelah menopause. Atau oleh karena resorpsi /pembentukan tulang.
c.Osteomalasiamineralisasi tulang (demineralisasi)
d.Gout
Rheumatik atau yang disebut gout  adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan rasa sakit dari alat gerak salah satunya adalah tulang. Dan arthritis merupakan salah satu jenis dari rheumatik yang berkenaan dengan sendi.
Terjadi secara primer oleh karena pembentukan asam urat tubuh >>> atau eksresi A. uric. Sekunder : jika terjadi olehkarena penyakit lain/penggunaan obat-obatan
Masalah Timbul jika asam urat keluar dari pembuluh darahmembentuk kristal tajam monosodium urat monohidrat pada sendi dan jaringan sekitar > sering pada laki-laki oleh karena perempuan mempunyai estrogen.
C.Kebiasaan sikap tubuh yang salah
Kebiasaan posisi tubuh yang salah yang dilakukan dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelainan tulang, yaitu:
1). Lordosis
Kelainan pada tulang leher dan panggul terlalu membengkok ke depan sehingga lengkung lumbar pada tulang belakang (vertebrae) melekuk ke dalam.
2). Kifosis
Kelainan pada tulang punggung yang terlalu membengkok ke dalam. Bisa disebabkan karena proses penuaan, infeksi TBC tulang belakang (vertebrae) ataupun posisi duduk yang salah yang dilakukan selama bertahun-tahun.
3). Skoliosis
Kelainan pada tulang, jika ruas-ruas tulang belakang membengkok kearah samping membentuk huruf S. (http://uleegle.wordpress.com/2009/11/17/kelainan-kelainan-pada-tulang/)

2.2.1 OSTEOPOROSIS
A.    DEFINISI

Gambar 1 Osteoporosis ( www.google.com )
Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang. Osteoporosis bukan hanya berkurangnya kepadatan tulang tetapi juga penurunan kekuatan tulang. Pada osteoporosis kerusakan tulang lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh. Osteoporosis sering disebut juga dengan keropos tulang. Tulang-tulang yang sering mengalami fraktur/patah yaitu : tulang ruas tulang belakang, tulang pinggul, tungkai dan pergelangan lengan bawah. (WHO)
Osteoporosis merupakan penyakit metabolisme tulang yang ditandaipengurangan massa tulang, kemunduran mikroarsitektur tulang dan fragilitastulang yang meningkat, sehingga resiko fraktur menjadi lebih besar. Insidenosteoporosis meningkat sejalan dengan meningkatnya populasi usia lanjut (Adam,2002; Kaniawati, 2003; Hammett, 2004; Sennang, 2006).
Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan resiko terjadinya patah tulang meningkat. Dalam keadaan Fisiologis/normal, tulang kita juga mengalami pengeroposan yang diikuti dengan pembentukan sel-sel tulang baru di bagian tulang yang keropos, sedangkan pada penyakit tulang osteoporosis, pengeroposan tulang terjadi berlebihan dan tidak diikuti proses pembentukan yang cukup sehingga tulang jadi lebih tipis dan rapuh. (artikel kesehatan)
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang. (Wikipedia)
Osteoporosis dapat terjadi pada setiap tulang Anda, tetapi yang paling umum di pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang, juga disebut tulang belakang Anda. Vertebra penting karena tulang menopang tubuh Anda untuk berdiri dan duduk tegak.

B.     KLASIFIKASI
1.      Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.Osteoporosis postmenopause merupakan osteoporosis tipe I pada wanita usia 51-65 tahun. Secara patogenesis terjadi ketidakseimbangan prosesremodeling tulang antara resorpsi yang meningkat dengan cepat dan formasitulang berjalan relatif lebih lambat. (Lindsay, 2001; Djokomoeljanto 2003; Raisz,2005; Adnan, 2008)
2.      Osteoporosis sekunder
Osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a. Cushing's disease
b. Hyperthyroidism
c. Hyperparathyroidism
d. Hypogonadism
e. Kelainan hepar
f. Kegagalan ginjal kronis
g. Kurang gerak
h. Kebiasaan minum alcohol
i. Pemakai obat-obatan/corticosteroid
j. Kelebihan kafein
k. Merokok
3.      Osteoporosis anak
Osteoporosis pada anak disebut juvenile idiopathic osteoporosis.

C.     ETIOLOGI
a)      Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
b)      Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis danpostmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
c)      Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

D.    FAKTOR RESIKO
Menurut WHO, Faktor resiko yang memudahkan Osteoporosis:
a)      Asupan zat gizi yang tidak seimbang khususnya kurang kalsium dan vitamin D
b)      Proses penuaan
c)      Faktor keturunan
Menurut artikel kesehatan, factor resiko osteoporosis,yaitu:
a) Wanita. Resiko osteoporosis pada wanita lebih tinggi daripada pria karena, umumnya massa tulangnya lebih kecil dan proses menopause pada Wanita.
b) Usia. Resiko osteoporosis meningkat 1-2 kali setiap bertambah usia 10 tahun
c) Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol
d) Ras Asia dan Kaukasia beresiko tinggi untuk mengalami osteoporosis daripada ras Afrika.
e) Genetik. Riwayat osteoporosis atau patah tulang di usia lebih dari;50 tahun pada keluarga juga merupakan faktor resiko osteoporosis.
f) Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit hati, ginjal,dapat meningkatkan resiko osteoporosis.
g) Asupan kalsium dan vitamin D yang kurang adalah faktor resiko penting dalam osteoporosis
h) Penggunaan obat-obatan seperti steroid, obat anti kejang (Phenobarbital dan; Phenytoin), antasida yang mengandung aluminium, metotreksat, siklosporin A merupakan faktor resiko osteoporosis karena menyebabkan pengeluaran kalsium dari tulang dalam jumlah banyak.

E.     MENIFESTASI KLINIS
Adapun gejala-gejala dari osteoporosis (WHO),yaitu:
a)      Sakit punggung (semakin parah jika telah terjadi patah tulang)
b)      Nyeri tulang (atau biasa orang awam kenal dengan sensasi ngilu)
c)      Fraktur
Fraktur umumnya terjadi ketika penyakit ini sudah dalam tahap lanjut, di mana penipisan tulang yang parah dan kerusakan sudah terjadi.
a) Tinggi berkurang (akibat pembungkukan tulang), Postur bungkuk (kifosis)
b) Sakit leher (semakin parah jika terjadi patah tulang belakang)        
Gejala-gejala osteoporosis menurut para tim medis lain,yaitu:
a) Nyeri tulang akut.. Nyeri terutama terasa pada tulang belakang, nyeri dapat dengan atau tanpa fraktur yang nyata dan nyeri timbul mendadak.
b) Nyeri berkurang pada saat beristirahat di tempat tidur
c) Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah bila melakukan aktivitas
d) Deformitas tulang. Dapat terjadi fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular yang menyebabkan medulla spinalis tertekan sehingga dapat terjadi paraparesis.
e) Gambaran klinis sebelum patah tulang, klien (terutama wanita tua) biasanya datang dengan nyeri tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause sedangkan gambaran klinis setelah terjadi patah tulang, klien biasanya datang dengan keluhan punggung terasa sangat nyeri (nyeri punggung akut), sakit pada pangkal paha, atau bengkak pada pergelangan tangan setelah jatuh.
f) Kecenderungan penurunan tinggi badan
g) Postur tubuh kelihatan memendek.

F.      PATOFISIOLIGI
Osteoforosis terjadi karena adanya interaksi yang menahun antara factor genetic dan factor lingkungan.
Factor genetic meliputi:
- usia jenis kelamin, ras keluarga, bentuk tubuh, tidak pernah melahirkan.
Factor lingkungan meliputi:
- merokok, Alcohol, Kopi, Defisiensi vitamin dan gizi, Gaya hidup, Mobilitas, anoreksia nervosa dan pemakaian obat-obatan.
Kedua factor diatas akan menyebabkan melemahnya daya serap sel terhadap kalsium dari darah ke tulang, peningkatan pengeluaran kalsium bersama urin, tidak tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang menjadi lebih cepat yang selanjutnya menimbulkan penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan tulang baru sehingga terjadi penurunan massa tulang total yang disebut osteoporosis.
Di samping penuaan dan menopause, penipisan tulang diakibatkan oleh pemberian steroid sehingga mengakibatkan penurunan pembentukan tulang (bone formation) dan peningkatan resorpsi tulang (bone resorption). Steroid menghambat sintesis kolagen tulang oleh osteoblast yang telah ada, dan mencegah transformasi sel-sel prekursor menjadi osteoblast yang dapat berfungsi dengan baik. Di samping itu, steroid juga sangat mereduksi sintesis protein. Gambaran histomorfometrik menunjukkan penurunan tingkat aposisi mineral, dan penipisan dinding tulang, yang diduga karena umur osteoblast yang semakin pendek. Efek steroid terhadap osteoblast juga melalui gangguan atas respons osteoblast terhadap hormon paratiroid, prostaglandin, sitokin, faktor pertumbuhan, dan 1,25-dihydrozy vitamin D. Sintesis dan aktivitas faktor-faktor parakrin lokal mungkin juga terganggu. Dibandingkan proses penuaan, penipisan tulang dalam osteoporosis akibat steroid lebih luas, karena permukaan-permukaan yang mengalami resorpsi dan hambatan formasi tulang juga lebih luas.
Berbeda dengan efek steroid atas pembentukan tulang, penelitian mengenai gangguan resorpsi tulang masih terbatas. Diduga, pengaruh steroid terhadap resorpsi tulang berlangsung melalui hormon paratiroid. Penelitian pada hewan percobaan menunjukkan bahwa setelah pengangkatan kelenjar paratiroid, respons osteoklastik terhadap steroid sepenuhnya hilang, sehingga disimpulkan bahwa resorpsi tulang terutama dikendalikan oleh hormon paratiroid. Namun, kebanyakan penelitian pada manusia tidak menemukan peningkatan kadar hormon paratiroid setelah pemberian terapi steroid. Penelitian lain menemukan peningkatan fragmen-fragmen hormon paratiroid, tetapi kadar hormon yang utuh tidak terpengaruh.
Efek steroid terhadap absorpsi kalsium dalam usus tidak sama di setiap segmen-segmen usus tidak sama. Absorpsi di duodenum lebih kecil, tetapi absorpsi di kolon meningkat. Di samping penurunan absorpsi kalsium, steroid dapat meningkatkan ekskresi kalsium dalam urine. Pada pasien dengan pemberian steroid jangka panjang, hiperkalsiuria kemungkinan besar akibat mobilisasi kalsium di tulang-tulang dan penurunan reabsorpsi kalsium di tubuli renal. Steroid mungkin mengganggu metabolisme vitamin D, walaupun dugaan ini belum didasari bukti kuat. Kadar 1,25 dihydroxyvitamin D dalam serum menurun akibat pemberian steroid, tetapi perubahan dari 25-hydroxyvitamin D menjadi 1,25 dihydroxyvitamin D tidak mengalami perubahan.
Steroid eksogen akan menghambat sekresi gonadotropin dari hipofisis, sehingga fungsi gonad terganggu. Akibatnya, produksi estrogen dan testosteron menurun. Steroid menghambat sekresi LH, dan menurunkan produksi estrogen yang difasilitasi oleh FSH. Efek steroid yang lain adalah menurunkan sekresi hormon seks adrenal. Defisiensi estrogen dan pemakaian steroid saling memperkuat efek terhadap laju penipisan tulang. Ketika bone thinning terjadi, bagian trabekular lebih dulu terpengaruh dibandingkan bagian kortikal. Dengan demikian fraktur lebih sering terjadi di tulang-tulang pipih.
Hiperkalsiuria dan bone thinning terjaadi dalam 6 bulan sampai 12 bulan seterlah pemakaian steroid eksogen. Setelah itu, laju penipisan tulang melambat hingga 2 sampai 3 kali dibandingkan keadaan normal. Risiko osteoporosis akibat steroid juga meningkat ketika dosis yang diberikan lebih tinggi. Belum jelas, apakah risiko timbul akibat pemberian dosis steroid yang lebih tinggi (prednison > 7,5 mg/d) dalam jangka waktu pendek (< 6 bulan), atau dosis yang rendah (prednison < 7,5 mg/d) tetapi dalam waktu lebih lama (> 6 bulan). Yang jelas, risiko osteoporosis meningkat dengan dosis kumulatif steroid lebih tinggi. Secara umum, dosis yang rendah lebih aman dibandingkan dosis tinggi, namun tidak jelas berapa dosis yang benar-benar aman. Laju penipisan tulang bisa meningkat hanya dengan pemberian 5-10 mg prednison setiap hari dan juga dengan steroid melalui inhalasi. Pemberian steroid dalam dosis berapapun perlu disertai dengan penilaian risiko osteoporosis dan pemantauan secara terus-menerus untuk mencegah fraktur.
Secara skematis, patofisiologi osteoporosis akibat pemberian steroid dapat digambarkan sebagai 2 proses utama. Proses yang pertama adalah penurunan pembentukan tulang dan kenaikan resorpsi tulang. Terapi steroid secara kronik menurunkan umur osteoblast dan meningkatkan apoptosis. Pemberian steroid juga meningkatkan maturasi dan kegiatan osteoclast dan mengakibatkan antiapoptotik secara langsung. Dengan menurunkan absorpsi kalsium dari usus dan meningkatkan ekskresi kalsium urine, steroid mengakibatkan resoprsi tulang dan hiperparatiroidisme sekunder. Steroid menghambat produksi hormon steroid seksual dan sekresi dari adrenal, ovarium dan testis yang juga mengakibatkan resorpsi tulang.

G.    KOMPLIKASI
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas, rapuh dan mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur colles pada pergelangan tangan.

H.    PENATALAKSAAN
a) Diet kaya kalsium dan vitamin D yang mencukupi sepanjang hidup, dengan peningkatan asupan kalsium pada permulaan umur pertengahan dapat melindungi terhadap demineralisasi tulang
b) Pada menopause dapat diberikan terapi pengganti hormone dengan estrogen dan progesterone untuk memperlambat kehilangan tulang dan mencegah terjadinya patah tulang yang diakibatkan.
c) Medical treatment, oabt-obatan dapat diresepkan untuk menangani osteoporosis termasuk kalsitonin, natrium fluoride, dan natrium etridonat
d) Pemasangan penyangga tulang belakang (spinal brace) untuk mengurangi nyeri punggung.

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium (misalnya : kalsium serum, fosfat serum, fosfatase alkali, eksresi kalsium urine,eksresi hidroksi prolin urine, LED).Pemeriksaan ini untuk menilai kecepatan bone turnover.Penilaian bone turnover rate dilakukan dengan membandingkan aktivitas formasi tulang dengan aktivitas resorpsi tulang. Apabila aktivitas pembentukan/formasi tulang lebih kecil dibandingkan dengan aktivitas resorpsi tulang maka pasien ini memiliki risiko tinggi terhadap osteoporosis. Evaluasi biokimia ini dilakukan  melalui pemeriksaan darah dan urine pagi hari.
1) Petanda untuk menilai aktivitas pembentukan tulang (bone formation)
a. Osteocalcin yaitu protein yang dihasilkan oleh osteoblas dyang berfungsi membantu proses mineralisasi tulang.
b. Alkali fosfatase tulang yaitu enzim yang dihasilkan osteoblas yang berfungsi sebagai katalisator proses mineralisasi tulang.
2) Petanda untuk menilai aktivitas resorpsi tulang (bone resorption)
a. Deoxypyridinolin/ β-Crosslink yaitu protein penguat mekanik tulang yang dilepaskan ke dalam peredaran darah dan dikeluarkan melalui urin jika terjadi proses resorpsi/ penyerapan tulang.
b. CTx (C-Telopeptide) yaitu hasil pemecahan protein kolagen tipe 1 yang spesifik untuk tulang. Selain itu, pemeriksaan kadar CTx dan deoxypyridinolin dapat digunakan untuk menilai/pemantauan keberhasilan terapi (sebelum pemeriksaan densitas mineral tulang berikutnya).
3) Radiologi
Pemeriksaan radiologi vertebra torakalis dan lumbalis AP dan lateral dilakukan untuk mencari adanya fraktur. Nilai diagnostik pemeriksaan radiologi biasa untuk mendeteksi osteoporosis secara dini kurang memuaskan karena pemeriksaan ini baru dapat mendeteksi osteoporosis setelah terjadi penurunan densitas massa tulang lebih dari 30%..
4) Pemeriksaan bone densitometri (DEXA)
Pemeriksaan densitometri tulang dilakukan menggunakan alat DEXA. Biasanya digunakan untuk mengukur densitas massa tulang pada daerah lumbal, femur proksimal, lengan bawah distal dan seluruh tubuh.  Secara rutin, untuk diagnosis osteoporosis cukup diperiksa densitometri pada vertebra lumbal dan pangkal paha (femur proksimal). Bila terdapat keterbatasan biaya, dapat dipertimbangkan pemeriksaan hanya pada 1 daerah, yaitu pada daerah lumbal untuk wanita yang berumur kurang dari 60 tahun, atau daerah pangkal paha (femur proksimal) pada wanita yang berumur lebih dari 60 tahun dan pada pria.
5) Alat pemeriksaan Densitometri
Mendiagnosis osteoporosis, digunakan T-score. T score yang kurang dari 1 SD dibawah nilai rata-rata BMD normal memiliki risiko fraktur dua kali lipat. Untuk osteoporosis sekunder, nilai Z-score < [-] 2 sangat penting dalam penegakkan diagnosis.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOPOROSIS
A.    PENGKAJIAN
a)      Anamnesis
1. Riwayat kesehatan. Anamnesis memegang peranan penting pada evaluasi klien osteoporosis. Kadang keluhan utama (missal fraktur kolum femoris pada osteoporosis). Factor lain yang perlu diperhatikan adalah usia, jenis kelamin, ras, status haid, fraktur pada trauma minimal, imobilisasi lama, penurunan tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, kurang asupan kalasium, fosfat dan vitamin D. obat-obatan yang diminum dalam jangka panjang, alkohol dan merokok merupakan factor risiko osteoporosis. Penyakit lain yang juga harus ditanyakan adalah ppenyakit ginjal, saluran cerna, hati, endokrin dan insufisiensi pancreas. Riwayat haid , usia menarke dan menopause, penggunaan obat kontrasepsi, serta riwayat keluarga yang menderita osteoporosis juga perlu dipertanyakan.
2.  Pengkajian psikososial. Perlu mengkaji konsep diri pasien terutama citra diri khususnya pada klien dengan kifosis berat. Klien mungkin membatasi interaksi social karena perubahan yang tampak atau keterbatasan fisik, misalnya tidak mampu duduk dikursi dan lain-lain. Perubahan seksual dapat terjadi karena harga diri rendah atau tidak nyaman selama posisi interkoitus. Osteoporosis menyebabkan fraktur berulang sehingga perawat perlu mengkaji perasaan cemas dan takut pada pasien.
3.  Pola aktivitas sehari-hari. Pola aktivitas dan latihan biasanya berhubungan dengan olahraga, pengisian waktu luang dan rekreasi, berpakaian, mandi, makan dan toilet. Beberapa perubahan yang terjadi sehubungan dengan dengan menurunnya gerak dan persendian adalah agility, stamina menurun, koordinasi menurun, dan dexterity (kemampuan memanipulasi ketrampilan motorik halus) menurun.

Adapun data subyektif dan obyektif yang bisa didapatkan dari klien dengan osteoporosis adalah :
Data subyektif :
1. Klien mengeluh nyeri tulang belakang
2. Klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun
3. Klien mengatakan membatasi pergaulannya karena perubahan yang tampak dan keterbatasan gerak
4. Klien mengatakan stamina badannya terasa menurun
5. Klien mengeluh bengkak pada pergelangan tangannya setelah jatuh
6. Klien mengatakan kurang mengerti tentang proses penyakitnya
7. Klien mengatakan buang air besar susah dan keras
Data obyektif ;
1. tulang belakang bungkuk
2. terdapat penurunan tinggi badan
3. klien tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace)
4. terdapat fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular.
5. klien tampak gelisah
6. klien tampak meringis
b)       Pemeriksaan fisik
            Pada pemeriksaan fisik menggunakan metode 6 B(Breathing, blood, brain, bladder, bowel dan bone) untuk mengkaji apakah di temukan ketidaksimetrisan rongga dada, apakah pasien pusing, berkeringat dingin dan gelisah. Apakah juga ditemukan nyeri punggung yang disertai pembatasan gerak dan apakah ada penurunan tinggi badan, perubahan gaya berjalan, serta adakah deformitas tulang
c)     Pemeriksaan diagnostic
1. Radiology
2. CT scan
3. Pemeriksaan laboratorium

B.     DIAGNOSA
1.       Nyeri akut yang berhubungan dengan dampak sekunder dari fraktur vertebra ditandai dengan klien mengeluh nyeri tulang belakang, mengeluh bengkak pada pergelangan tangan, terdapat fraktur traumatic pada vertebra, klien tampak meringis.
2.       Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan disfungsi sekunder akibat perubahan skeletal (kifosis) , nyeri sekunder, atau fraktur baru ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas, stamina menurun, dan terdapat penurunan tinggi badan.
3.       Risiko cedera yang berhubungan dengan dampak sekunder perubahan skeletal dan ketidakseimbangan tubuh ditandai dengan klien mengeluh kemampuan gerak cepat menurun, tulang belakang terlihat bungkuk.
4.       Kurang perawatan diri yang berhubungan dengan keletihan atau gangguan gerak ditandai dengan klien mengeluh nyeri pada tulang belakang, kemampuan gerak cepat menurun, klien mengatakan badan terasa lemas dan stamina menurun serta terdapat fraktur traumatic pada vertebra dan menyebabkan kifosis angular.
5.        Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang disebabkan oleh penyakit atau terapi ditandai dengan klien mengatakan membatasi pergaulan dan tampak menggunakan penyangga tulang belakang (spinal brace).
6.       Gangguan eleminasi alvi yang berhubungan dengan kompresi saraf pencernaan ileus paralitik ditandai dengan klien mengatakan buang air besar susah dan keras.
7.       Kurang pengetahuan mengenai proses osteoporosis dan program terapi yang berhubungan dengan kurang informasi, salah persepsi ditandai dengan klien mengatakan kurang ,mengerti tentang penyakitnya, klien tampak gelisah.

D.    EVALUASI
Hasil yang diharapkan meliputi :
1. Nyeri berkurang
2. Terpenuhinya kebutuhan mobilitas fisik
3. Tidak terjadi cedera
4. Status psikologis yang seimbang
5. Menunjukkan pengosongan usus yang normal
6. Terpeneuhinya kebutuhan pengetahuan dan informasi

2.1.2 OSTEOARTHRITIS
A. DEFINISIO
steoarthritis adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang terutama terjadi pada orang yang berusia lanjut dan ditandai oleh degenerasi kartilago artikularis, perubahan pada membran sinovia serta hipertrofi tulang pada tepinya. Rasa nyeri dan kaku, khususnya setelah melakukan aktivitas yang lama akan menyertai perubahan degeneratif tersebut.
Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif kronis dari sendi-sendi. Pada penyakit ini terjadi penurunan fungsi tulang rawan terutama yang menopang sebagian dari berat badan dan seringkali pada persendian yang sering digunakan.
Osteoarthritis merupakan gangguan yang umum pada usia lanjut, sering dianggap sebagai konsekuensi dari perubahan-perubahan dalam tulang dengan lanjutnya usia. Penyakit ini biasa terjadi pada umur 50 tahun ke atas dan pada orang kegemukan (obesitas), tetapi bisa juga disebabkan oleh kecelakaan persendian . Pada usia lanjut tampak dua hal yang khas, yaitu rasa sakit pada persendian dan terasa kaku jika digerakkan.

B. INSIDENS, ETIOLOGI DAN PATOLOGI
Osteoarthritis merupakan bentuk penyakit sendi yang paling sering ditemukan. Diperkirakan ⅓ dari orang berusia >35 tahun, menunjukkan bukti radiografik yang memperlihatkan penyakit osteoarthritis dengan prevalensi yang terus meningkat sampai 80 tahun. Meskipun mayoritas pasien, khususnya yang berusia muda, menderita penyakit ringan dan relatif asimptomatik, osteoarthritis merupakan salah satu dari beberapa penyebab utama yang menimbulkan disabilitas orang yang berusia > 65 tahun.
Osteoarthritis mungkin bukan satu penyakit melainkan beberapa penyakit yang semuanya memperlihatkan gambaran klinis dan patologis yang serupa. Akan tetapi terdapat dua perubahan morfologis utama, yaitu kerusakan fokal tulang rawan sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru pada dasar lesi tulang rawan dan tepi sendi yang dikenal sebagai osteofit. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan metabolisme tulang rawan sendi sudah timbul sejak awal proses patologis osteoarthritis. Perubahan metabolisme tulang tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi yaitu kolagen dan proteoglikan. Perusakan ini membuat kadar proteoglikan dan kolagen berkurang sehingga kadar air tulang rawan sendi juga berkurang.
Hal tersebut diatas membuat tulang rawan sendi rentan terhadap beban biasa. Permukaan tulang rawan sendi menjadi tidak homogen, terpecah-pecah dan timbul robekan-robekan. Dalam hal inilah, diduga pembentukan tulang baru yaitu osteofit adalah merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk memperbesar permukaan tulang dibagian inferior tulang rawan sendi yang telah rusak tersebut. Dengan menambah luas permukaan tulang dibawahnya diharapkan distribusi beban yang ditanggung persendian tersebut dapat merata.
Beberapa faktor turut terlibat dalam timbulnya osteoarthritis ini. Penambahan usia semata tidak menyebabkan osteoarthritis, sekalipun perubahan selular atau matriks pada kartilago yang terjadi bersamaan dengan penuaan kemungkinan menjadi predisposisi bagi lanjut usia untuk mengalami osteoarthritis. Faktor-faktor lain yang diperkirakan menjadi predisposisi adalah obesitas, trauma, kelainan endokrin (misalnya diabetes mellitus) dan kelainan primer persendian (misalnya arthritis inflamatorik).
Osteoartritis ( yang juga disebut penyakit degeneratif sendi, hipertrofi artritis, artritis senescent, dan osteoartrosis ) adalah gangguan yang berkembang secara lambat, tidak simetris, dan noninflamasi yang terjadi pada sendi-sendi yang menahan berat tubuh. Osteoartritis ditandai oleh degerasi kartilago sendi dan oleh pembentukan tulang baru pada bagian pinggir sendi. Kerusakan pada sendi-sendi akibat penuaan diperkirakan memainkan suatu peran penting dalam perkembangan osteoartritis. Perubahan degeratif menyebabkan kartilago yang secara normal halus, putih, tembus cahaya menjadi buram dan kuning, dengan permukaan yang kasar dan area malacia (pelunakan). Ketika lapisan kartilago menjadi lebih tipis, permukaan tulang tumbuh semakin dekat satu sama lain. Inflamasi sekunder dari membran sinovial mungkin mengikuti. Pada saat permukaan sendi menipiskan kartilago, tulang subkondrial meningkat kepadatannya dan menjadi sklerosis.
Ada beberapa faktor resiko dari Osteoarthritis, diantaranya
1. Umur.OA jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan sering ditemui pada orang denganusia lebih dari 60 tahun.
2. Jenis kelaminPada usia <45 tahun, frekuensi OA pada wanita dan laki – laki dengan perbandingansama, tetapi pada usia >50 tahun, frekuensi OA banyak terdapat pada wanita daripadalaki – laki.
3. Suku bangsaOA lebih sering dijumpai pada orang amerika asli (Indian) dari pada orang kulit putih.
4. Genetik Faktor herediter berperan dalam timbulnya OA.
5. Kegemukan dan Penyakit metabolik Berat badan yang berlebih nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnyaOA. Ada hubungannya antara penyakit OA dengan kelainan metabolik. Pasien – pasienOA ternyata mempunyai resiko penyakit jantung coroner dan hipertensi yang lebih tinggidibandingkan dengan orang – orang tanpa OA.
6. Cedera sendi , Pekerjaan dan Olah ragaPekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitandengan peningkatan resiko OA. Demikian juga cedera sendi dan Olah raga yang seringmenimbulkan cedera sendi berkaitan dengan resiko OA.

C. TANDA DAN GEJALA
Gejala klinis osteoartritis bervariasi, bergantung pada sendi yang terkena, lama dan intensitas penyakitnya, serta respons penderita terhadap penyakit yang dideritanya. Pada umumnya pasien osteoartritis mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan-lahan.
Secara klinis, osteoartritis dapat dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu :
1. Subklinis
Pada tingkatan ini belum ada keluhan atau tanda klinis lainnya. Kelainan baru terbatas pada tingkat seluler dan biokimiawi sendi.
2. Manifest
Pada tingkat ini biasanya penderita datang ke dokter. Kerusakan rawan sendi bertambah luas disertai reaksi peradangan.
3. Dekompensasi
Rawan sendi telah rusak sama sekali, mungkin terjadi deformitas dan kontraktur. Pada tahap ini biasanya diperlukan tindakan bedah.
Keluhan-keluhan umum yang sering dirasakan penderita osteoartritis adalah sebagai berikut :
1. Nyeri Sendi
Merupakan keluhan utama yang sering kali membawa pasien datang ke dokter.Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.Beberapa gerakan tertentu menimbulkan rasa sakit yang berlebih dibanding gerakan lain. Pada osteoartritis terdapat hambatan sendi yang biasanya bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri. Asal nyeri dapat dibedakan, yaitu :
a. Peradangan
Nyeri yang berasal dari peradangan biasanya bertambah pada pagi hari atau setelah istirahat beberapa saat dan berkurang setelah bergerak. Hal ini karena sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi yang menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi. Semua ini menimbulkan rasa nyeri.
b. Mekanik
Nyeri akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya terlokalisasi hanya pada sendi yang terkena, tetapi dapat juga menjalar
2. Kaku Sendi
Merupakan keluhan pada hampir semua penyakit sendi dan osteoartritis yang tidak begitu berat. Pada beberapa pasien, nyeri dan kaku sendi dapat timbul setelah istirahat beberapa saat misalnya sehabis duduk lama atau bangun tidur. Berlawanan dengan penyakit inflamasi sendi seperti artritis rheumatoid, dimana pada artritis rheumatoid kekakuan sendi pada pagi hari berlangsung lebih dari 1 jam,maka pada osteoartritis kekakuan sendi jarang melebihi 30 menit.
3. Pembengkakan Sendi
Merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam ruang sendi. Biasanya teraba panas tanpa adanya kemerahan. Pada sendi yang terkena akan terlihat deformitas yang disebabkan terbentuknya osteofit. Tanda-tanda adanya reaksi peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada osteoartritis karena adanya sinovitis.
4. Perubahan Gaya Jalan
Salah satu gejala yang menyusahkan pada pasien osteoartritis adalah adanya perubahan gaya jalan. Hampir pada semua pasien osteoartritis, pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggulnya berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman besar untuk kemandirian pasien lanjut usia.
5. Gangguan Fungsi
Timbul karena ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi. Adanya kontraktur, kemungkinan adanya osteofit, nyeri dan bengkak merupakan penyebab yang menimbulkan gangguan fungsi. Pada osteoartritis tidak terdapat gejala-gejala sistemik seperti kelelahan, penurunan berat badan atau demam.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium berguna untuk menyingkirkan penyakit sendi lain, karena tidak ada satupun yang spesifik untuk osteoartritis. Pemeriksaan hematologis umumnya normal, jumlah leukosit dan laju endap darah normal, kecuali jika disertai infeksi lain. Cairan sendi dapat diambil dari sendi manapun yang bengkak dan tindakan ini dapat mengurangi rasa nyeri penderita. Pada osreoartritis, cairan sendi akan meningkat jumlahnya, berwarna kuning transparan, kental, terdapat gumpalan musin, jumlah leukosit kurang dari 2000/mm3 dengan proporsi sel normal (25% PMN). Mungkin ditemukan kristal kalsium pirofosfat dan hidroksi-apatit sebagai penyebab reaksi peradangan. Dapat juga ditemukan serpihan tulang rawan pada tingkat lanjut penyakit.

2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis membantu diagnosis osteoartritis, tetapi adanya kelainan radiologis tidak terlalu berarti bahwa ini sebagai penyebab satu-satunya keluhan penderita. Kriteria radiologis osteoartritis adalah sebagai berikut :
a. Osteofit pada tepi sendi atau tempat melekatnya ligamen
b. Adanya periartikuler ossicle terutama pada DIP dan PIP
c. Penyempitan celah sendi disertai sklerosis jaringan tulang subkondrial
d. Adanya kista dengan dinding yang sklerotik pada daerah subkondrial
e. Perubahan bentuk tulang, misal pada caput femur.
Kriteria diagnosis radiologis, yaitu :
a. Meragukan : bila ditemukan 1 dari 5 kriteria diatas
b. Osteoartritis ringan : bila ditemukan 2 dari 5 kriteria diatas
c. Osteoartritis moderate : bila ditemukan 3 dari 5 kriteria diatas
d. Osteoartritis berat : bila ditemukan 4 dari 5 kriteria diatas.

E. DIAGNOSIS
Diagnosis osteoartritis ditegakkan berdasarkan anannesis, pemeriksaan jasmani, radiologis, dan bila perlu dengan pemeriksaan laboratorium tertentu. Diagnosis bandingnya terutama dengan penyakit sendi yang sering ditemui dalam praktek sehari-hari, yaitu artritis gout dan artritis rheumatoid.

F. PENATALAKSANAAN OSTEOARTHRITIS
Stadium awal osteoarthritis paling baik bila ditangani dengan tindakan konservatif, termasuk pengobatan dengan obat-obat anti inflamasi non steroid (NSAID) seperti preparat piroxicam 10mg 2x1 hari, preparat naproxen 250-500 mg 2x1 hari,tetapi harus mewaspadai efek yang timbul di lambung dan reaksi alergi.Dapat juga dengan latihan-latihan fisioterapi atau tanpa pengobatan sama sekali. Intervensi pembedahan merupakan tindakan yang terlambat setelah terjadi perkembangan penyakit yang berarti.
Penggunaan injeksi sodium hyaluronate yang berfungsi sama seperti cairan sinovial pada rongga sendi dapat juga digunakan. Dosis yang dipakai adalah 1 X 2 ml/minggu selama 5 minggu berturut-turut.
Indikasi bedah dilakukan bila nyeri dan pengurangan fungsi masih ada setelah pemberian obat-obat anti inlamasi non steroid, suntikan steroid ke dalam sendi dan penggunaan bidai kecil. Osteoarthritis lanjut pada persendian perifer sering memerlukan pembedahan untuk meringankan rasa nyeri dan memperbaiki fungsi sendi, misalnya tindakan menyatukan sendi atau arthroplasti reseksi untuk menyumbat rongga sendi, osteotomi untuk menghasilkan kembali keseimbangan berbagai gaya mekanis, atau artroplasti penggantian sendi secara total untuk membentuk kembali permukaan artikulasi sendi.
Selain dari pengobatan medis seperti diatas, dapat juga disertai dengan penatalaksanaan lain seperti sebagai berikut :
1. Meyakinkan penderita bahwa penyakitnya tidak progresif karena biasanya penderita takut sekali menjadi lumpuh atau cacat. Rencana pengobatan selanjutnya dijelaskan dan disesuaikan dengan keadaan umum penderita, sendi-sendi yang terkena, keluhan dan sikap hidup sehari-hari.
2. Istirahat atau proteksi terhadap sendi yang terkena
3. Koreksi semua faktor-faktor yang menimbulkan stress berlebihan pada rawan sendi. Tindakan ini bukan saja akan mengurangi beban pada rawan sendi, tetapi juga memperlambat proses degenerasi sehingga akan lebih memberi kesempatan proses regenerasi berlangsung.
4. Diet, selain untuk mengurangi berat badan, tidak ada bukti bahwa diet berperan langsung terhadap pengobatan osteoartritis. Dengan menghilangkan kegemukan penderita osteoartritis sendi penyokong berat badan maka akan mengurangi keluhan.
5. Fisioterapi, terutama pemanasan dan latihan yang adekuat. Pemanasan badan (moist health) lebih nyaman daripada pemanasan kering. Massage, penggunaannya sangat terbatas karena hanya berefek pada otot yang melingkupi sendi, sedang sendinya sendiri tidak dapat dicapai. Massage berguna untuk mengurangi nyeri karena spasme otot.
6. Alat bantu, misalnya traksi atau pemakaian soft collar untuk spondilosis leher, korset untuk spondilosis lumbal, tongkat untuk osteoartritis lutut atau pinggul.
Berdasarkan perkembangan penelitian tentang osteoartritis, untuk pengobatan terbaru osteoartritis dapat dipakai kombinasi Chondroitin Sulfate (CS) dan Glucosamine Sulfate (GS). Dengan kombinasi ini sangat efektif untuk menghilangkan nyeri pada osteoartritis juga nyeri pada artritis rheumatoid.
Glucosamine adalah bentuk polisakarida terbuat dari kulit kerang yang merupakan bahan dasar pembentuk tulang rawan sendi. Cara kerjanya menstimulasi fungsi dan kerja sendi sehingga dapat terjadi regenerasi sel rawan sendi secara berkesinambungan. Zat tersebut disisipkan melalui pergesekan sendi ke dalam rawan sendi untuk membentuk sel-sel rawan. Chondroitin sulfat terbuat dari tulang rawan ikan hiu dan paus. Khasiatnya adalah antiinflamasi (peradangan) dan penghilang rasa sakit. Zat itu juga bisa menetralisasi perusakan enzim dan meningkatkan kualitas cairan sendi. Kombinasi preparat Glocosamine HCL 250 mg dengan Chondroitin Sulphate 200 mg dengan dosis 3x1.
Obat-obatan golongan terbaru pada pengobatan osteoartritis adalah golongan cox-2 inhibitors berperan dalam menghambat enzim siklooksigenase yang berfungsi mengubah asam arakidonat menjadi prostaglandin yang berperan dalam timbulnya inflamasi dan nyeri sehingga mengurangi terjadinya perdarahan lambung dan gangguan pada ginjal. Contoh obatnya : Celecoxib 100mg 2x1 hari, Valdecoxib 10-20mg 1x1 hari, tidak boleh diberikan pada orang dengan alergi NSAID, asma.
Penatalaksanaan gangguan kronis ini dimulai dari menemukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang mungkin ikut berperan terhadap tekanan pada sendi yang sakit, memberikan alat bantu kepada klien untuk mengurangi beban berat sendi yang sakit, mengajarkan klien untuk menggunakan alat bantu ini, dan merencanakan penatalaksanaan nyeri yang sesuai. Jika fisioterapi dan alat tidak mendukung ke arah perbaikan yang berarti dan nyeri telah melumpuhkan, operasi penggantian sendi mungkin dilaksanakan yaitu artroplasti adalah rekonstruksi atau penggantian sendi. Prosedur pembedahan ini dilakukan untuk menghilangkan nyeri, meningkatkan atau mempertahankan rentang gerak, dan memperbaiki kondisi deformitas yang dapat diakibatkan oleh osteoartritis, AR, atau nekrosis vaskuler. Artroplasti dapat berupa penggantian sebagian sendi, pembedahan untuk membentuk kembali tulang sendi, atau penggantian sendi total. Penggantian artroplasti tersedia untuk siku, bahu, lutut, bahu, pergelangan kaki, dan sendi-sendi falang jari. Rekontruksi pinggul sering digunakan untuk pengobatan klien dengan AR, osteoartritis, dan fraktur pinggul. Sakit yang tidak berkurang sebagai akibat dari kerusakan yang berat pada sendi lutut merupakan indikasi utama artroplasti lutut. Sebagian atau seluruh sendi lutut mungkin digantikan dengan suatu alat prostetik metal dan plastik. Dalam 2 sampai 5 hari setelah operasi, klien diinstruksikan untuk melakukan latihan pengaturan kuadrisep dan menaikkan kaki secara lurus. Ketika pembalut luka yang besar ukurannya telah dilepaskan, latihan fleksi aktif dimulai. Latihan menahan beban dimulai segera klien dapat menggunakan walker atau tongkat.
Adapun diet untuk lansia dengan penyakit ini yaitu diet rendah purin dengan tujuan untuk  mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal.


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOARTHRITIS
A. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN
1. Aktivitas/Istirahat
Gejala: Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari dan keletihan
Tanda: Malaise. Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan pada sendi dan otot.
2. Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
3. Integritas Ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
Keputusasaan dan ketidak berdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain.
4. Makanan Atau Cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual.
Anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda: Penurunan berat badan
Kekeringan pada membran mukosa
5. Higiene
Gejala: berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain.
6. Neurosensori
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri
Terasa nyeri kronis dan kekakuan
8. Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
9. Interaksi Sosial
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran: isolasi

B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang
Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
Intervensi :
1. Mandiri
a. kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
R/:Membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan program.
b. berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
R/:Matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi / nyeri
c. biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi
R/:Pada penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi.
d. dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan yang menyentak
R/:Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi
e. anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi
R/:Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan
f. berikan masase yang lembut
R/:Meningkatkan elaksasi/mengurangi tegangan otot
2. kolaborasi
a. Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk seperti asetil salisilat.
R/: Meningkatkan relaksasi, mengurangitegangan otot, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.

Diagnosa 2 : Intoleran aktivitas b/d perubahan otot.
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
Intervensi :
1. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan.
R/:  Untuk mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan.
2. Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin.
R/:  Meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
3. Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan berjalan.
R/:  Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.
4. Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk menggunakan alat bantu.
R/:  Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh.
5. Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid.
R/:  Untuk menekan inflamasi sistemik akut.

Diagnosa 3 : Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang.
Kriteria Hasil : Klien dapat me mpertahankan keselamatan fisik.
Intervensi :
1. Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur rendah, gunakan pencahayaan malam dan siapkan lampu panggil.
R/:  Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan.
2. Memantau regimen medikasi
3. Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya.
R/:  Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi, mengegetkan pasien akan meningkatkan ansietas.

Diagnosa 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri
Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
Intervensi :
1. Madiri
a. Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan biasanya dan perubahan yang terjadi.
R/:  Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.
b. Berikan tempat tidur yang nyaman
R/:  Meningkatkan kenyamaan tidur serta dukungan fisiologis/psikologis
c. Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan baru
R/:  Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang
d. Instruksikan tindakan relaksasi
R/:  Membantu menginduksi tidur
e. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan massage.
R/:  Meningkatkan efek relaksasi
f. Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi: rendahkan tempat tidur bila mungkin.
R/:  Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan tinggi tempat tidur, pagar tempat untuk membantu mengubah posisi
g. Hindari mengganggui bila mungkin, misalnya membangunkan untuk obat atau terapi
R/:  Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar dan pasien mungkin mungkin tidak mampu kembali tidur bila terbangun.
2. Kolaborasi
a. Berikan sedative, hipnotik sesuai indikasi
R/: Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur atau istirahat.
Diagnosa 5 : Defisit perawatan diri b/d nyeri
Kriteri Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas per awatan sendiri secara mandiri
Intervensi :
1. Kaji tingkat fungsi fisik
R/: Mengidentifikasi tingkat bantuan/dukungan yang diperlukan
2. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan progran latihan
R/: Mendukung kemandirian fisik/emosional
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi untuk modifikasi lingkungan
R/: Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian yang akan meningkatkan harga diri
4. Identifikasikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya; lift, peninggian dudukan toilet, kursi roda
R/: Memberikan kesempatan untuk dapat melakukan aktivitas secara mandiri
Diagnosa 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum.
Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan rasa percaya kemampuan. Untuk menghadapi penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.
Intervensi :
1. Mandiri
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah mengenai proses penyakit,harapan masa depan.
R/: Beri kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesal menghadapinya secara langsung.
b. Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat. Memastikan bagaimana pandangan pribadi psien dalam memfungsikan gaya hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek seksual.
R/:Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi atau konseling lebih lanjut.
c. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaiman orang terdekat menerima keterbatasan.
R/:Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri.
d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan
R/:Nyeri melelahkan, dan perasaan marah, bermusuhan umum terjadi.
e. Perhatikan perilaku menarik diri, penguanan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan.
R/:Dapat menunjukkan emosional atau metode maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan psikologis.
f. Susun batasan pada prilaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.
R/:Membantu pasien mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatkan perasaan harga diri.
g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
R/:Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dan terapi.
2. Kolaborasi
a. Rujuk pada konseling psikiatri
R/: Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkadukungann selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan.
b. Berikan obat-obat sesuai petunjuk
R/: Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuankoping yang efektif.


2.1.3 ARTHRITIS GOUT
A. DEFINISI
Artritis gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi (tofi). Gout juga merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat (hiperurisemia).
Gout arthritis atau lebih dikenal dengan asam urat atau encok merupakan radang sendi akut yang disebabkan oleh terlalu banyaknya produksi asam urat (uric acid) yaitu produk buangan yang menumpuk dalam jaringan tubuh, atau karena kegagalan ginjal untuk membuang asam urat dalam jumlah cukup banyak. Dalam keadaan normal, produk asam urat akan dibuang dari darah lewat air kemih (urin). Pada kejadian gout, kristal-kristal asam urat diendapkan di dalam dan sekitar sendi yang bergerak, yang menyebabkan sakit dan peradangan yang akut.

B. INSIDENS DAN PATOGENESIS
Gout dapat bersifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.
Masalah akan timbul bila terbentuk kristal-kristal dari monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang bila berlanjut akan mengakibatkan nyeri hebat yang sering menyertai serangan gout.. Jika tidak diobati endapan kristal akan menyebabkan kerusakan hebat pada sendi dan jaringan lunak.
Pada keadaan normal kadar urat serum pada pria mulai meningkat setelah pubertas. Pada wanita kadar urat tidak meningkat sampai setelah menopause karena estrogen meningkatkan ekskresi asam urat melalui ginjal. Setelah menopause kadar urat serum meningkat seperti pada pria.
Gout jarang terjadi pada wanita. Sekitar 95% penderita gout adalah pria. Gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada prevalensi familial dalam penyakit gout yang mengesankan suatu dasar genetik dari penyakit ini. Namun ada sejumlah faktor yang agaknya mempengaruhi timbulnya penyakit ini, termasuk diet, berat badan, dan gaya hidup.

C. GAMBARAN KLINIS
Terdapat empat tahap dari perjalanan klinis penyakit gout yang tidak diobati yaitu :
1. Tahap pertama adalah hiperurisemia asimtomatik. Dalam tahap ini penderita tidak menunjukkan gejala-gejala selain dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20% dari penderita hiperurisemia asimptomatik yang menjadi serangan gout akut.
2. Tahap kedua adalah arthritis gout akut. Pada tahap ini terjadi pembengkakan mendadak dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan metatarsofalangeal. Arthritis bersifat monoartikular dan menunjukkan tanda-tanda peradangan lokal. Mungkin terdapat demam dan peningkatan jumlah sel darah putih. Serangan dapat dipicu oleh pembedahan, trauma, obat-obatan, alkohol, atau stress emosional. Tahap ini biasanya mendorong pasien untuk mencari pengobatan segera. Sendi-sendi lain dapat terserang, termasuk sendi jari-jari tangan, lutut, mata kaki, pergelangan tangan, dan siku. Serangan gout akut biasanya pulih tanpa pengobatan, tetapi dapat memakan waktu 10 sampai 14 hari.Perkembangan dari serangan akut gout umumnya mengikuti serangkaian peristiwa sebagai berikut. Mula-mula terjadi hipersaturasi dari urat plasma dan cairan tubuh. Selanjutnya diikuti oleh penimbunan di dalam dan sekeliling sendi-sendi. Mekanisme terjadinya kristalisasi urat setelah keluar dari serum masih belum jelas dimengerti. Serangan gout seringkali terjadi sesudah trauma lokal atau ruptura dari tofi (timbunan natrium urat), yang mengakibatkan peningkatan cepat dari konsentrasi asam urat lokal. Tubuh mungkin tidak dapat mengatasi peningkatan ini dengan baik, sehingga terjadi pengendapan asam urat di luar serum. Kristalisasi dan penimbunan asam urat akan memicu serangan gout. Kristal-kristal asam urat memicu respons fagositik oleh leukosit, sehingga leukosit memakan kristal-kristal urat dan memicu mekanisme respons peradangan lainnya. Respons peradangan ini dapat dipengaruhi oleh lokasi dan banyaknya timbunan kristal asam urat. Reaksi peradangan dapat meluas dan bertambah sendiri, akibat dari penambahan timbunan kristal dari serum.
3. Tahap ketiga setelah serangan gout akut adalah tahap interkritical. Tidak terdapat gejala-gejala pada masa ini yang dapat berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami ulangan serangan gout dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
4. Tahap keempat adalah tahap gout kronik dimana timbunan urat terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai. Peradangan kronik akibat kristal-kristal asam urat menyebabkan nyeri, sakit, dan kaku, juga pembesaran dan penonjolan dari sendi yang bengkak. Serangan akut dari artritis gout dapat terjadi pada tahap ini. Tofi terbentuk pada masa gout kronik akibat insolubilitas realtif dari urat. Bursa olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar, dan heliks telinga adalah tempat yang sering dihinggapi tofi.

D. KOMPLIKASI
Gout dapat menimbulkan suatu komplikasi, yaitu pembentukan batu ginjal, karena kristal uric acid yang diendapkan dalam sendi juga dapat terbentuk dalam ginjal.

E. DIAGNOSIS
Diagnosis artritis gout didasarkan pada kriteria American Rheumatism Association (ARA), yaitu :
1. Terdapat kristal urat dalam cairan sendi atau tofus dan atau
2. Bila ditemukan 6 dari 12 kriteria tersebut dibawah ini :
a. Inflamasi maksimum pada hari pertama
b. Serangan artritis akut lebih dari satu kali
c. artritis nonartikuler
d. Sendi yang terkena berwarna kemerahan
e. Pembengkakan dan sakit pada sendi metatarsofalangeal
f. Serangan pada sendi metatarsofalangeal unilateral
g. Serangan pada sendi tarsal unilateral
h. Adanya fokus
i. Hiperurisemia
j. Pada foto sinar-x tampak pembengkakan sendi asimetris
k. Pada foto sinar-x tampak kista subkortikal tanpa erosi
l. kultur bakteri cairan sendi negatif.
Diagnosa banding terutama dengan penyakit artritis monoartikular dan artritis yang timbulnya akut, yaitu pseudogout, artritis piogenik, demam reumatik, artritis reumatoid, artritis virus dan lain-lain. Dalam praktek sehari-hari ada dua jenis penyakit sendi yang harus dibedakan dengan penyakit pirai sendi yaitu pseudogout dan artritis piogenik.

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan terapi artritis gout sebaiknya mengikuti pedoman terapi sebagai berikut :
1. Hentikan serangan nyeri yang hebat pada serangan artritis gout akut.
2. Berikan kolkisin sebagai pencegahan terhadap serangan berulang dari artritis gout.
3. Evaluasi kadar asam urat dalam urine selama 24 jam setelah terapi nonfarmakologi diberikan yaitu diet rendah purin dijalankan.
4. Penanggulangan untuk artritis gout kronis.
Adapun pengobatan artritis gout dibagi atas:
1. Serangan akut
Cara yang efektif dan sederhana mengatasi serangan artritis gout yang akut adalah penggunaan obat-obat anti inflamasi non-steroid. Kesembuhan akan terlihat dalam waktu 24 jam dan gejalanya menghilang setelah 3 hari. Preparat colchicine IV dengan takaran 1 sampai 2 mg yang diencerkan dengan larutan NaCl 0,9% dan disuntikkan selama waktu 20 menit merupakan preparat yang sangat efektif untuk meredakan gejala yang akut. Preparat colchicine oral dengan takaran 0,5 mg 2 X sehari hingga 4 X sehari selama 2 sampai 3 hari mungkin diperlukan untuk kesembuhan total. Namun karena efek sampingnya yaitu timbulnya gejala toksisitas gastrointestinal, pengobatan ini sudah mulai ditinggalkan.
Tindakan efektif lainnya yaitu dengan cara pungsi cairan sinovia dan penyuntikan deposteroid dengan dosis 40 mg (triamsinolon). Tindakan ini efektif terutama pada pasien yang tidak mendapat pengobatan per oral atau tidak dapat mentolerir pemakaian NSAID ataupun colchicine.
Preparat urikosurik dan alopurinol harus dihindari selama serangan akut. Insidensi terjadinya artritis gout akut yang rekuren dapat diturunkan dengan pemberian colchicine 2 X 0,5 mg/hari dalam jangka waktu lama.
2. Tindakan untuk menurunkan kadar asam urat serum
Tindakan untuk menurunkan kadar asam urat serum dapat diberikan preparat urikosurik yang salah satunya adalah probenesid dengan dosis 500 mg tiap 12 jam dan dapat ditingkatkan hingga mencapai 3 gram/hari untuk kadar sama urat serum sampai 6 mg/dl.. Alternatif lain dapat diberikan sulfinpirazon yang relatif bekerja singkat dan harus diberikan tiap 6 jam dengan dosis terbagi yang berkisar dari 300 – 1000 mg/hari.
Allopurinol merupakan preparat urikosurik yang sangat efektif bekerja dengan menyekat lintasan metabolik yang memproduksi asam urat, khususnya dengan menghambat kerja enzim xantin oksidase. Dosis sebesar 2 X 100 mg/hari dapat ditingkatkan hingga mencapai dosis 600 mg/hari untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Pada penyakit gout dengan tofus yang berat, preparat alopurinol dapat digunakan bersama-sama preparat urikosurik lainnya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ARTHRITIS GOUT
A. PENGKAJIAN
1. Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
2. Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
3. Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya.
4. Pemeriksaan diagnostik :
a. Asam urat meningkat
b. Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
c. Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
d. Pemeriksaan urin
e. Rontgen.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian
3. Kurang  pengetahuan tentang pengobatan dan perawatan dirumah.

E.     INTERVENSI KEPERAWATAN
(Sesuai DK )
D. EVALUASI
1. Tidak terjadi komplikasi
2. Nyeri terkontrol
3. Tidak terjadi efek samping akibat obat-obatan yang digunakan
4. Memahami jadwal pengobatan dan perawatan di rumah.


2.2. FRAKTUR
A. Definisi
Banyak sekali batasan yang dikemukakan oleh para ahli tentang fraktur. Fraktur menurut Smeltzer (2002) adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan lainnya. Menurut Sjamsuhidayat (2005), fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Sementara Doenges (2000) memberikan batasan, fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price, 1995). Sedangkan fraktur menurut Reeves (2001), adalah setiap retak atau patah tulang yang utuh.
Berdasarkan batasan diatas dapat disimpulkan bahwa, fraktur adalah terputusnya kontuinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma.

B. Etiologi
Fraktur disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrem (Smeltzer, 2002). Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Pada orang tua, biasanya perempuan lebih sering mengalami fraktur yang berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis yang terkait dengan perubahan hormon pada menepause (Reeves, 2001).

C. Klasifikasi
Fraktur tertutup
Fraktur yang tidak menyebabkan robeknya kulit atau kulit tidak ditembus oleh fragmen tulang.
Fraktur terbuka
Fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa sampai ke patahan tulang.
Derajat I : luka tembus seukuran jarum (tusukan fragmen-fragmen tulang).
Derajat II : luka lebih besar, terdapat kerusakan kulit.
Derajat III : luka lebih besar dari derajat II, bisa sampai mengenai tendon dan otot-otot saraf tepi.
Menurut sudut patah
Fraktur transversal
Merupakan fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang.
Fraktur oblik
Merupakan fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang.
Fraktur spiral
Merupakan meluas yang mengelilingi tulang.
Menurut jumlah garis patah
Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
Menurut lokasi terjadi yang umum pada lansia
Fraktur Kompresi Vertebra
Suatu gejala osteoporosis yang sering dijumpai adalah penyakit punggung, akibat fraktur kompresi vertebra. Nyeri akut pada bagian tengah sampai  bagian bawah vertebra torasikaselama aktivitas harian rutin mungkin merupakan gejala yang paling awal terjadi. Fraktur kompresi ini dapat terjadi setelah trauma minimal, seperti melepaskan kancing pada bagian punggung, membuka jendela, atau bahkan merapikan tempat tidur.
Fokur dari perawatan untuk fraktur kompresi akut adalah mengurangi gejala sesegera mungkin dengan tirah baring pada posisi apa pun yang mampu memberikan kenyamanan maksimum. Relaksan otot, seperti panas dan analgesik dapat digunakan jika ada indikasi. Penggunaan relaksan otot jangka pendek dalam jumlah sedikit dapat mengurangi spasme otot yang sering menyertai fraktur-fraktur ini.
Segera setelah rasa nyeri berkurang, klien perlu mencoba untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan-lahan dan dengan bantuan. Latihan yang dilakukan dengan pengawasan untuk memperbaiki deformitas postural  dan meningkatkan tonus otot sangat bermanfaat bagi klien. Berenang, walaupun bukan merupakan latihan menahan berat, dapat mempertahankan fleksibilitas dan mungkin merupakan cara yang paling efektif bagi klien dengan penyakit yang telah terbentuk. Klien harus diajarkan tentang cara mencegah ketegangan punggung dengan menghindari gerakan berputar atau pergerakan yang kuat atau membungkuk secara mendadak. Tindakan untuk menjaga keamanan yang berhubungan dengan cara mengangkat dan membawa barang-barang perlu dijelaskan.
Fraktur Panggul
Klien lansia biasanya mengalami cedera ini karena jatuh. Walaupun hanya 3% dari semua fraktur adalah fraktur panggul, tipe cedera ini diperhitungkan menimbulkan 5 sampai 20%  kematian di antara lansia akibat fraktur. Fraktur panggul adalah hal yang tidak menyenangkan karena fraktur tersebut dapat juga menyebabkan cedera intraabdomen yang serius, seperti laserasi kolon, paralisis ileum, perdarahan intrapelvis, dan ruptur uretra serta kandung kemih.
Fraktur Pinggul
Walaupun fraktur tulang belakang yang mengarah pada deformitas dan fraktur panggul menyebabkan disfungsi tubuh, tetapi fraktur pinggullah yang sangat berat memengaruhi kualitas hidup dan menantang kemampuan bertahan hidup pada lansia. Holbrook melaporkan bahwa 1 dari 20 pasien yang berusia lebih dari 65 tahun yang baru saja dirawat di rumah sakit mengalami penyembuhan dari fraktur panggul. Bahkan di tangan ahli yang terbaik, 40% dari klien yang mengalami fraktur panggul tidak dapat bertahan hidup 2 tahun setelah cedera ini. Pada pasien yang berasal dari panti jompo, 70% tidak bertahan hidup 1 tahun, hanya sepertiga dari pasien yang dapat bertahan hidup setelah mengalami fraktur panggul dapat kembali ke gaya hidup dan tingkat kemandirian yang dapat dibandingkan dengan gaya hidup dan kemandirian yang dinikmatinya sebelum mengalami cedera tersebut.
Antara 75 dan 80% dari semua fraktur tulang panggul memengaruhi wanita, dan hampir 50% terjadi pada seseorang yang berusia 80 tahun atau lebih. Manifestasi klinis dari fraktur tulang pinggul adalah rotasi eksternal, pemendekan ekstremitas yang terkena, dan nyeri berat serta nyeri tekan di lokasi fraktur. Perubahan letak akibat fraktur pada bagian leher  tulang femur dapat menyebabkan gangguan serius pada suplai darah ke kaput femur, yang dapat mengakibatkan nekrosis avaskular.
Perbaikan dengan pembedahan lebih disukai dalam menangani fraktur tulang pinggul. Penanganan melalui pembedahan memungkinkan klien untuk bangun dari tempat tidur lebih cepat dan mencegah komplikasi yang lebih besar yang dihubungkan dengan imobilitas. Pada awalnya, ekstremitas yang terpengaruh untuk sementara mungkin diimobilisasikan dengan menggunakan traksi Buck atau Russel sampai kondisi fisik klien stabil dan pembedahan dapat dijadwalkan. Banyak yang percaya bahwa lansia berada pada kondisi yang paling sehat segera setelah kecelakaan sehingga operasi harus dilaksanakan secepat mungkin.

D. Manfestasi Klinis
Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstermitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna (Smeltzer, 2002).
Gejala umum fraktur menurut Reeves (2001) adalah rasa sakit, pembengkakan, dan kelainan bentuk.
Manifestasi klinis fraktur, terdiri dari:
1. Nyeri terus-menerus dan bertambah berat sampai tulang diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antarfragmen tulang.
2. Setelah terjadi fraktur, bagian-bagian yang tak dapat digunakan dan cenderung bergerak secara tidak alamiah (gerakan luar biasa) bukannya tetap rigid seperti normalnya. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan deformitas (terlihat maupun teraba) ekstermitas yang bisa diketahui dengan membandingkan ekstermitas normal. Ekstermitas tak dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
3. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang lainnya. Uji krepitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih berat.
4. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.

E. Penalaksanaan
Prinsip Penanganan Fraktur
Prinsip penangan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan pengembalian fungsi serta kekuatan normal dengan rehabilitas (Smeltzer, 2002). Reduksi fraktur berarti mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Metode untukmencapai reduksi fraktur adalah dengan reduksi tertutup, traksi, dan reduksi terbuka. Metode yang dipilih untuk mereduksi fraktur bergantung pada sifat frakturnya.
Reduksi tertutup dilakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya (ujung-ujungnya saling berhubungan) dengan manipulasi dan traksi manual. Selanjutnya, traksi dapat dilakukan untuk mendapatkan efek reduksi dan imobilisasi. Beratnya traksi disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.
Pada fraktur tertentu memerlukan reduksi terbuka. Dengan pendekatan bedah, fragmen tulang direduksi. Alat fiksasi interna dalam bentuk pin, kawat, sekrup, plat, paku atau batangan logam dapat digunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang solid terjadi.
Tahapan selanjutnya setelah fraktur direduksi adalah mengimobilisasi dan mempertahankan fragmen tulang dalam posisi dan kesejajaran yang benar sampai terjadi penyatuan. Imobilisasi dapat dilakukan dengan fiksasi interna atau eksterna. Metode fiksasi eksterna meliputi pembalutan, gips, bidai, traksi kontinu, pin, dan teknik gips. Sedangkan implant logam digunakan untuk fiksasi interna.
Mempertahankan dan mengembalikan fragmen tulang, dapat dilakukan denganmempertankan reduksi dan imobilisasi. Pantau status neurovaskular, latihan isometrik, dan memotivasi klien untuk berpartisipasi dalam memperbaiki kemandirian fungsi dan harga diri.
Penatalaksanaan Fraktur Terbuka
Patah tulang terbuka memerlukan pertolongan segera. Penundaan waktu dalam memberikan pertolongan akan mengakibatkan komplikasi infeksi karena adanya pemaparan dari lingkungan luar. Waktu yang optimal untuk melaksanakan tindakan sebelum 6-7 jam sejak kecelakaan, disebut golden period.
Pada luka derajat I biasanya tidak mengalami kerusakan kulit, sehingga penutupan kulit dapat ditutup secara primer. Namun pada derajat II, luka lebih besar dan bila dipaksakan menutup luka secara primer akan terjadi tegangan kulit. Hal ini akan mengganggu sirkulasi bagian distal. Sebaiknya luka dibiarkan terbuka dan luka ditutup setelah 5-6 hari (delayed primary suture). Untuk fiksasi tulang pada derajat II dan III paling baik menggunakan fiksasi eksterna. Pemakaian gips masih dapat diterima, bila peralatan tidak ada. Namun, kelemahan pemakaian gips adalah perawatan yang lebih sulit.
Salah satu tindakan untuk fraktur terbuka yaitu dilakukan debridemen. Debridemen bertujuan untuk membuat keadaan umum membuat keadaan luka yang kotor menjadi bersih, sehingga secara teoritis fraktur tersebut dapat dianggap fraktur tertutup. Namun secara praktis, hal tersebut tidak pernah tercapai. Tindakan debridemen dilakukan dalam anestesi umum dan selalu harus disertai dengan pencucian luka dengan air yang steril atau NaCl yang mengalir. Pencucian ini memegang peranan penting untuk membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada tulang.
Pada fraktur terbuka tidak boleh dipasang torniket, hal ini penting untuk menentukan batas jaringan yang vital dan nekrotik. Tindakan pembedahan berupa eksisi pinggir luka, kulit, subkutis, fasia, dan pada otot-otot nekrosis yang kotor. Fragmen tulang yang kecil dan tidak memengaruhi stabilitas tulang dibuang. Fragmen yang cukup besar tetap dipertahankan.

F. Proses  Penyembuhan Tulang
Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang.
Ada lima stadium penyembuhan tulang, yaitu:
1) Stadium Satu-Pembentukan Hematoma
Pembuluh darah robek dan terbentuk hematoma disekitar daerah fraktur. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium iniberlangsung 24 – 48 jam dan perdarahan berhenti sama sekali.
2) Stadium Dua-Proliferasi Seluler
Pada stadium ini terjadi proliferasi dan differensiasi sel menjadi fibro kartilago yang berasal dari periosteum,`endosteum, dan bone marrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini terus masuk kedalam lapisan yang lebih dalam dan disanalah osteoblast beregenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan kedua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai, tergantung frakturnya.
3) Stadium Tiga-Pembentukan Kallus
Sel–sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh kegiatan osteoblast dan osteoklast mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel-sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan periosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu.  
4) Stadium Empat-Konsolidasi
Bila aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman tulang berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku dan memungkinkan  osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan sebelum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
5) Stadium Lima-Remodelling
Fraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat. Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus. Lamellae yang lebih tebal diletakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dinding yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sum-sum dibentuk, dan akhirnya dibentuk struktur yang mirip dengan normalnya.

G. Komplikasi
1) KomplikasiAwal
a) KerusakanArteri
Pecahnya arteri karena trauma bias ditandai dengan tidak adanya nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisipada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
b) Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan pembebatan yang terlalu kuat.
c) Fat Embolism Syndrom
Fat Embolism Syndrom (FES) adalah komplikasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernafasan, tachykardi, hypertensi, tachypnea, demam.
d) Infeksi
System pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada trauma orthopedic infeksi dimulai pada kulit (superficial) dan masuk ke dalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin dan plat.
e) AvaskulerNekrosis
AvaskulerNekrosis (AVN) terjadi karena aliran darah ketulang rusak atau terganggu yang bias menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkman’s Ischemia.
f) Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitaskapiler yang bias menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur.

2) Komplikasi Dalam Waktu Lama
a. Delayed Union
Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunan suplai darah ketulang.
b. Nonunion
Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.
c. Malunion
Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan reimobilisasi yang baik.

H. Pengkajian
1. Aktifitas atau istirahat
Tanda : Keterbatasan gerak atau kehilangan fungsi motorik pada bagian yang terkena (dapat segera atau sekunder, akibat pembengkakan atau nyeri).
Adanya kesulitan dalam istirahat-tidur akibat dari nyeri.
2. Sirkulasi
Tanda : Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respons terhadap nyeri atau ansietas) atau hipotensi (hipovolemia).
Takikardia (respons stress, hipovolemia).
Penurunan atau tak teraba nadi distal, pengisian kapiler lambat (capillary refill), kulit, dan kuku pucat atau sianotik.
Pembengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi cedera.
3. Neurosensori
Gejala : Hilang gerak atau sensasi, spasme otot.
Kebas atau kesemutan (parestesi).
Tanda : Deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, krepitasi, spasme otot, kelemahan atau hilang fungsi.
Agitasi berhubungan dengan nyeri, ansietas, trauma lain.
4. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Nyeri berat tiba-tiba saat cedera (mungkin terlokalisasi pada area jaringan atau kerusakan tulang, dapat berkurang pada imobilisasi), tak ada nyeri akibat kerusakan saraf.
Spasme atau kram otot (setelah imobilisasi).
5. Keamanan
Tanda : Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan, dan perubahan warna kulit.
Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba-tiba).

I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan rontgen: menentukan lokasi atau luasnya fraktur atau trauma, dan jenis fraktur.
2. Scan tulang, tomogram, CT Scan atau MRI: memperlihatkan tingkat keparahan fraktur, juga dapat untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak.
3. Arteriogram: dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vaskular.
4. Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada multipel trauma). Peningkatan jumlah SDP adalah proses stress normal setelah trauma.
5. Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi multipel atau cedera hati.

J.   Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang diangkat dalam masalah keperawatan fraktur, yaitu:
1. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, cedera pada jaringan lunak, stress, ansietas, alat traksi, imobilisasi.
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskular.
3. Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.

K.   Rencana keperawatan
Rencana asuhan keperawatan berikut ini diuraikan meliputi:
Diagnosis Keperawatan: Nyeri berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang, cedera pada jaringan lunak, stress, ansietas, alat traksi, imobilisasi.
Tindakan Keperawatan
Mandiri
1. Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring, gips, pembebat.
2. Tinggikan ekstermitas yang sakit.
3. Hindari penggunaan sprei atau bantal plastik dibawah ekstermitas dalam gips.
4. Tinggikan penutup tempat tidur, pertahankan linen terbuka pada ibu jari kaki.
5. Evaluasi nyeri; lokasi, karakteristik, intensitas (skala 0-10). Perhatikan petunjuk nyeri nonverbal (perubahan tanda vital dan emosi atau perilaku.
6. Dorong klien untuk mengekpresikan masalah berhubungan dengan cedera.
7. Jelaskan prosedur sebelum memulai tindakan.
8. Berikan obat sebelum perawatan latihan atau aktivitas.
9. Lakukan dan awasi latihan rentang gerak pasif atau aktif.
10. Berikan alternatif tindakan kenyamanan, seperti pijatan punggung, perubahan posisi.
11. Dorong penggunaan manajemen stress, seperti relaksasi progresif, latihan napas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan terapeutik.
12. Identifikasi aktivitas terapeutik yang tepat untuk usia klien, kemampuan fisik, dan penampilan pribadi.
13. Observasi adanya keluhan nyeri yang tidak biasa, tiba-tiba atau dalam, lokasi progresif atau buruk tidak hilang dengan analgesik.
Kolaborasi
14. Lakukan kompres dingin 24-48 jam pertama sesuai kebutuhan.
15. Berikan obat sesuai order: narkotik dan analgetik non narkotik, NSAID. Berikan narkotik sesuai order selama 3-5 hari.
16. Berikan atau awasi analgesik yang dikontrol klien.

Rasional :
1. Mengurangi nyeri dan mencegah kesalahan posisi tulang atau tegangan jaringan yang cedera.
2. Meningkatkan aliran balik vena, mengurangi edema, dan mengurangi nyeri.
3. Meningkatkan kenyamanan karena peningkatan produksi panas dalam gips yang kering.
4. Mempertahankan kehangatan tubuh tanpa kertidaknyamanan karena tekanan selimut pada bagian yang sakit.
5. Memengaruhi efektifitas intervensi. Tingkat ansietas dapat memengaruhi persepsi atau nyeri.

6. Membantu mengatasi ansietas. Klien dapat merasakan kebutuhan untuk menghilangkan pengalaman kecelakaan.
7. Memungkinkan klien untuk siap secara mental dalam melakukan aktivitas, dan berpartisipasi dalam mengontrol tingkat ketidaknyamanan.
8. Meningkatkan relaksasi otot dan partisipasi klien.
9. Mempertahankan kekuatan atau mobilitas otot yang sakit dan memudahkan resolusi inflamasi pada jaringan yang cedera.
10. Meningkatkan sirkulasi umum, menurunkan area tekanan lokal dan kelelahan otot.
11. Memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol, dan dapat meningkatkan.
12. Mencegah kebosanan, menurunkan tegangan, meningkatkan kekuatan otot, dan dapat meningkatkan harga diri dan kemampuan koping klien.
13. Dapat mengindikasikan terjadinya komplikasi, seperti infeksi, iskemia jaringan, sindrom kompartemen.
14. Menurunkan edema atau pembentukan hematom, menurunkan sensasi nyeri.
15. Untuk menurunkan nyeri atau spasme otot.
16. Pemberian rutin mempertahankan kadar analgesik darah secara adekuat, mencegah fluktuasi dalam menghilangkan nyeri akibat spasme atau tegangan otot.

Diagnosa Keperawatan: Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka neuromuskular.
Tindakan Keperawatan
Mandiri
1. Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh cedera atau pengobatan dan perhatikan persepsi klien terhadap imobilisasi.
2. Dorong partisipasi pada aktivitas atau rekreasi. Pertahankan rangsang lingkungan, seperti radio, TV, koran, barang milik pribadi, jam, kalender, kunjungan keluarga atau teman.
3. Instruksikan klien untuk latihan rentang gerak aktif atau pasif pada ekstermitas yang sehat atau sakit.
4. Dorong penggunaan latihan isometrik mulai dengan tungkai yang sakit
5. Berikan papan kaki, bebat pergelangan, gulungan trokanter atau tangan yang sesuai.
6. Bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin. Instruksikan keamanan dalam alat mobilitas.
7. Pantau TD dalam melakukan aktivitas. Perhatikan adanya keluhan pusing.
8. Ubah posisi secara priodik serta dorong untuk latihan batuk dan napas dalam.
9. Auskultasi bising usus. Pantau kebiasaan eliminasi atau defekasi rutin.
10. Dorong peningkatan intake cairan 2000-3000 ml/hari, termasuk pemberian jus.
11. Tinkatkan jumlah diet serat. Batasi makanan pembentuk gas.

Kolaborasi
12. Konsul dengan ahli terapi fisik, okupasi, rehabilitasi.
13. Gunakan pelunak feses, enema, dan laksatif sesuai indikasi.

rasional :
1. Klien mungkin dibatasi oleh persepsi tentang keterbatasan fisik aktual, memerlukan informasi atau intervensi untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.
2. Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa kontrol harga diri, dan membantu menurunkan isolasi sosial.
3. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi, mencegah kontraktur atau atrofi, dan reabsobsi kalsium karena tidak digunakan.
4. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk sendi atau menggerakkan tungkai dan membantu mempertahankan kekuatan dan massa otot.  Catatan: kontraindikasi pada perdarahan akut atau edema.
5. Mempertahankan posisi fungsional ekstermitas tangan atau kaki, dan mencegah komplikasi.
6. Mobilisasi dini menurunkan komplikasi tirah baring (mis. plebitis) dan meningkatkan penyembuhan dan normalisasi fungsi organ.
7. Hipotensi postural adalah masalah umum yang menyertai tirah baring lama dan memerlukan intervensi khusus (mis. kemiringan meja dengan peninggian secara bertahap sampai posisi tegak).
8. Mencegah komplikasi pernapasan atau kulit, misal dekubitus, pneumonia, ateletaksis.
9. Tirah baring, penggunaan analgesik, dan perubahan diet dapat memperlambat peristaltik usus sehingga menyebabkan konstipasi.
10. Mempertahankan hidrasi tubuh, menurunkan risiko infeksi urenearius, pembentukan batu, dan konstipasi.
11. Makanan kasar (serat) mencegah konstipasi. Makanan pembentuk gas dapat menyebabkan distensi abdominal, khususnya pada adnya penurunan motilitas usus.
12. Berguna dalam membuat jadwal aktivitas klien. Klien dapat memerlukan bantuan jangka panjang dengan gerakan, kekuatan, dan aktivitas yang mengandalkan berat badan, juga penggunaan alat, seperti walker, kruk.
13. Meningkatkan evakuasi isi usus.

Diagnosa Keperawatan: Kurang perawatan diri berhubungan dengan hilangnya kemampuan menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Tindakan Keperawatan
Mandiri
1. Dorong klien mengekspresikan perasaan dan mendiskusikan cedera dan masalah yang berhubungan dengan cara aktif. Dengarkan secara aktif
2. Motivasi penggunaan mekanisme penyelesaian masalah secara adaptif.
3. Libatkan orang yang berarti dan layanan dukungan bila diperlukan.
4. Modifikasi lingkungan rumah bila  diperlukan.
5. Dorong klien berpartisipasi dalam pengembangan program terapi.
6. Jelaskan berbagai program terapi.
7. Dorong partisipasi aktivitas sehari-hari dalam batasan terapeutik.
8. Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantuan mobilisasi secara aman. Lakukan supervisi agar pemakaiannya terjamin.
9. Evaluasi kemampuan klien untuk melakukan perawatan diri dirumah; merencanakan regimen terapi, mengenali risiko masalah, mengenali situasi yang tidak aman, dan meneruskan supervisi kesehatan.

1.     Fraktur memengaruhi kemampan seseorang melakukan aktivitas sehari-hari seperti kehilangan pekerjaan, perubahan gaya hidup.
2. Penghentian mendadak rutinitas dan rencana memerlukan mekanisme penyelesaian masalah.
3. Orang lain dapat membantu klien melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Akomodasi untuk penatalaksanaan di rumah mungkin diperlukan untuk meningkatkan perawatan dan keamanan.
5. Klien mampu memperoleh kembali kemandirian dengan partisipasi aktif dalam pengambilan keputusan rencana terapi.
6. Pendidikan dan pemahaman klien dapat meningkatkan kepatuhan.
7. Rasa harga diri dapat ditingkatkan dengan aktivitas perawatan diri.
8. Cedera akibat penggunanaan modalitas atau alat bantu mobilisasi dapat dicegah melalui pendidikan.
9. Meyakinkan kemampuan klien untuk menangani fraktur di rumah. Kekurangan pengetahuan dan persiapan perawatan diri yang buruk di rumah menyumbang terjadinya ansietas dan ketidakdisiplinan terhadap program terapi.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Osteoporosis (tulang rapuh) pada masa kini merupakan masalah kesehatan publik yang besar.  Senile osteoporosis terjadi pada lelaki dan wanita di atas umur 70 tahun dengan perbandingan wanita : lelaki = 2 : 1. Perlu diperhatikan faktor risiko dari osteoporosis berupa genetik, pola hidup, medikal, dan iatrogenik. Osteoporosis dapat dicegah bila dimulai waktu “childhood” dan “youngster” atau “adolescence,” waktu tulang mencapai maturitas pada akhir dekade ke-3 mencapai maksimum “peak bone mass.” Pencegahan terjadi osteoporosis terutama pada golongan risiko tinggi pada usia lebih muda, seperti pada wanita dengan menopause dini atau pascabedah ovariektomi, pengobatan/pencegahan osteoporosis harus dilakukan secara dini pula. Pemberian tambahan kalsium serta susu sangat dianjurkan di sini. Lanjut usia dengan Osteoporosis, pengobatan terbaik adalah untuk tetap aktif secara jasmani (muscle pumping action), serta mencegah terjadi cedera akibat jatuh.
Rematik atau  rhematoid arthritis adalah penyebab paling umum nyeri sendi kronis. Rheumatoid arthritis disebabkan oleh kerusakan sistem autoimun sehingga tubuh menghasilkan zat yang menyebabkan peradangan, terutama pada sendi. Bagian tubuh favorit yang diserang adalah sendi jari tangan dan kaki dan tulang belakang. Serangan rematik membuat peradangan dan pembengkakan selaput sendi dan secara bertahap menghancurkan kapsul sendi, dan kemudian tendon. Konsekuensi pada akhirnya adalah deformasi tulang dan pembatasan gerakan.
Osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif (umumnya menyerang mereka yang berusia di atas 45 tahun). Pada osteoarthritis, sendi mengalami nyeri namun tidak diawali dengan peradangan. Rasa nyeri biasanya terasa bila mengangkat beban dan pada awal gerakan dari posisi istirahat. Penyebabnya karena penuaan dan penggunaan terus-menerus.  Risiko terutama pada pinggul, lutut, tangan, kaki, dan tulang belakang.
Gout adalah hasil kadar  asam urat yang tinggi dalam darah. Rasa sakit sendi disertai bengkak, kemerahan, dan  hangat. Terdapat empat tahap dari perjalanan klinis penyakit gout yang tidak diobati yaitu : hiperurisemia asimtomatik,  arthritis gout akut,  serangan gout akut adalah tahap interkritical,  gout kronik dimana timbunan urat terus bertambah dalam beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai.
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001).
Tanda dan gejala kemudian setelah bagian yang retak di imobilisasi, perawat perlu mnilai pain ( rasa sakit ),  paloor ( kepucatan/perubahan warna), paralisis (kelumpuhan / ketidakmampuan untuk bergerak ),  parasthesia ( kesemutan ), dan pulselessnes ( tidak ada denyut ).
Fraktur, terutama yang berhubungan dengan osteoporosis, dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan disabilitas pada usia tua. Diantaranya adalah : Fraktur Kompresi Vertebra, Fraktur Panggul, Fraktur Pinggul.

3.2 Saran
Penulis memberi saran kepada :
1. Para mahasiswa STIKes Santo Borromeus sebagai calon perawat agar mengetahui dan memahami konsep penyakit tulang dan patah tulang pada lansia sehingga mampu merawat para lansia yang mengalami penyakit tulang dan patah tulang sehingga para lansia dapat meningkatkan kesehatan khususnya pada sistem muskuloskeletal.
2. Para pembaca agar mengetahui penyakit tulang dan patah tulang pada lansia sehingga dapat merawat lansia yang mengalami penyakit tulang dan patah tulang tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges, E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Eliopoulus, Charlotte. 2005. Gerontologi Nursing Edisi 6. Lippincott Williams & Wilkins
Lukman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Muskuloskeletal Cetakan 1. Jakarta : EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
Prince, Sylvia Anderson. 2000. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed. 4. Jakarta : EGC
Stanley, Mickey. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik Ed.2 Cet.1. Jakarta : EGC
http://www.scribd.com/martha_susanto/d/54129525-Penyakit-Tulang-Dan-Sendi-Pada-Lansia-1 diunduh tanggal 01 Mei 2012 pukul 03:40 WIB
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=penyakit+tulang+pada+lansia&source=web&cd=6&ved=0CFgQFjAF&url=http%3A%2F%2Fbidansmart.files.wordpress.com%2F2010%2F03%2Fpenyakit-tulang-dan-sendi-pada-usia-lanjut-1.ppt&ei=CvieT87dLobMrQeympRV&usg=AFQjCNHH75LaMbWy4n8lZOPeBB5UHZ2wpg diunduh tanggal 01 Mei 2012 pukul 03:41 WIB
http://www.scribd.com/tghundhul/d/54317816-Masalah-Pada-Sistem-Muskuloskeletal diunduh 01 Mei 2012 pukul 04:00 WIB
http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/ diunduh tanggal 01 Mei 2012 pukul 18:05 WIB
http://uleegle.wordpress.com/2009/11/17/kelainan-kelainan-pada-tulang/ diunduh tanggal 01 Mei 2012 pukul 18:00 WIB
http://www.news-medical.net/health/Bone-Disease-(Indonesian).aspx diunduh tanggal 01 Mei 2012 pukul 17:50 WIB
http://www.scribd.com/doc/82140343/Askep-Gout-Pada-Lansia diunduh tanggal 01 Mei 2012 pukul 20:00 WIB