Kamis, 07 Juni 2012

atas nama Cinta


 Alam al-qur’an kalimat Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Sebagai ayat pertama dari Q.S. Al Fatihah ini sangat akrab dengan keseharian umat Muhammad S.A.W. Ia merupakan pembuka dari segala pembuka pintu rahmat Allah yang, menurut Hadits Qudsi, memang telah menetapkan Kasih SayangNya melebihi segala hal, termasuk KemurkaanNya sendiri.


Kalimat "dengan menyebut nama Allah" sesungguhnya bukanlah sekadar ucapan tanpa makna, melainkan peneguhan bahwa siapa pun yang mengucapkannya sedang bertindak atas nama Allah. Ia sedang menetapkan dirinya sebagai representasi Tuhan di permukaan bumi. Ia, yang membaca "bismillaahir-rahmaanir-rahiim" menjadi bukan sembarang orang. Ia menjelma wakil Allah. Menjadi lambang CintaNya.


Jika setiap saat seseorang membaca basmalah, maka seketika itu pula ia memakai jubah keagungan Rahmaan Rahiim Allah. Ia mengibarkan panji-panji Cinta dan Kasih SayangNya. Ia mewujud simbol Kehadiran Tuhan untuk menyentuh hati yang sedih dan khawatir dan merawat mereka yang sepi dan merasa ditinggalkan. Pelayanan dan pertolongan pada sesama menjadi pelaksanaan dari kata-katanya bahwa ia menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.


Ia yang menyebut nama Allah sekaligus menempatkan dirinya sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan. Ia adalah salah satu di antara empat golongan yang tidak merugi, menurut Q.S. Al Ashr, yaitu orang beriman, berbuat baik, saling menasihati tentang hanya Allah Yang Maha Benar, dan saling menasihati tentang bagaimana bersabar dengan keadaan masing-masing. 


Cinta Allah adalah Kasih Sayang yang hakiki. Allah memberi tanpa menunggu hambanya meminta. Allah menjaga tiada jeda tiada lena. Dalam ayat Kursi di Q.S. Al Baqarah ayat 255, Allah menegaskan bahwa Dia bahkan tidak tidur tidak pula mengantuk. Dia menerbitkan matahari meski tak ada yang memohonnya. Dia mengalirkan nafas dan mengeluarkan keringat dari pori-pori tanpa manusia sadar untuk mensyukurinya setiap saat.


لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ


"Bagi yang menyebut nama Allah terus-menerus dan tiada berhenti, yang apabila disebut nama Allah maka bergetar hatinya", sebagaimana dimaktubkan dalam Q.S Al Anfal ayat 2,


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ


"Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal."


Maka keimanan yang mengakar di hatinya tumbuh dan berkembang menjadi pohon kebaikan yang meneduhkan dan bermanfaat bagi siapa pun. Ia, yang bertindak atas nama Allah, tidak membawa dan menyampaikan apa pun selain Kasih SayangNya, apa pun itu.


Barang siapa yang senantiasa menyebut nama Allah sesungguhnya ia mencintai Allah dan Allah mencintainya. Allah menjadi penglihatan baginya melihat, mewujud pendengaran baginya mendengar, merupakan peneguh baginya berpegang, dan menjelma pijakan baginya melangkah. Ia yang selalu mendekat kepada Allah menyediakan dirinya untuk menjadi cermin dari sifat dan perilaku Tuhan. Ia tak lagi memelihara kebencian.


Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, siapa pun yang bergerak, atau tidak bergerak, atas nama Allah, maka sesungguhnya Allah bersamanya. "La tahzan, inna 'l-laaha ma'ana”. "Janganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita", firman Allah, dalam Q.S. At Taubah ayat 40. Siapa pun yang berada di wilayah ketuhanan Allah Yang Maha Mengasihi dan Menyayangi, ia aman dari segala jangkauan keburukan karena Allah sendiri yang melindunginya.


Cinta itu bagaikan matahari. Meski tetap di tempatnya yang sangat jauh dari bumi; cahaya, sinar, dan panas matahari menembus pori-pori manusia. Cinta juga ibarat angin; terasa kehadirannya meski tak tampak. Dengan menyebut nama Allah, semoga kita adalah orang-orang yang sabar menghadapi kebencian dan permusuhan dengan cinta dan kasih sayang.


وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ


"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bersabar,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar