Selasa, 23 Juli 2013

BAB II tentang pengaruh penyuluhan terhadap motivasi



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Konsep Penyuluhan
1.      Pengertian Penyuluhan/Pendidikan Kesehatan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan (Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup sehat (Depkes. RI, 2001).
Pendidikan kesehatan merupakan komponen essensial dalam asuhan keperawatan dan diarahkan pada kegiatan meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan status kesehatan; mencegah penyakit; dan membantu individu untuk mengatasi efek sisa penyakit (Brunner dan Sudart, 2002).
2.      Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu, masyarakat atau kelompok di bidang kesehatan (Notoatmodjo dalam Suliha, 2002).
Tujuan ini dapat diperinci lebih lanjut menjadi :
a.       Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dalam masyarakat.
b.      Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c.       Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.

3.      Proses Pendidikan Kesehatan
Proses pendidikan kesehatan yakni masukan (input), proses, dan keluaran (out put). Masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut masalah belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. Proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subyek yang belajar tersebut. Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subyek belajar (Notoatmodjo, 2003).

4.      Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan menurut Suliha (2002) yaitu :
a.       Dimensi Sasaran Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu salah satunya pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok. Mencakup masalah kesehatan dan keperawatan pada kelompok khusus, antara lain: kelompok ibu hamil, ibu yang menyusui anak dan balita, PUS (pasangan suami istri subur), remaja (narkoba, miras dan lain-lain).
b.      Dimensi Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda-beda. Misalnya  pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien.
c.       Dimensi Tingkat Pelayanan Pendidikan seperti : promosi kesehatan (health promotion), perlindungan khusus (specific protection), untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Misalnya tentang pentingnya senam hamil dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi selama dalam kehamilan. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi di masyarakat.

5.      Domain Pendidikan Kesehatan
Pendidikan menurut Notoatmodjo 2003, berkaitan dengan domain kognitif pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berabstraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) terbagi secara berjenjang sebagai berikut : 
a.       Pembelajaran kognitif
1)      Pengetahuan (Knowledge) menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya.
2)      Pemahaman (Comprehension) dimana sudah tercapai pengertian (Understanding) tentang hal yang sudah kita kenali.
3)      Penerapan (Application) dimana sudah tercapai kemampuan untuk menerapkan hal yang sudah dipahami kedalam situasi yang kondisinya sesuai. 
4)      Analisa (Analysis) sudah dicapai kemampuan untuk mengurai hal tadi menjadi rincian yang terdiri dari unsur-unsur dalam suatu bentuk susunan yang berarti.
5)      Sintesis (Syntesis) sudah dicapai kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
6)      Evaluasi (Evaluation) dimana sudah dicapai kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya. 
b.      Pembelajaran Afektif (Perilaku)
1)      Penerimaan
Sikap terbuka untuk mengikuti petunjuk dari orang lain.
2)      Menanggapi
Melibatkan partisipasi aktif melalui proses mendengarkan dan bereaksi secara verbal dan non verbal.
3)      Menilai
Memberikan nilai pada suatu obyek atau perilaku.
4)      Pengorganisasian
Mengembankan sistem nilai melalui identifikasi dan pengorganisasian nilai serta penyelesaian kembali konflik.
5)      Pengkarakteristikan
Pengkarakteristikan meliputi tindakan dan respon terhadap sistem nilai yang dianut, diuji, dan ditantang.
c.       Pembelajaran Psikomotor (keterampilan motorik)
1)      Persepsi
Keadaan yang menyadari suatu obyek atau kualitas melalui penggunaan seluruh organ indra. Seseorang merasakan adanya rangsangan sebagai tanda untuk melakukan tugas tertentu.
2)      Perangkat merupakan kesiapan untuk melakukan tindakan tertentu. Ada 3 perangkat , yaitu mental, fisik, dan emosi.
3)      Respon terbimbing merupakan kinerja suatu tindakan dibawah bimbingan seorang instruktur yaitu tindakan meniru dari tindakan yang didemonstrasikan.
4)      Mekanisme merupakan tingkat perilaku yang lebih tinggi dimana seseorang telah memiliki kepercayaan diri dan keterampilan untuk melakukan perilaku tertentu.
5)      Respon komplek terbuka mencakup pelaksanaan keterampilan motorik yang terdiri dari pola gerakan yang komplek. Seseorang memperlihatkan keterampilan secara halus dan benar tanpa ragu-ragu.
6)      Adaptasi terjadi bila seseorang mampu merubah respon motorik ketika muncul masalah yang tidak diduga.
7)      Keaslian merupakan aktivitas motorik yang paling kompleks yang mencakup penciptaan pola gerakan yang baru. Seseorang bertindak berdasarkan kemampuan dan keterampilan psikomotor yang ada.

6.      Alat Peraga Penyuluhan Kesehatan
a.       Pengertian alat peraga adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari penyuluh ke sasaran penyuluhan.
b.      Tujuan alat peraga adalah sebagai alat bantu, untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah, mengingatkan suatu pesan, memperjelas fakta-fakta dan agar lebih sistematis.
c.       Manfaat alat peraga diantaranya yaitu :
1)       Bagi penyuluh antara lain adalah menambah kepercayaan diri dalam menjelaskan, menghindari kejenuhan, lebih variatif dan sebagai penuntun.
2)       Bagi sasaran (yang disuluh) adalah dapat melihat secara nyata (simulasi), dapat menghindari dari kejenuhan, dapat mengingat kesan lebih baik.
d.      Macam-macam peraga yang dapat digunakan antara lain :
1)   Slide Projector adalah bidang transparan yang bergambar, bisa berupa hasil lukisan tangan, Kegunaan : menampilkan bayangan sebuah gambar positif yang dapat ditembus cahaya.
2)      Leaflet adalah selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khususnya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Keuntungannya antara lain : dapat disimpan lama, dapat dipakai rujukan, keabsahan lebih terjamin sebab bisaanya dikelurkan oleh instansi resmi, dan dapat menjangkau daerah luas.

7.      Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan
a)      Faktor penyuluh
1)      Kurang persiapan
2)      Kurang menguasai materi
3)      Penampilan kurang meyakinkan
4)      Bahasa kurang bisa dimengerti
5)      Suara terlalu kecil
6)      Penyampaian monoton.
b)      Faktor sasaran :
1)      Tingkat pendidikan sasaran penyuluhan.
2)      Tingkat social ekonomi yang rendah akan mempengaruhi pesan-pesan yang disampaikan.
3)      Adat-istiadat/kebisaaan yang sudah tertanam bisaanya sulit diubah. Contoh: mengkonsumsi ikan/telur pada anak akan menimbulkan cacingan.
4)      Kondisi lingkungan yang tidak mendukung dan sukar merubah perilaku. Contoh: daerah kurang air akan sulit memberi penyuluhan hygiene perorangan dan lingkungan.
c)      Faktor proses dalam penyuluhan
1)      Waktu penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang diinginkan sasaran.
2)      Tempat penyuluhan jangan pada tempat yang ramai sebab akan mengganggu proses penyuluhan yang dilaksnakan.
3)      Jumlah pendengar/sasaran yang terlalu banyak sehingga sulit untuk menarik perhatian saat penyuluhan.
4)      Alat peraga dapat mempermudah pemahaman.
5)      Metode yang digunakan yang kurang tepat sehingga dapat  membosankan sasaran penyuluh.

8.      Metode Penyuluhan
Perubahan perilaku sebagai tujuan akhir penyuluhan. Salah satu caranya adalah dengan proses belajar. Metode belajar mengajar, yaitu :
a)      Metode didaktif
1)      Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang pembicara didepan kelompok mengajar.
2)      Pemasangan pamplet / leaflet / booklet adalah informasi yang disampaikan melalui media berupa selebaran, brosur dan lain-lain.

b)      Metode sokratik
Metode ini disebut two way methode (metode dua arah). Intensitas kegiatan antara penyuluh dan sasaran seimbang. Komunikasi keduanya lebih aktif/timbal balik. Salah satu contohnya diskusi kelompok yaitu percakapan/diskusi antara 5 – 20 orang.

B.     Konsep Kehamilan Trimester II dan III
Kehamilan trimester II merupakan kehamilan yang terjadi pada kehamilan antara 16 – 24 minggu (4 – 6 bulan) (Wiknyosastro, 1994).
Trimester II merupakan kehamilan yang terjadi pada kehamilan usia 14 – 28 minggu.
Trimester ketiga merupakan masa kehamilan dari minggu ke 27 sampai akhir kehamilan (Bobak, 2000).

C.    Konsep Motivasi
1.      Pengertian motivasi
Motivasi adalah tingkah laku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi ini menjadi proses yang dapat menjelaskan mengenai tingkah laku sesorang dalam melaksanakan tugas tertentu (Hidayat, 2009).
Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yang menyebabkan seseorang/kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2007).
Motivasi berarti dorongan, berasal dari bahasa latin movere yang berarti mendorong atau menggerakkan. Motivasi inilah yang mendorong seseorang untuk berperilaku beraktifitas dalam pencapaian tujuan (Widayatun, 2009).
Motivasi merupakan suatu kekuatan (power) atau tenaga (force) atau daya (energy); atau suatu keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to move, motion, motive) ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2007).
Motivasi pada dasarnya merupakan interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang dihadapinya. Di dalam diri seseorang terdapat “kebutuhan” (needs) atau “keinginan” (wants) terhadap objek di luar seseorang tersebut, kemudian bagaimana seseorang tersebut menghubungkan antara kebutuhan dengan “situasi di luar” objek tersebut dalam memenuhi kebutuhan yang dimaksud. Oleh sebab itu, motivasi adalah suatu alasan (reasoning) seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo, 2007).
Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan (Prof.Djaali, 2011).
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2008).

2.      Sumber motivasi
a.       Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang terdiri dari dorongan dan minat individu untuk melakukan suatu aktivitas tanpa mengharap ataupun meminta ganjaran. Motivasi intrinsik seperti ibu hamil yang melakukan senam hamil karena keinginannya sendiri. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan manjadi orang yang terdidik, yang berpengalaman, yang ahli dalam bidang tertentu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan, jadi memang motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol (Sardiman, 2008).
Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar. Oleh karena itu, para ahli sependapat bahwa motivasi intrinsik akan sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku. Bila ia seorang siswa/mahasiswa, ada kecenderungan untuk terus belajar dan menjadi yang terbaik, dan bila ia seorang karyawan/pekerja, ada keinginan untuk disiplin dalam bekerja dan patuh terhadap semua aturan yang ada. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang termotivasi secara intrinsik akan dapat dengan mudah dibedakan dengan mereka yang termotivasi secara ekstrinsik. Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa motivasi intrinsik itu identic dengan panggilan jiwa, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri dan sudah merupakan bagian dari dalam diri. Motivasi intrinsik ini memang dapat dibangun dari motivasi ekstrinsik, maksudnya lingkungan tempat seseorang berada dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang, dirangsang, diawasi dan kemudian diarahkan. Penghargaan (reward) dan hukuman (punish) dapat menjadikan motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik, contohnya seorang anak yang sejak kecil dibiasakan berdisiplin dalam menggunakan waktu dan melakukannya secara terus menerus akan membuat kebiasaan ini menjadi suatu motivasi yang timbul dari diri anak dan bukan karena merasa diawasi oleh orang tua dan keluarga (Nursalam, 2009).
b.      Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya setelah ibu A melihat tetangganya yang melakukan senam hamil, maka ibu A ingin melakukan senam hamil. Motivasi ekstrinsik sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2008). Rangsangan atau dorongan dari luar tersebut bisa dimanisfestasikan bermacam-macam sesuai dengan karakter, pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dari motivasi ini adalah harus didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh (Nursalam, 2009).
c.       Motivasi terdesak
Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali munculnya pada perilaku aktifitas seseorang. Misanya dalam kondisi terdesak Ny. N harus menyelamatkan diri maka ia mampu melompati pagar setinggi 1 meter lebih dengan baik. Padahal sebelumnya Ny. N tidak pernah melompat setinggi itu karena di bukan atletik. (Widayatun, 2009).

3.      Bentuk Menumbuhkan Motivasi
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi, anata lain sebagai berikut (Sardiman, 2008) :
a.       Bentuk motivasi intrinsik
1)      Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
2)      Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingkan tugas dan merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dnegan baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa di subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
3)      Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehinga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan belajar lancar kalau disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan:
a.       Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b.      Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c.       Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d.      Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.


Faktor intrinsik menurut Herzberg meliputi :
a.       Pencapaian Prestasi
1)      Dorongan untuk sukses
2)      Umpan balik
3)      Unggul
b.      Tanggung Jawab
1)      Kerja keras
2)      Tanggung jawab
3)      Penyatuan dengan tugas
c.       Kemajuan
Dorongan untuk maju
d.      Pekerjaan (belajar) itu sendiri
1.      Mandiri dalam belajar
2.      Perasaan terhadap belajar
e.       Kemungkinan berkembang
1.      Peningkatan keterampilan
2.      Perubahan perilaku
b. Bentuk motivasi ekstrinsik
1)      Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka / nilai yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport angkatnya baik-baik.
2)      Hadiah
Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
3)      Saingan / kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak dimanfaatkan didalam dunia industry atau perdagangan, tetapi juga sangat baik digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4)      Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akanada ulangan, oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi, tetapi yang harus diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka, maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.

5)      Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan hasilnya terus meningkat.
6)      Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu, supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
7)      Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
4.      Klasifikasi motivasi
Klasifikasi tingkatan motivasi, yaitu:
  1. Motivasi kuat : motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa dirinya akan berhasil dalam mencapai tujuan dan keinginannya.
  2. Motivasi sedang : motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah untuk berhasil dalam mencapai tujuan dan keinginan.
  3. Motivasi lemah : motivasi dikatakan lemah atau rendah apabila di dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif namun memiliki harapan dan keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat mencapai tujuan dan keinginannya (Irwanto, 2007).
5.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
a.       Faktor fisik
Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan, lingkungan akan mempengaruhi motivasi seseorang. Orang yang hidup dalam lingkungan tempat tinggal yang kondusif (bebas dari polusi, asri, tertib dan disiplin), maka individu yang ada disekitarnya akan memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Keadaan atau kondisi kesehatan, individu yang kondisi fisiknya sakit maka akan memiliki motivasi yang kuat untuk mempercepat proses penyembuhan.
b.      Faktor hereditas, lingkungan dan kematangan atau usia
Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang. Umur merupakan tingkat kedewasaan seseorang. Orang yang mempunyai umur produktif akan mempunyai daya pikir yang lebih rasional dan memiliki pengetahuan yang baik sehingga orang memilki motivasi baik.
c.       Faktor instrinsik seseorang
Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
d.      Fasilitas (sarana dan prasarana)
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.
e.       Situasi dan kondisi
Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.
f.       Program dan aktifitas
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.
g.      Audio visual (media)
Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu (Widayatun, 2009).

6.      Cara meningkatkan motivasi
Cara atau metode untuk meningkatkan motivasi, yaitu :
a.       Metode langsung (Direct motivation)
Pemberian  materi atau nonmateri kepada orang secara langsung untuk memenuhi kebutuhan merupakan cara yang langsung dapat meningkatkan motivasi, misalnya pemberian bonus, hadiah pada waktu tertentu, sedangkan pemberian nonmateri antara lain memberikan pujian, memberikan penghargaan dan tanda-tanda penghormatan yang lain dalam bentuk surat atau piagam.
b.      Metode tidak langsung (Indirect motivation)
Suatu kewajiban memberikan kepada anggota suatu organisasi berupa fasilitas atau sarana-sarana kesehatan misalnya, membangun atau menyediakan air bersih kepada desa tertentu yang dapat menunjang perilaku kesehatan mereka. Upaya peningkatan motivasi seperti dengan memberikan sesuatu kepada masyarakat dipandang sebagai cara/ metode untuk meningkatkan motivasi berperilaku hidup sehat.
Motivasi dapat dikategorikan sebagai alat motivasi, maka dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
a.       Materiil
Alat motivasi materiil adalah apa yang diberikan kepada masyarakat dapat memenuhi kebutuhan untuk hidup sehat, yang berupa uang atau barang yang merupakan faktor pemungkin untuk melakukan hidup sehat. Misalnya, ibu hamil yang mengikuti senma hamil secara teratur diberikan uang transport atau diberikan peralatan bayi untuk menjemput kelahiran bayinya.
b.      Nonmaterial
Alat motivasi nonmateriil adalah pemberian tersebut tidak dapat dinilai dengan uang, tetapi pemberian sesuatu yang hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan kepada orang atau masyarakat. Misalnya pemberian penghargaan kepada peserta senam hamil berupa : medali, piagam, piala, bintang penghargaan, dan sebagainya.
c.       Kombinasi materiil dan nonmaterial
Alat motivasi ini baik materiil maupun nonmaterial yaitu fasilitas yang diterima, bonus yang diterima, masyarakat juga memperoleh penghargaan berupa piagam atau medali (Notoatmodjo, 2010).
7.      Pengukuran Motivasi
Cara untuk mengukur motivasi menurut Notoatmodjo (2005), yaitu:
a.       Tes proyektif
Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang lain, maka kita beri stimulus yang harus diinterpretasikan.
b.      Kuisioner
Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuisioner adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Tes ini terdiri atas pilihan-pilhan jawaban yang paling mencerminkan diri anda. Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang.
c.       Observasi perilaku
Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya (Notoatmodjo, 2005).

D.    Konsep Senam Hamil
1.      Definisi Senam Hamil
Senam hamil merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu-ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi dan mempersiapkan persalinan yang cepat, aman, dan spontan (Hulliana, 2007).
2.      Tujuan Senam Hamil
Tujuan senam hamil adalah :
a.       memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligament dan jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan,
b.      melenturkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses persalinan,
c.       membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak napas,
d.      menguasai teknik-teknik pernapasan dalam persalinan,
e.       persiapan mental dan fisik untuk ibu hamil,
f.       relaksasi,
g.      dapat mengatur diri pada ketenangan (Kusmiyati, 2010).

3.      Manfaat Senam Hamil
Melakukan senam hamil secara teratur dapat memberikan manfaat :
a.       Melatih sikap tubuh yang benar selama kehamilan guna menghindari atau meringankan keluhan-keluhan seperti sakit pinggang dan punggung, konstipasi, bengkak kaki, varises vena, dan cepat lelah.
b.      Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot pada dinding perut, paha,  dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan.
c.       Melatih berbagai teknik pernafasan yang penting agar persalinan dapat berjalan lancar dan lebih cepat.
d.      Mengurangi sakit yang dirasakan ibu pada saat bersalin.
e.       Memperlancar persalinan normal secara fisik dan mental karena otot-otot panggul yang kuat oleh latihan senam yang sering dilakukan.
f.       Mempersiapkan kondisi fisik yang prima saat hari persalinan tiba, kondisi seperti ini secara tidak langsung memberi ketenangan batin, mengurangi kecemasan, dan menambah rasa percaya diri ibu dalam persalinan (Roland, 2010).
4.      Syarat Mengikuti Senam Hamil
Syarat mengikuti senam hamil menurut Kusmiyati (2010) yaitu :
a.       Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan telah dilakukan dokter/bidan
b.      Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu
c.       Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin
d.      Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.

5.      Cara Latihan Senam Hamil
a.       Latihan Pendahuluan
Tujuan latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot-otot tubuh, luas gerakan persendian, dan mengurangi serta menghilangkan rasa nyeri dan kekakuan tubuh.
Latihan I
Sikap : duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan dan dibuka sedikit, seluruh tubuh lemas dan rileks.
Description: Description: sikap latihan 1
Gambar 4.1 sikap latihan 1 (Sumber www.google.com )
Latihan :
1.      Description: Description: yuanasenam11Gerakkan kaki kiri jauh ke depan, kaki kanan jauh ke belakang; lalu sebaliknya gerakan kanan jauh ke depan kaki kiri jauh ke belakang. Lakukan masing-masing 8 kali.
Gambar 4.2 gerakan putaran plantar dan dorsal
(sumber : www.goolge.com )
2.      Gerakan kaki kanan dan kiri sama-sama jauh ke depan dan ke belakang (fleksi plantar dan dorsal )
3.      Gerakkan kaki kanan dan kiri bersama-sama ke kanan dan kiri.
4.      Gerakkan kaki kanan dan kiri bersama-sama ke arah dalam (endorotasi) sampai ujung jari menyentuh lantai, lalu gerakkan kedua kaki kea rah luar (eksorotasi)
5.      Putarkan kedua kaki bersama-sama (sirkumduksi) ke kanan dan ke kiri masing-masing 4 kali.
6.      Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan bokong, tekankan kedua tungkai kaki ke lantai sambil mengerutkan otot dubur, lalu tarik relaks kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.
Latihan 2
Sikap : duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Latihan : letakkan tungkai kanan di atas tungkai kiri, kemudian tekan tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil mengempeskan dinding perut bagian atas dan mengerutkan liang dubur selama beberapa saat, kemudian istirahat. Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri di atas tungkai kanan. Lakukan 8 kali. Description: Description: senam 2Gambar 4.3 latihan otot dasar panggul (Sumber :www.google.com)
Latihan 3
Sikap : duduk tegak dengan kedua tungkai kaki lurus, rapat, dan rileks.
Latihan :
a.       Angkat tungkai kanan ke atas, lalu letakkan kembali, angkat tungkai kiri ke atas, lalu letakkan kembali, lakukan hal ini berganti-ganti sebanyak 8 kali.
b.      Lakukan pula latihan seperti diatas dalam posisi berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus, angkat kedua tangan tungkai bersama-sama, kedua lutut jangan ditekuk, kemudian turunkan kembali perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.

Latihan 4
Sikap : duduk bersila, badan tegak, kedua tangan di atas bahu, kedua lengan di samping badan.
Latihan :
a.       Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas
b.      Putar kedua lengan tersebut ke depan, ke atas samping telinga
c.       Teruskan sampai ke belakang dan akhirnya kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan-gerakan ini sebanyak 8 kali.
Description: Description: senam hamil cover
Gambar 4.4 gerakan latihan otot-otot perut
(sumber: www.google.com )
Latihan 5
Sikap : berbaring telentang kedua lengan di samping badan dan kedua lutut di tekuk.
Description: Description: senam latihan 5
Gambar 4.5 sikap pada latihan 5 senam hamil
(sumber : www.google.com )
Latihan : angkat pinggul sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengan lantai yang ditahan oleh kedua kaki dan bahu. Tutunkan pelan-pelan. Lakukan sebanyak 8 kali.
Description: Description: senam@20kegelGambar 4.6 gerakan latihan 5 senam hamil
                               (sumber : www.google.com )
Latihan 6
Sikap : berbaringlah terlentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada di samping badan, keseluruhan badan rileks.
Latihan : panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati bahu kiri, lalu kembali pada posisi semula. Ingat kedua lutut tidak boleh ditekuk. Keadaan dan gerakan serupa dilakukan sebaliknya untuk tungkai kiri. Setiap gerakan dilakukan masing-masing 2 kali. Latihan ini diulangi sebanyak 8 kali.
Latihan 7
Panggul diputar ke kanan dan ke kiri masing-masing 4 kali. Gerakan panggul ke kiri yang dilakukan sebagai berikut : tekankan pinggang ke lantai sambil mengempeskan perut dan mengerutkan otot dubur, gerakan panggul ke kanan, angkat pinggang, gerakan panggul ke kanan dan ke kiri dan seterusnya.
Cara-cara latihan pendahuluan dilakukan beberapa hari sampai wanita hamil ini dapat menjalankan latihan-latihan inti.
b.      Latihan Inti
Klasifikasi dan tujuan dari latihan ini adalah :
1)      Latihan pembentukkan sikap tubuh
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil, karena sikap tubuh yang baik menyebabkan tulang panggul naik, sehingga janin berada dalam kedudukan normal. Sedangkan sikap tubuh yang tidak baik akan menyebabkan tulang panggul turun, sehingga kedudukan janin kurang baik.
2)      Latihan konsentrasi dan relaksasi
Untuk memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang diperlukan.
3)      Latihan pernapasan
Untuk melatih berbagai teknik pernapasan supaya dapat dipergunakan pada waktunya sesuai kebutuhan.
Syarat mendapatkan pernapasan yang sempurna adalah relaksasi seluruh tubuh, berkonsentrasi, dan untuk melemaskan otot-otot dinding perut dan pernapasan maka kedua lutut harus ditekuk.
Selama kehamilan bentuk-bentuk latihan ini dilakukan secara terpadu dan cara latihannya dibagi menurut umur kehamilan, yaitu:
Minggu ke 22-25
a.       Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap: berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan santai (rileks)
Latihan : angkat pinggang sampai badan membentuk lengkungan. Lalu tekankan pinggang ke lantai sambil mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot dubur. Lakukan berulang kali (8-10 kali).
Description: Description: images (1)
Gambar 4.8 pembentukan sikap tubuh
 (sumber : www.google.com )
b.      Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap: berbaring terlentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut da rileks.
Latihan :  tegangkan otot-otot muka dengan jalan mengerutkan dahi, mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot-otot leher selama beberapa detik, lalu lemaskan dan rileks. Lakukan ini 8-10 kali.
c.       Latihan pernapasan
Sikap: berbaring telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai.
Latihan :
1)      Letakkan tangan kiri di atas perut
2)      Lakukan pernapasan diafragma : tarik napas melalui hidung, tangan kiri naik ke atas mengikuti dinding perut yang menjadi naik, lalu hembuskan napas melalui mulut. Frekuensi latihan adalah 12-14 kali per menit.
3)      Lakukan gerakan pernapasan ini sebanyak 8 kali dengan interval 2 menit.
Description: Description: senam 5
Gambar 4.9 latihan pernapasan diafragma
(sumber : www.google.com )
Latihan-latihan tersebut di atas bertujuan untuk mempercepat timbulnya relaksasi, menghilangkan rasa nyeri his kala pendahuluan dan his kala pembukaan, dan untuk mengatasi rasa takut dan stress.


Minggu ke 26-30
a.       Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap: merangkak, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh sejajar dengan lantai, sedangkan tangan dan paha tegak lurus.
Latihan :
1)      Tunjukkan kepala sampai terlihat ke arah vulva, pinggang diangkat sambil mengerutkan perut bawah dan mengerutkan dubur
2)      Turunkan pinggang, angkat kepala sambil lemaskan otot-otot dinding perut dan dasar panggul. Ulangi 8 kali.
Description: Description: preview_html_m334cb227




Gambar 4.10 latihan pembentukan sikap tubuh senam hamil
(sumber : www.google.com )
b.      Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap: berbaring telentang, kedua tangan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai
Latihan : lemaskan seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan tegangkan selama beberapa detik, lalu lemaskan kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.
c.       Latihan pernapasan
Sikap : berbaring telentang denga kedua kai ditekuk pada lutut, kedua lengan di samping badan dan lemaskan badan.
Latihan :
1)      Lakukan pernapasan torak (dada) yang dalam selama 1 menit, lalu ikuti dengan pernapasan diafragma. Kombinasi kedua pernapasan ini dilakukan 8 kali dengan masa interval 2 menit.
2)      Latihan pernapasan bertujuan untuk mengatasi rasa nyeri (sakit) his pada waktu persalinan
Minggu ke 31-34
a.       Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap: berbaring tegak, kedua lengan disamping badan, kedua kaki selebar bahu dan berdiri rileks
Latihan :
1)      Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus, lalu tegak berdiri perlahan-lahan.
Description: Description: preview_html_m4296b401
Gambar 4.11 sikap jongkok dan berdiri tegak
(sumber : www.goolge.com )
2)      Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh, kedua tangan boleh berpegangan pada misalnya sandaran kursi. Lakukan sebanyak 8 kali.
b.      Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap : :tidur telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan.
Latihan : lakuakn pernapasan diafragma dan pernapasan dada yang dalam seperti telah dibicarakan.
c.       Latihan pernapasan
Latihan pernapasan  seperti yang telah diharapkan tetap dengan frekuensi 26-28 per menit dan lebih cepat. Gunanya untuk menghilangkan rasa nyeri.


Minggu ke 35 sampai akan partus
a.       Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap:tidur telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan rileks.
Latihan : angkat badan dan bahu, letakkan dagu di atas dada melihatlah kea rah vulva. Kegiatan ini pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan santailah. Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2 menit.
b.      Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap:berbaring telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki lurus, lemaskan seluruh tubuh, lakukan pernapasan secara teratur dan berirama.
Latihan : tegangkan seluruh otot tubuh dengan cara : katupkan rahang kerutkan dahi, tegangkan otot-otot leher, kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot-otot perut, kerutkan anus, tegangkan kedua tunkau kaki dan tahan napas. Setelah beberapa saat, kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegiatan ini 9 kali.
c.       Latihan pernapasan
Sikap: tidur telentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi litotomi) dan rileks.
                 Description: Description: Senam 10
                Gambar 4.12 sikap posisi mengejan (sumber: www.google.com )
Latihan : buka mulut sedikit dan bernapaslah sedalam-dalamnya, lalu tutup mulut. Latihan mengejan seperti buang air besar (defekasi) kea rah bawah dan depan. Setelah lelah mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan interval 2 menit.

c.       Latihan Penenangan dan Relaksasi
Latihan Penenangan
Tujuan : latihan ini berguna untuk menghilangkan tekanan (stress) pada waktu melahirkan. Dengan latihan ini diharapkan ibu dapat menjadi tenang dan memperoleh relaksasi sempurna menghadapu persalinan.
Sikap : berbaringlah miring ke arah punggung janin, misalnya ke kiri, maka lutut kana diletakkan di depan lutut kiri keduanya di tekuk, tangan kanan ditekuk di depan badan, sedangkan tangan kiri di belakang badan
Latihan : tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan, hilangkan semua suara yang mengganggu; atasi tekanan. Kerjakan selama 5-10menit.
Latihan relaksasi
Syarat :
1)      Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian
2)      Lemaskan seluruh otot-otot badan termasuk muka
3)      Pilihlah tempat yang tenang atau tutuplah mata dan telinga
4)      Pusatkan pikiran pada satu titik, misalnya pada irama pernapasan
5)      Pilihlah posisi relaksasi yang paling disenangi.
Ada 4 posisi relaksasi, yaitu :
1)      Posisi telentang kedua kaki lurus
2)      Berbaring telentang, kedua lutut ditekuk
3)      Berbaring miring
4)      Posisi relaksasi sedang duduk, yaitu dengan duduk menghadap sandaran kursi dalam posisi membungkuk, kedua kaki ke lantai, kedua tangan di atas sandaran dan duduklah dengan tenang.
Description: Description: Description: Description: Senam 7
Pada posisi di atas relaksasi dilakukan dengan jalan menutup/memicingkan mata, melemaskan otot-otot seluruh tubuh, tenang dan bernapas dalam dan teratur. Gunanya untuk memberikan ketenangan dan mengurangi nyeri oleh his, karena itu dapat dilakukan pada kala pendahuluan dan kaka pembukaan (Kusmiyati, 2010).
E.     Kerangka Konsep
Skema  2.1 Kerangka Konsep

Text Box: Penyuluhan senam hamil:
( pengertian, tujuan, manfaat, syarat, dan cara senam hamil)
Variabel Independen                                     




 
Text Box: Motivasi :
1. Motivasi intrinsik
2. Motivasi ekstrinsik
Text Box: Motivasi :
1. Motivasi intrinsik
2. Motivasi ekstrinsik
         Variabel Dependen Pretest                                   Variabel Dependen Posttest


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar