BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Konsep Penyuluhan
1. Pengertian Penyuluhan/Pendidikan
Kesehatan
Pendidikan
secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain
baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
(Notoatmodjo, 2003).
Pendidikan
kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan
suatu kondisi bagi perorangan, kelompok dan masyarakat untuk menerapkan
cara-cara hidup sehat (Depkes. RI, 2001).
Pendidikan
kesehatan merupakan komponen essensial dalam asuhan keperawatan dan diarahkan
pada kegiatan meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan status kesehatan;
mencegah penyakit; dan membantu individu untuk mengatasi efek sisa penyakit
(Brunner dan Sudart, 2002).
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Tujuan
pendidikan kesehatan ialah mengubah perilaku individu, masyarakat atau kelompok
di bidang kesehatan (Notoatmodjo dalam Suliha, 2002).
Tujuan
ini dapat diperinci lebih lanjut menjadi :
a.
Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu
yang bernilai dalam masyarakat.
b.
Menolong individu agar mampu secara
mandiri atau berkelompok mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c.
Mendorong pengembangan dan penggunaan
secara tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada.
3. Proses Pendidikan Kesehatan
Proses
pendidikan kesehatan yakni masukan (input),
proses, dan keluaran (out put). Masukan
dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut masalah belajar (sasaran didik)
yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan
berbagai latar belakangnya. Proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya
perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subyek yang belajar tersebut. Keluaran
adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau
perubahan perilaku dari subyek belajar (Notoatmodjo, 2003).
4. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan
Ruang
lingkup pendidikan kesehatan menurut Suliha (2002) yaitu :
a.
Dimensi Sasaran Pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup
pendidikan kesehatan yaitu salah satunya pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran
kelompok. Mencakup masalah kesehatan dan keperawatan pada kelompok khusus,
antara lain: kelompok ibu hamil, ibu yang menyusui anak dan balita, PUS
(pasangan suami istri subur), remaja (narkoba, miras dan lain-lain).
b.
Dimensi Tempat Pelaksanaan Pendidikan
Kesehatan
Pendidikan kesehatan
dapat berlangsung di berbagai tempat sehingga dengan sendirinya sasarannya juga
berbeda-beda. Misalnya pendidikan
kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat,
balai kesehatan, rumah sakit dengan sasaran pasien atau keluarga pasien.
c.
Dimensi Tingkat Pelayanan Pendidikan
seperti : promosi kesehatan (health
promotion), perlindungan khusus (specific
protection), untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Misalnya tentang
pentingnya senam hamil dalam peningkatan kesehatan ibu dan bayi selama dalam
kehamilan. Diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), pada tingkat ini pendidikan
kesehatan diperlukan karena rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan kesehatan dan penyakit yang terjadi di masyarakat.
5. Domain Pendidikan Kesehatan
Pendidikan
menurut Notoatmodjo 2003, berkaitan dengan domain kognitif pengetahuan yang
bersifat intelektual (cara berfikir, berabstraksi, analisa, memecahkan masalah
dan lain-lain) terbagi secara berjenjang sebagai berikut :
a.
Pembelajaran kognitif
1)
Pengetahuan (Knowledge) menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya.
2)
Pemahaman (Comprehension) dimana sudah tercapai pengertian (Understanding) tentang hal yang sudah kita
kenali.
3)
Penerapan (Application) dimana sudah tercapai kemampuan untuk menerapkan hal
yang sudah dipahami kedalam situasi yang kondisinya sesuai.
4)
Analisa (Analysis) sudah dicapai kemampuan untuk mengurai hal tadi menjadi
rincian yang terdiri dari unsur-unsur dalam suatu bentuk susunan yang berarti.
5)
Sintesis (Syntesis) sudah dicapai kemampuan untuk menyusun kembali
bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung
arti tertentu.
6)
Evaluasi (Evaluation) dimana sudah dicapai kemampuan untuk membandingkan hal
yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh
kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
b.
Pembelajaran Afektif (Perilaku)
1)
Penerimaan
Sikap terbuka untuk mengikuti petunjuk dari orang lain.
Sikap terbuka untuk mengikuti petunjuk dari orang lain.
2)
Menanggapi
Melibatkan partisipasi aktif melalui proses mendengarkan dan bereaksi secara verbal dan non verbal.
Melibatkan partisipasi aktif melalui proses mendengarkan dan bereaksi secara verbal dan non verbal.
3)
Menilai
Memberikan nilai pada suatu obyek atau perilaku.
Memberikan nilai pada suatu obyek atau perilaku.
4)
Pengorganisasian
Mengembankan sistem nilai melalui identifikasi dan pengorganisasian nilai serta penyelesaian kembali konflik.
Mengembankan sistem nilai melalui identifikasi dan pengorganisasian nilai serta penyelesaian kembali konflik.
5)
Pengkarakteristikan
Pengkarakteristikan meliputi tindakan dan respon terhadap sistem nilai yang dianut, diuji, dan ditantang.
Pengkarakteristikan meliputi tindakan dan respon terhadap sistem nilai yang dianut, diuji, dan ditantang.
c.
Pembelajaran Psikomotor (keterampilan
motorik)
1)
Persepsi
Keadaan yang menyadari suatu obyek atau kualitas melalui penggunaan seluruh organ indra. Seseorang merasakan adanya rangsangan sebagai tanda untuk melakukan tugas tertentu.
Keadaan yang menyadari suatu obyek atau kualitas melalui penggunaan seluruh organ indra. Seseorang merasakan adanya rangsangan sebagai tanda untuk melakukan tugas tertentu.
2)
Perangkat merupakan kesiapan untuk
melakukan tindakan tertentu. Ada 3 perangkat , yaitu mental, fisik, dan emosi.
3)
Respon terbimbing merupakan kinerja
suatu tindakan dibawah bimbingan seorang instruktur yaitu tindakan meniru dari
tindakan yang didemonstrasikan.
4)
Mekanisme merupakan tingkat perilaku
yang lebih tinggi dimana seseorang telah memiliki kepercayaan diri dan
keterampilan untuk melakukan perilaku tertentu.
5)
Respon komplek terbuka mencakup
pelaksanaan keterampilan motorik yang terdiri dari pola gerakan yang komplek.
Seseorang memperlihatkan keterampilan secara halus dan benar tanpa ragu-ragu.
6)
Adaptasi terjadi bila seseorang mampu
merubah respon motorik ketika muncul masalah yang tidak diduga.
7)
Keaslian merupakan aktivitas motorik
yang paling kompleks yang mencakup penciptaan pola gerakan yang baru. Seseorang
bertindak berdasarkan kemampuan dan keterampilan psikomotor yang ada.
6. Alat Peraga Penyuluhan Kesehatan
a.
Pengertian alat peraga adalah sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari penyuluh ke sasaran
penyuluhan.
b.
Tujuan alat peraga adalah sebagai alat bantu,
untuk menimbulkan perhatian terhadap suatu masalah, mengingatkan suatu pesan, memperjelas
fakta-fakta dan agar lebih sistematis.
c.
Manfaat alat peraga diantaranya yaitu :
1) Bagi
penyuluh antara lain adalah menambah kepercayaan diri dalam menjelaskan,
menghindari kejenuhan, lebih variatif dan sebagai penuntun.
2) Bagi
sasaran (yang disuluh) adalah dapat melihat secara nyata (simulasi), dapat
menghindari dari kejenuhan, dapat mengingat kesan lebih baik.
d.
Macam-macam peraga yang dapat digunakan antara
lain :
1)
Slide
Projector adalah bidang transparan yang bergambar, bisa berupa hasil
lukisan tangan, Kegunaan :
menampilkan bayangan sebuah gambar positif yang dapat ditembus cahaya.
2)
Leaflet
adalah
selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang suatu masalah khususnya untuk
suatu sasaran dengan tujuan tertentu. Keuntungannya antara lain : dapat
disimpan lama, dapat dipakai rujukan, keabsahan lebih terjamin sebab bisaanya
dikelurkan oleh instansi resmi, dan dapat menjangkau daerah luas.
7. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Penyuluhan
a)
Faktor penyuluh
1)
Kurang persiapan
2)
Kurang menguasai materi
3)
Penampilan kurang meyakinkan
4)
Bahasa kurang bisa dimengerti
5)
Suara terlalu kecil
6)
Penyampaian monoton.
b)
Faktor sasaran :
1)
Tingkat pendidikan sasaran penyuluhan.
2)
Tingkat social ekonomi yang rendah akan
mempengaruhi pesan-pesan yang disampaikan.
3)
Adat-istiadat/kebisaaan yang sudah
tertanam bisaanya sulit diubah. Contoh: mengkonsumsi ikan/telur pada anak akan
menimbulkan cacingan.
4)
Kondisi lingkungan yang tidak mendukung
dan sukar merubah perilaku. Contoh: daerah kurang air akan sulit memberi
penyuluhan hygiene perorangan dan
lingkungan.
c)
Faktor proses dalam penyuluhan
1)
Waktu penyuluhan tidak sesuai dengan
waktu yang diinginkan sasaran.
2)
Tempat penyuluhan jangan pada tempat
yang ramai sebab akan mengganggu proses penyuluhan yang dilaksnakan.
3)
Jumlah pendengar/sasaran yang terlalu
banyak sehingga sulit untuk menarik perhatian saat penyuluhan.
4)
Alat peraga dapat mempermudah pemahaman.
5)
Metode yang digunakan yang kurang tepat
sehingga dapat membosankan sasaran
penyuluh.
8. Metode Penyuluhan
Perubahan
perilaku sebagai tujuan akhir penyuluhan. Salah satu caranya adalah dengan
proses belajar. Metode belajar mengajar, yaitu :
a)
Metode didaktif
1)
Ceramah adalah pidato yang
disampaikan oleh seorang pembicara didepan kelompok mengajar.
2)
Pemasangan pamplet / leaflet / booklet adalah informasi
yang disampaikan melalui media berupa selebaran, brosur dan lain-lain.
b)
Metode sokratik
Metode ini
disebut two way methode (metode
dua arah). Intensitas kegiatan antara penyuluh dan sasaran seimbang. Komunikasi
keduanya lebih aktif/timbal balik. Salah satu contohnya diskusi
kelompok yaitu percakapan/diskusi antara 5 – 20 orang.
B. Konsep Kehamilan Trimester II dan
III
Kehamilan trimester II merupakan
kehamilan yang terjadi pada kehamilan antara 16 – 24 minggu (4 – 6 bulan)
(Wiknyosastro, 1994).
Trimester II merupakan kehamilan yang
terjadi pada kehamilan usia 14 – 28 minggu.
Trimester ketiga merupakan masa
kehamilan dari minggu ke 27 sampai akhir kehamilan (Bobak, 2000).
C. Konsep Motivasi
1.
Pengertian
motivasi
Motivasi
adalah tingkah laku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi ini menjadi
proses yang dapat menjelaskan mengenai tingkah laku sesorang dalam melaksanakan
tugas tertentu (Hidayat, 2009).
Motivasi
adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak
sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha yang menyebabkan
seseorang/kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai
tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2007).
Motivasi
berarti dorongan, berasal dari bahasa latin movere
yang berarti mendorong atau menggerakkan. Motivasi inilah yang mendorong
seseorang untuk berperilaku beraktifitas dalam pencapaian tujuan (Widayatun,
2009).
Motivasi
merupakan suatu kekuatan (power) atau
tenaga (force) atau daya (energy); atau suatu keadaan yang
kompleks (a complex state) dan
kesiapsediaan (preparatory set) dalam
diri individu (organisme) untuk
bergerak (to move, motion, motive) ke
arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2007).
Motivasi
pada dasarnya merupakan interaksi seseorang dengan situasi tertentu yang
dihadapinya. Di dalam diri seseorang terdapat “kebutuhan” (needs) atau “keinginan” (wants)
terhadap objek di luar seseorang tersebut, kemudian bagaimana seseorang
tersebut menghubungkan antara kebutuhan dengan “situasi di luar” objek tersebut
dalam memenuhi kebutuhan yang dimaksud. Oleh sebab itu, motivasi adalah suatu
alasan (reasoning) seseorang untuk
bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo, 2007).
Motivasi
adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk
melakukan aktifitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan (Prof.Djaali, 2011).
Motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2008).
2.
Sumber
motivasi
a.
Motivasi intrinsik
Motivasi
intrinsik yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri yang
terdiri dari dorongan dan minat individu untuk melakukan suatu aktivitas tanpa
mengharap ataupun meminta ganjaran. Motivasi intrinsik seperti ibu hamil yang
melakukan senam hamil karena keinginannya sendiri. Seseorang yang memiliki
motivasi intrinsik akan memiliki tujuan manjadi orang yang terdidik, yang
berpengalaman, yang ahli dalam bidang tertentu. Dorongan yang menggerakkan itu
bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk
menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan, jadi memang motivasi itu muncul
dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar symbol
(Sardiman, 2008).
Motivasi
intrinsik merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya
tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar. Oleh karena itu, para ahli
sependapat bahwa motivasi intrinsik akan sangat berpengaruh terhadap perubahan
perilaku. Bila ia seorang siswa/mahasiswa, ada kecenderungan untuk terus
belajar dan menjadi yang terbaik, dan bila ia seorang karyawan/pekerja, ada
keinginan untuk disiplin dalam bekerja dan patuh terhadap semua aturan yang
ada. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seseorang yang termotivasi secara intrinsik
akan dapat dengan mudah dibedakan dengan mereka yang termotivasi secara
ekstrinsik. Bahkan sebagian orang berpendapat bahwa motivasi intrinsik itu
identic dengan panggilan jiwa, yaitu dorongan yang timbul dari dalam diri dan
sudah merupakan bagian dari dalam diri. Motivasi intrinsik ini memang dapat
dibangun dari motivasi ekstrinsik, maksudnya lingkungan tempat seseorang berada
dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang, dirangsang,
diawasi dan kemudian diarahkan. Penghargaan (reward) dan hukuman (punish)
dapat menjadikan motivasi ekstrinsik menjadi motivasi intrinsik, contohnya
seorang anak yang sejak kecil dibiasakan berdisiplin dalam menggunakan waktu
dan melakukannya secara terus menerus akan membuat kebiasaan ini menjadi suatu
motivasi yang timbul dari diri anak dan bukan karena merasa diawasi oleh orang
tua dan keluarga (Nursalam, 2009).
b.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik yaitu motivasi yang
datangnya dari luar individu, misalnya setelah ibu A melihat tetangganya yang
melakukan senam hamil, maka ibu A ingin melakukan senam hamil. Motivasi
ekstrinsik sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2008). Rangsangan atau dorongan
dari luar tersebut bisa dimanisfestasikan bermacam-macam sesuai dengan
karakter, pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan. Kelemahan dari
motivasi ini adalah harus didukung oleh lingkungan, fasilitas, orang yang
mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri individu itu belum tumbuh (Nursalam,
2009).
c.
Motivasi terdesak
Motivasi
terdesak yaitu motivasi yang muncul
dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali
munculnya pada perilaku aktifitas seseorang. Misanya dalam kondisi terdesak Ny.
N harus menyelamatkan diri maka ia mampu melompati pagar setinggi 1 meter lebih
dengan baik. Padahal sebelumnya Ny. N tidak pernah melompat setinggi itu karena
di bukan atletik. (Widayatun, 2009).
3.
Bentuk
Menumbuhkan Motivasi
Ada
beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi, anata lain sebagai berikut
(Sardiman, 2008) :
a.
Bentuk motivasi intrinsik
1)
Hasrat untuk belajar
Hasrat
untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hal ini
akan lebih baik, bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud.
Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk
belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik.
2)
Ego-involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingkan tugas dan merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup
penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi
yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dnegan baik adalah
simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa di subjek belajar.
Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
3)
Minat
Motivasi
muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehinga tepatlah kalau minat
merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan belajar lancar
kalau disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan:
a.
Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b.
Menghubungkan dengan persoalan
pengalaman yang lampau
c.
Memberi kesempatan untuk mendapatkan
hasil yang baik
d.
Menggunakan berbagai macam bentuk
mengajar.
Faktor
intrinsik menurut Herzberg meliputi :
a.
Pencapaian Prestasi
1)
Dorongan untuk sukses
2)
Umpan balik
3)
Unggul
b.
Tanggung Jawab
1)
Kerja keras
2)
Tanggung jawab
3)
Penyatuan dengan tugas
c.
Kemajuan
Dorongan
untuk maju
d.
Pekerjaan (belajar) itu sendiri
1.
Mandiri dalam belajar
2.
Perasaan terhadap belajar
e.
Kemungkinan berkembang
1.
Peningkatan keterampilan
2.
Perubahan perilaku
b. Bentuk motivasi ekstrinsik
1)
Memberi angka
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa
belajar, yang utama justru untuk mencapai angka / nilai yang baik. Sehingga
siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai pada raport
angkatnya baik-baik.
2)
Hadiah
Hadiah
dapat dikatakan sebagai motivasi tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah
untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak
senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh
hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi
seseorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.
3)
Saingan / kompetisi
Saingan
atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar
siswa. Persaingan baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Memang unsur persaingan ini banyak
dimanfaatkan didalam dunia industry atau perdagangan, tetapi juga sangat baik
digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa.
4)
Memberi ulangan
Para
siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akanada ulangan, oleh karena
itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi, tetapi yang harus
diingat oleh guru adalah jangan terlalu sering (misalnya setiap hari) karena
bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka,
maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya.
5)
Mengetahui hasil
Dengan
mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong
siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar
meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu
harapan hasilnya terus meningkat.
6)
Pujian
Apabila
ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu
diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu,
supaya pujian ini merupakan motivasi, pemberiannya harus tepat. Pujian yang
tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar
serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
7)
Hukuman
Hukuman
sebagai reinforcement yang negative
tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.
4.
Klasifikasi
motivasi
Klasifikasi
tingkatan motivasi, yaitu:
- Motivasi kuat : motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa dirinya akan berhasil dalam mencapai tujuan dan keinginannya.
- Motivasi sedang : motivasi dikatakan sedang apabila dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah untuk berhasil dalam mencapai tujuan dan keinginan.
- Motivasi lemah : motivasi dikatakan lemah atau rendah apabila di dalam diri seseorang memiliki keinginan yang positif namun memiliki harapan dan keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat mencapai tujuan dan keinginannya (Irwanto, 2007).
5.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Motivasi
a.
Faktor fisik
Motivasi
yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam rangka
memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau
berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan
kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik
lingkungan, lingkungan akan mempengaruhi motivasi seseorang. Orang yang
hidup dalam lingkungan tempat tinggal yang kondusif (bebas dari polusi, asri,
tertib dan disiplin), maka individu yang ada disekitarnya akan memiliki
motivasi yang kuat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Keadaan
atau kondisi kesehatan, individu yang kondisi fisiknya sakit maka akan
memiliki motivasi yang kuat untuk mempercepat proses penyembuhan.
b.
Faktor hereditas,
lingkungan dan kematangan atau usia
Motivasi yang
didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang. Umur
merupakan tingkat kedewasaan seseorang. Orang yang mempunyai umur produktif
akan mempunyai daya pikir yang lebih rasional dan memiliki pengetahuan yang
baik sehingga orang memilki motivasi baik.
c.
Faktor instrinsik seseorang
Motivasi yang
berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat
memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.
d.
Fasilitas (sarana dan prasarana)
Motivasi yang
timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya
sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.
e.
Situasi dan kondisi
Motivasi yang
timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong memaksa seseorang
untuk melakukan sesuatu.
f.
Program dan aktifitas
Motivasi yang
timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari dengan
adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.
g.
Audio visual (media)
Motivasi
yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga
mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu (Widayatun,
2009).
6.
Cara
meningkatkan motivasi
Cara
atau metode untuk meningkatkan motivasi, yaitu :
a.
Metode langsung (Direct motivation)
Pemberian materi atau nonmateri kepada orang secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan merupakan cara yang langsung dapat
meningkatkan motivasi, misalnya pemberian bonus, hadiah pada waktu tertentu,
sedangkan pemberian nonmateri antara lain memberikan pujian, memberikan
penghargaan dan tanda-tanda penghormatan yang lain dalam bentuk surat atau piagam.
b.
Metode tidak langsung (Indirect motivation)
Suatu
kewajiban memberikan kepada anggota suatu organisasi berupa fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan misalnya, membangun atau menyediakan air bersih kepada
desa tertentu yang dapat menunjang perilaku kesehatan mereka. Upaya peningkatan
motivasi seperti dengan memberikan sesuatu kepada masyarakat dipandang sebagai
cara/ metode untuk meningkatkan motivasi berperilaku hidup sehat.
Motivasi
dapat dikategorikan sebagai alat motivasi, maka dapat dikelompokkan menjadi 3,
yaitu :
a.
Materiil
Alat
motivasi materiil adalah apa yang diberikan kepada masyarakat dapat memenuhi
kebutuhan untuk hidup sehat, yang berupa uang atau barang yang merupakan faktor
pemungkin untuk melakukan hidup sehat. Misalnya, ibu hamil yang mengikuti senma
hamil secara teratur diberikan uang transport atau diberikan peralatan bayi
untuk menjemput kelahiran bayinya.
b.
Nonmaterial
Alat
motivasi nonmateriil adalah pemberian tersebut tidak dapat dinilai dengan uang,
tetapi pemberian sesuatu yang hanya memberikan kepuasan atau kebanggaan kepada
orang atau masyarakat. Misalnya pemberian penghargaan kepada peserta senam
hamil berupa : medali, piagam, piala, bintang penghargaan, dan sebagainya.
c.
Kombinasi materiil dan
nonmaterial
Alat
motivasi ini baik materiil maupun nonmaterial yaitu fasilitas yang diterima,
bonus yang diterima, masyarakat juga memperoleh penghargaan berupa piagam atau
medali (Notoatmodjo, 2010).
7.
Pengukuran
Motivasi
Cara
untuk mengukur motivasi menurut Notoatmodjo (2005), yaitu:
a.
Tes proyektif
Apa
yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita. Dengan
demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang lain, maka kita beri stimulus
yang harus diinterpretasikan.
b.
Kuisioner
Salah
satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuisioner adalah dengan meminta klien
untuk mengisi kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing
motivasi klien. Tes ini terdiri atas pilihan-pilhan jawaban yang paling
mencerminkan diri anda. Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar
motivasi, kebutuhan dan motif seseorang.
c.
Observasi perilaku
Cara
lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga klien dapat
memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya (Notoatmodjo, 2005).
D. Konsep Senam Hamil
1.
Definisi
Senam Hamil
Senam hamil
merupakan terapi latihan gerak yang diberikan pada ibu-ibu hamil untuk
mempersiapkan dirinya, baik persiapan fisik maupun mental untuk menghadapi dan
mempersiapkan persalinan yang cepat, aman, dan spontan (Hulliana, 2007).
2.
Tujuan
Senam Hamil
Tujuan
senam hamil adalah :
a.
memperkuat dan mempertahankan
elastisitas otot-otot dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligament dan
jaringan serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan,
b.
melenturkan persendian-persendian yang
berhubungan dengan proses persalinan,
c.
membentuk sikap tubuh yang prima
sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi
sesak napas,
d.
menguasai teknik-teknik pernapasan dalam
persalinan,
e.
persiapan mental dan fisik untuk ibu
hamil,
f.
relaksasi,
g.
dapat mengatur diri pada ketenangan
(Kusmiyati, 2010).
3.
Manfaat
Senam Hamil
Melakukan
senam hamil secara teratur dapat memberikan manfaat :
a.
Melatih sikap tubuh yang benar selama
kehamilan guna menghindari atau meringankan keluhan-keluhan seperti sakit
pinggang dan punggung, konstipasi, bengkak kaki, varises vena, dan cepat lelah.
b.
Memperkuat dan
mempertahankan kelenturan otot-otot
pada dinding perut,
paha, dan dasar
panggul yang penting dalam proses persalinan.
c.
Melatih berbagai teknik
pernafasan yang penting agar persalinan dapat berjalan lancar dan lebih cepat.
d.
Mengurangi
sakit yang dirasakan ibu pada saat bersalin.
e.
Memperlancar persalinan
normal secara fisik dan mental
karena
otot-otot panggul yang kuat oleh latihan senam yang sering dilakukan.
f.
Mempersiapkan
kondisi fisik yang prima saat hari persalinan tiba, kondisi seperti ini secara
tidak langsung memberi ketenangan batin, mengurangi kecemasan, dan menambah
rasa percaya diri ibu dalam persalinan (Roland, 2010).
4.
Syarat
Mengikuti Senam Hamil
Syarat
mengikuti senam hamil menurut Kusmiyati (2010) yaitu :
a.
Pemeriksaan kesehatan dan kehamilan
telah dilakukan dokter/bidan
b.
Latihan dilakukan setelah kehamilan
mencapai 22 minggu
c.
Latihan dilakukan secara teratur dan
disiplin
d.
Sebaiknya latihan dilakukan di rumah
sakit atau klinik bersalin dibawah pimpinan instruktur senam hamil.
5.
Cara
Latihan Senam Hamil
a.
Latihan Pendahuluan
Tujuan
latihan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot-otot tubuh,
luas gerakan persendian, dan mengurangi serta menghilangkan rasa nyeri dan
kekakuan tubuh.
Latihan I
Sikap : duduk
tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai kaki diluruskan dan dibuka
sedikit, seluruh tubuh lemas dan rileks.
Gambar 4.1 sikap latihan 1 (Sumber www.google.com )
Latihan :
1.
Gerakkan
kaki kiri jauh ke depan, kaki kanan jauh ke belakang; lalu sebaliknya gerakan
kanan jauh ke depan kaki kiri jauh ke belakang. Lakukan masing-masing 8 kali.
Gambar 4.2 gerakan putaran plantar dan
dorsal
(sumber : www.goolge.com
)
2.
Gerakan kaki kanan dan kiri sama-sama
jauh ke depan dan ke belakang (fleksi
plantar dan dorsal )
3.
Gerakkan kaki kanan dan kiri
bersama-sama ke kanan dan kiri.
4.
Gerakkan kaki kanan dan kiri
bersama-sama ke arah dalam (endorotasi)
sampai ujung jari menyentuh lantai, lalu gerakkan kedua kaki kea rah luar (eksorotasi)
5.
Putarkan kedua kaki bersama-sama (sirkumduksi) ke kanan dan ke kiri
masing-masing 4 kali.
6.
Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua
tumit dan bokong, tekankan kedua tungkai kaki ke lantai sambil mengerutkan otot
dubur, lalu tarik relaks kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.
Latihan 2
Sikap : duduk tegak,
kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Latihan
: letakkan tungkai kanan di atas tungkai kiri,
kemudian tekan tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil
mengempeskan dinding perut bagian atas dan mengerutkan liang dubur selama
beberapa saat, kemudian istirahat. Ulangi gerakan ini dengan tungkai kiri di atas
tungkai kanan. Lakukan
8 kali. Gambar 4.3 latihan otot dasar panggul (Sumber :www.google.com)
Latihan 3
Sikap :
duduk tegak dengan kedua tungkai kaki lurus, rapat, dan rileks.
Latihan :
a.
Angkat tungkai kanan ke atas, lalu
letakkan kembali, angkat tungkai kiri ke atas, lalu letakkan kembali, lakukan
hal ini berganti-ganti sebanyak 8 kali.
b.
Lakukan pula latihan seperti diatas
dalam posisi berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus, angkat kedua tangan
tungkai bersama-sama, kedua lutut jangan ditekuk, kemudian turunkan kembali
perlahan-lahan. Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.
Latihan 4
Sikap : duduk
bersila, badan tegak, kedua tangan
di atas bahu, kedua lengan di samping badan.
Latihan :
a.
Tekan samping payudara dengan sisi
lengan atas
b.
Putar kedua lengan tersebut ke depan, ke
atas samping telinga
c.
Teruskan sampai ke belakang dan akhirnya
kembali ke sikap semula. Lakukan gerakan-gerakan ini sebanyak 8 kali.
Gambar 4.4 gerakan latihan otot-otot perut
Latihan 5
Sikap :
berbaring telentang kedua lengan di samping badan dan kedua lutut di tekuk.
Gambar 4.5 sikap pada latihan 5 senam hamil
Latihan : angkat pinggul
sampai badan dan kedua tungkai atas membentuk sudut dengan lantai yang ditahan
oleh kedua kaki dan bahu. Tutunkan pelan-pelan. Lakukan sebanyak 8 kali.
Gambar 4.6 gerakan latihan 5 senam hamil
Latihan 6
Sikap : berbaringlah
terlentang, kedua tungkai lurus, kedua lengan berada di samping badan,
keseluruhan badan rileks.
Latihan : panjangkan
tungkai kanan dengan menarik tungkai kiri mendekati bahu kiri, lalu kembali
pada posisi semula. Ingat kedua lutut tidak boleh ditekuk. Keadaan dan gerakan
serupa dilakukan sebaliknya untuk tungkai kiri. Setiap gerakan dilakukan
masing-masing 2 kali. Latihan ini diulangi sebanyak 8 kali.
Latihan 7
Panggul
diputar ke kanan dan ke
kiri masing-masing 4 kali. Gerakan panggul ke kiri yang dilakukan sebagai
berikut : tekankan pinggang ke lantai sambil mengempeskan perut dan mengerutkan
otot dubur, gerakan panggul ke kanan, angkat pinggang, gerakan panggul ke kanan
dan ke kiri dan seterusnya.
Cara-cara
latihan pendahuluan dilakukan beberapa hari sampai wanita hamil ini dapat
menjalankan latihan-latihan inti.
b.
Latihan Inti
Klasifikasi
dan tujuan dari latihan ini adalah :
1)
Latihan pembentukkan sikap tubuh
Untuk
mendapatkan sikap tubuh yang baik selama hamil, karena sikap tubuh yang baik menyebabkan
tulang panggul naik, sehingga janin berada dalam kedudukan normal. Sedangkan
sikap tubuh yang tidak baik akan menyebabkan tulang panggul turun, sehingga
kedudukan janin kurang baik.
2)
Latihan konsentrasi dan relaksasi
Untuk
memperoleh sikap tubuh dan mengatur relaksasi pada waktu yang diperlukan.
3)
Latihan pernapasan
Untuk
melatih berbagai teknik pernapasan supaya dapat dipergunakan pada waktunya
sesuai kebutuhan.
Syarat
mendapatkan pernapasan yang sempurna adalah relaksasi seluruh tubuh,
berkonsentrasi, dan untuk melemaskan otot-otot dinding perut dan pernapasan
maka kedua lutut harus ditekuk.
Selama
kehamilan bentuk-bentuk latihan ini dilakukan secara terpadu dan cara
latihannya dibagi menurut umur kehamilan, yaitu:
Minggu ke 22-25
a.
Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap:
berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan di samping badan dan
santai (rileks)
Latihan :
angkat pinggang sampai badan membentuk lengkungan. Lalu tekankan pinggang ke
lantai sambil mengempiskan perut, serta kerutkan otot-otot dubur. Lakukan
berulang kali (8-10 kali).
Gambar 4.8 pembentukan sikap tubuh
b.
Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap: berbaring
terlentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut da
rileks.
Latihan : tegangkan otot-otot muka dengan jalan
mengerutkan dahi, mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot-otot leher
selama beberapa detik, lalu lemaskan dan rileks. Lakukan ini 8-10 kali.
c.
Latihan pernapasan
Sikap:
berbaring telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada
lutut dan santai.
Latihan :
1)
Letakkan tangan kiri di atas perut
2)
Lakukan pernapasan diafragma : tarik
napas melalui hidung, tangan kiri naik ke atas mengikuti dinding perut yang
menjadi naik, lalu hembuskan napas melalui mulut. Frekuensi latihan adalah
12-14 kali per menit.
3)
Lakukan gerakan pernapasan ini sebanyak
8 kali dengan interval 2 menit.
Gambar 4.9 latihan pernapasan diafragma
Latihan-latihan
tersebut di atas bertujuan untuk mempercepat timbulnya relaksasi, menghilangkan
rasa nyeri his kala pendahuluan dan his kala pembukaan, dan untuk mengatasi
rasa takut dan stress.
Minggu
ke 26-30
a.
Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap:
merangkak, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh sejajar dengan lantai, sedangkan
tangan dan paha tegak lurus.
Latihan :
1)
Tunjukkan kepala sampai terlihat ke arah
vulva, pinggang diangkat sambil mengerutkan perut bawah dan mengerutkan dubur
2)
Turunkan pinggang, angkat kepala sambil
lemaskan otot-otot dinding perut dan dasar panggul. Ulangi 8 kali.
Gambar 4.10 latihan pembentukan sikap
tubuh senam hamil
b.
Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap:
berbaring telentang, kedua tangan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada
lutut dan santai
Latihan : lemaskan
seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan tegangkan selama beberapa detik, lalu
lemaskan kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.
c.
Latihan pernapasan
Sikap : berbaring
telentang denga kedua kai ditekuk pada lutut, kedua lengan di samping badan dan
lemaskan badan.
Latihan :
1)
Lakukan pernapasan torak (dada) yang
dalam selama 1 menit, lalu ikuti dengan pernapasan diafragma. Kombinasi kedua
pernapasan ini dilakukan 8 kali dengan masa interval 2 menit.
2)
Latihan pernapasan bertujuan untuk
mengatasi rasa nyeri (sakit) his pada waktu persalinan
Minggu ke 31-34
a.
Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap:
berbaring tegak, kedua lengan disamping badan, kedua kaki selebar bahu dan
berdiri rileks
Latihan :
1)
Lakukan gerakan jongkok perlahan-lahan,
badan tetap lurus, lalu tegak berdiri perlahan-lahan.
Gambar 4.11 sikap jongkok dan
berdiri tegak
2)
Pada mula berlatih, supaya jangan jatuh,
kedua tangan boleh berpegangan pada misalnya sandaran kursi. Lakukan sebanyak 8
kali.
b.
Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap : :tidur
telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk dan lemaskan
badan.
Latihan :
lakuakn pernapasan diafragma dan pernapasan dada yang dalam seperti telah
dibicarakan.
c.
Latihan pernapasan
Latihan
pernapasan seperti yang telah diharapkan
tetap dengan frekuensi 26-28 per menit dan lebih cepat. Gunanya untuk
menghilangkan rasa nyeri.
Minggu
ke 35 sampai akan partus
a.
Latihan pembentukkan sikap tubuh
Sikap:tidur
telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan
rileks.
Latihan :
angkat badan dan bahu, letakkan dagu di atas dada melihatlah kea rah vulva.
Kegiatan ini pertahankan beberapa saat, lalu kembali ke sikap semula dan
santailah. Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2 menit.
b.
Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap:berbaring
telentang, kedua lengan di samping badan, kedua kaki lurus, lemaskan seluruh
tubuh, lakukan pernapasan secara teratur dan berirama.
Latihan : tegangkan
seluruh otot tubuh dengan cara : katupkan rahang kerutkan dahi, tegangkan
otot-otot leher, kepalkan kedua tangan, tegangkan bahu, tegangkan otot-otot
perut, kerutkan anus, tegangkan kedua tunkau kaki dan tahan napas. Setelah
beberapa saat, kembali ke sikap semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan
kegiatan ini 9 kali.
c.
Latihan pernapasan
Sikap:
tidur telentang, kedua lutut dipegang oleh kedua lengan (posisi litotomi) dan
rileks.
Latihan : buka
mulut sedikit dan bernapaslah sedalam-dalamnya, lalu tutup mulut. Latihan
mengejan seperti buang air besar (defekasi) kea rah bawah dan depan. Setelah
lelah mengejan, kembali ke posisi semula. Latihan ini diulang 4 kali dengan
interval 2 menit.
c.
Latihan Penenangan dan Relaksasi
Latihan Penenangan
Tujuan : latihan
ini berguna untuk menghilangkan tekanan (stress) pada waktu melahirkan. Dengan
latihan ini diharapkan ibu dapat menjadi tenang dan memperoleh relaksasi
sempurna menghadapu persalinan.
Sikap : berbaringlah
miring ke arah punggung janin, misalnya ke kiri, maka lutut kana diletakkan di
depan lutut kiri keduanya di tekuk, tangan kanan ditekuk di depan badan,
sedangkan tangan kiri di belakang badan
Latihan :
tenang, lemaskan seluruh badan, mata dipicingkan, hilangkan semua suara yang
mengganggu; atasi tekanan. Kerjakan selama 5-10menit.
Latihan relaksasi
Syarat :
1)
Tutuplah mata dan tekukkan semua
persendian
2)
Lemaskan seluruh otot-otot badan
termasuk muka
3)
Pilihlah tempat yang tenang atau
tutuplah mata dan telinga
4)
Pusatkan pikiran pada satu titik,
misalnya pada irama pernapasan
5)
Pilihlah posisi relaksasi yang paling
disenangi.
Ada 4 posisi
relaksasi, yaitu :
1)
Posisi telentang kedua kaki lurus
2)
Berbaring telentang, kedua lutut ditekuk
3)
Berbaring miring
4)
Posisi relaksasi sedang duduk, yaitu
dengan duduk menghadap sandaran kursi dalam posisi membungkuk, kedua kaki ke
lantai, kedua tangan di atas sandaran dan duduklah dengan tenang.
Pada
posisi di atas relaksasi dilakukan dengan jalan menutup/memicingkan mata,
melemaskan otot-otot seluruh tubuh, tenang dan bernapas dalam dan teratur.
Gunanya untuk memberikan ketenangan dan mengurangi nyeri oleh his, karena itu
dapat dilakukan pada kala pendahuluan dan kaka pembukaan (Kusmiyati, 2010).
E.
Kerangka
Konsep
Skema 2.1 Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen Pretest Variabel Dependen Posttest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar