BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam
keperawatan adalah keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan
klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika tidak
menjadi tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat
dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
sangat berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara
individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada
keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah
memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan
masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan
nilai – nilai dan budaya keluarga, sehingga keluarga dapat menerima.
Pelayanan
keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang diberikan di tempat
tinggal klien dan keluarga sehingga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang
melakukan keperawatan di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan kemampuan
keluarga untuk mencegah penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Karena itu,
perawat dibekali dengan beberapa teori tentang keperawatan keluarga yang
berguna sebagai dasar acuan perawat saat memberikan asuhan kepada keluarga.
.
B.
Tujuan
Umum
Mengetahui
teori-teori keperawatan keluarga
Tujuan Khusus
1. Mengetahui
teori-teori yang melandasi keperawatan keluarga.
2. Mengetahui
teori keperawatan Betty Neuman
3. Mengetahui
teori keperawatan Dorothea Orem
4. Mengetahui
teori keperawatan Imogene King
5. Mengetahui
teori keperawatan Florence Ninghtingale
6. Mengetahui
teori keperawatan Calista Roy
7. Mengetahui
teori keperawatan Friedmann
8. Mengetahui teori keperawatan Martha Rogers
C.
Rumusan
Masalah
Bagaimana
teori keperawatan dari beberapa ahli di bidang keperawatan mempengaruhi
keperawatan keluarga
D.
Manfaat
Penulisan
1. Manfaat
secara teoritis
Hasil penelitian
ini dapat digunakan untuk menambah dan memperkuat teori tentang keperawatan
keluarga
a. Peneliti
Sebagai
pengalaman nyata dalam mengaplikasikan teori yang selama ini didapat.
b. Mahasiswa
Stikes santo Borromeus
Hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai sarana belajar.
E.
Sistematika
Penulisan
Makalah
ini disusun menjadi tiga bab, yaitu BAB I Pendahuluan, BAB II Tinjauan Teori
dan BAB III Penutup.
F.
Metode
Penulisan
Disusun
dengan menggunakan pustaka di perpustakaan dan mencari bahan lain di internet.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
TEORI-TEORI
DAN KONSEP KEPERAWATAN
A. Orientasi pada Sistem
Model Sistem Keperawatan Kesehatan Betty
Neuman
Sistem yang digunakan dalam model
sistem keperawatan kesehatan Betty Neuman adalah sistem terbuka sehingga
menghasilkan interaksi yang dinamis, variabel interaksi mencakup semua aspek
yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual.
Sistem pada teori sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Model memandang individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang
berinteraksi secara konstan dengan stressor di lingkungan secara dimensional,
model fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi).
Asumsi dasar dari teori Neuman
yaitu individu merupakan sistem unik dengan respon berbeda, kurang pengetahuan,
perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas individu (fisiologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan, spiritual). Individu dalam memberikan respon harus
mempunyai koping yang stabil terhadap stressor, karena lingkungan internal dan
eksternal dapat merupakan penyebab stress, untuk itu individu akan bereaksi
terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme pertahanan diri.
·
Pencegahan primer
berdasarkan teori sistem Neuman yaitu mengidentifikasi faktor resiko dan
membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas pendidikan
kesehatan.
·
Pencegahan sekunder
yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi jika terjadi masalah, perawat berperan
sebagai Early Case Finding, pengobatan setelah pasien terdiagnosa mengidap
suatu penyakit.
·
Pencegahan tersier
yaitu mempertahankan kesehatan, perawat membantu dengan adaptasi dan reduksi
untuk mencegah komplikasi, asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
Pola pengembangan ilmu keperawatan
menurut teori sistem Neuman bertujuan untuk stabilitas system, hal itu dapat
dilukiskan sebagai cincin dengan satu pusat yang mengelilingi inti, cincin
paling dalam mewakili garis pertahanan untuk melawan stressor seperti sistem
pertahanan tubuh dan mekanisme pertahanan, cincin terluar merupakan garis
pertahanan yang mewakili keadaan normal pasien, mekanisme pertahanan tersebut
adalah mekanisme bertahan koping.
B. Orientasi perkembangan
Dorothe E.
Orem (Teori Orem)
Pandangan Teori Orem dalam tatanan
pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan
keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Fokus utama dari model
konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga
untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara mandiri sehingga
tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Dalam
konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care
diantaranya :
1. Perawatan
Diri Sendiri (self care)
Dalam teori self care, Orem
mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self
care itu sendiri, yang merupakan
aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu
sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta
kesejahteraan ; kedua,self
care agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan
diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural,
kesehatan dan lain-lain. ; ketiga,
adanya tuntutan atau permintaan
dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan
dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan
alat dalam tindakan yang tepat ; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan
dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu
adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar
manusianya.
2. Self
Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam
perawatan secara umum dimana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat
perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak atau kebutuhan yang
melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam
peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Orem
mengidentifikasi lima metode yang dapat digunakan dalam membantu self care:
Tindakan
untuk atau dilakukan untuk orang lain.
Memberikan
petunjuk dan pengarahan.
Memberikan
dukungan fisik dan psychologis.
Memberikan
dan memelihara lingkungan yang mendukung
pengembangan personal.
Pendidikan.
Orem (1991)
mengidentifikasikan lima area aktifitas keperawatan yaitu:
Membina
hubungan dengan Keluarga dan memelihara hubungan perawat keluarga dengan
individu, keluarga, kelompok sampai pasien dapat melegitimasi perencanaan
keperawatan.
Menentukan
jika dan bagaimana pasien dapat dibantu melalui keperawatan.
Bertanggung
jawab terhadap permintaan pasien, keinginan dan kebutuhan untuk kontak dan
dibantu perawat.
Menjelaskan,
memberikan dan melindungi keluarga
secara langsung dalam bentuk keperawatan.
Mengkoordinasikan
dan mengintegrasi keperawatan dengan kehidupan sehari-hari keluarga, atau
perawatan kesehatan lain jika dibutuhkan serta pelayanan sosial dan edukasional
yang dibutuhkan atau yang akan diterima. Bantuan yang diberikan : nursing
agency dengan menggunakan nursing system.
3. Teori
Sistem Keperawatan
Merupakan teori yang menguraikan
secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat
atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan
kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan
perawatan mandiri.Dalam
pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan
keperawatan diantaranya :
a. Sistem
bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
Merupakan suatu tindakan keperawatn
dengan memberikan bantuan secara penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan
pasien dalam memenuhi tindakan perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan
dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan.
Pemberian bantuan system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu
melakukan aktivitas dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar
dan mungkin masih dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera
atau masalah yang lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi
gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan pada pasien yang tidak
mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta keputusan dalam self care-nya
dan pasien tersebut masih mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan
beberapa tindakan self care-nya melalui bimbingan secara continue
seperti pada pasien retardasi mental.
b. Sistem
bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
Merupakan system dalam pemberian
perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan kepada pasien yang memerlukan
bantuan secara minimal seperti pada pasien yang post operasi abdomen dimana
pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan
tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan perawatan luka.
c. System
suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang
diberikan pada pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan
pasien mampu memerlukan perawatn secar mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien
mampu melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian
system ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam
pengaturan kelahiran.
Menurut Orem fungsi utama keluarga
adalah:
·
sosialisasi pada
seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan dependent
care agents
·
pemenuhan therapeutic
self care demand pada individu anggota keluarga dan strategi perkembangan untuk
memenuhi kebutuhan:
·
menyadari
perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungan
·
pengetahuan terhadap
dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada anggota keluarga.
·
Pengetahuan cara
memenuhi therapeutic self care demand pada anggota keluarga dan ketrampilan
serta motivasi untuk memenuhinya.
·
Kesadaran terhadap
dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga dalam therapeutic self care demand dan kemampuan
self care pada masing-masing individu anggota keluarga.
·
memiliki upaya untuk
mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk memenuhi therapeutic self
care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap anggota keluarga.
·
mengintegrasikan
aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam perencanaan yang memuaskan
pada kehidupan dan perkembangan keluarga.
Konsep Self Care Orem Dalam Praktek Keperawatan
Keluarga
1.
Operasional Praktek
keperawatan dalam keluarga menurut tipe situasi perawatan
Langkah pertama dalam disain
nursing system untuk unit multiperson pelayanan harus ditentukan apakah: peran
anggota, eksistensi, hubungan perubahan, elemen-elemen dan system self care
yang adekuat, dan komunikasi antara system individu dan aspek lain dalam
kehidupan sehari-hari dan integrasi struktur dan fungsi dalam unit.
2.
Operasional Diagnosis
Ketika individu sebagai unit
pelayanan, pengkajian utama yang berhubungan dengan elemen system keluarga
adalah apakah dan bagaimana kondisi factor-faktor requisite pasien, metode
untuk memenuhi self care requisite dan self care agency? Dapatkah, haruskah dan
akankah keluarga merawat pasien?.
3.
Dependent Care Unit
sebagai unit pelayanan
Pengkajian ini meliputi keluarga
sebagai sumber faktor-faktor kondisi dasar yang berdampak terhadap keduanya dan
saling ketergantungan dan respon anggota
keluarga terhadap caregiver. Ini penting untuk membedakan keluarga sebagai
factor yang merupakan kondisi system dependent care dari keluarga sebagai unit
servis, karena sasaran utama perawatan dalam dependent care system adalah
therapeutic self care demand pada seseorang yang bergantung bukan terhadap
semua anggota keluarga.
4.
Keluarga sebagai unit
pelayanan
Kondisi yang membuat keluarga
sebagai unit pelayanan dipengaruhi oleh tindakan untuk mencapai fungsi yang
berhubungan untuk self care / dependen care pada anggota keluarga ( criteria
kondisi internal ) Biasanya diawali keputusan perawat tentang kondisi yang
menjelaskan identifikasi unit multi person meliputi : kebutuhan melindungi dan
mencegah regulasi terhadap bahaya, kebutuhan untuk regulasi lingkungan,
kebutuhan terhadap sumber – sumber. Dasar-dasar keperawatan meliputi
perhitungan therapeutic self care demand untuk masing-masing anggota keluarga,
kualitas dan self care agency dan dependen care agency untuk masing – masing
anggota keluarga dan system searah ( adekuat ), dalam memenuhi therapeutic self
care demand keluarga dalam konteks system keluarga.
5.
Terdapat empat dimensi
yaitu :
a. Individu
subsistem : self care individu
b. Pola
interaksi keluarga : dependen care system untuk memenuhi therapeutic self care
demand anggota keluarga dependen dapat dialkukan dengan kolaborasi antara
anggota keluarga untuk memenuhi therapeutic self care demand.
c. Karakteristik
unik secara keseluruhan : pola – pola interaksi sepanjang hidup keluarga
memberikan perawatan self care untuk semua anggota keluarga.
d. Lingkungan
: pengkajian faktor-faktor dasar terhadap kondisi self care dan self care
agency : social cultural, status kesehatan, elemen-elemen system pelayanan
kesehatan dan elemen system keluarga.
C. Orientasi Sistem dan Interaksi
1.
Model
Konseptual Adaptasi Roy
Roy berpendapat bahwa ada empat
elemen penting dalam model adaptasi
keperawatan, yakni manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Unsur
keperawatan terdiri dari dua bagian yaitu tujua keperawatan dan aktivitas keperawatan,
juga termasuk dalam elemen penting pada konsep adaptasi.
a. Elemen
Manusia
Manusia merupakan bagian dari
sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai
masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy, 1986). Proses kontrol
adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan adaptasi secara spesifik.
Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator dan regulator (pengaturan)
untuk mempertahankan adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi
terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan
saling ketergantungan.
Pada model adaptasi keperawatan,
manusia dilihat dari sistem kehidupan yang terbuka, adaptif, melakukan
pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan. Sebagai sistem adaptif
manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik sistem, Jadi manusia
dilihat sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan antar unit fungsional
secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Sebagai
suatu sistem manusia juga dapat digambarkan dengan istilah input, proses
control dan umpan balik serta output.
Manusia sebagai masukan dalam
sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal dan internal. Proses kontrol
manusia adalah mekanisme koping yakni sistem regulator dan kognator. Keluaran
dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak efektif.
Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan
dengan konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.
1. Model
Fungsi Fisiologi
Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh
dan fungsinya. Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang
harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian,
model fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
a. Oksigenasi
: Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran
gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).
b. Nutrisi
: Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi,
meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang injuri. (Servonsky, 1984
dalam Roy 1991).
c. Eliminasi
: Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal. (
Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)
d. Aktivitas
dan istirahat : Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan istirahat yang
digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan
memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991).
e. Proteksi/
perlindungan : Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas dan struktur
integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi
proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).
f. The
sense / perasaan : Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau
memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting
dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.( Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991).
g. Cairan
dan elektrolit. : Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air,
elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya
inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan ketidakseimbangan
elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991).
h. Fungsi
syaraf / neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian integral
dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk
mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi
kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984
dalam Roy, 1991).
i.
Fungsi endokrin : Aksi
endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk
menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran
yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping
mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991).
2. Model
Konsep Diri
Model konsep diri berhubungan dengan psikososial
dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia.
Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan integritas psikis antara lain
persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy
terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
a. The
physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan
sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat
pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang
kemampuan seksualitas.
b. The
personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik
dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau
takut merupakan hal yang berat dalam area ini.
3. Mode
fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola - pola interaksi
sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam
peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat
memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
4. Model
Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode
yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan
menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara
ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya.
Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain.
Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan
bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai
ekstrim, yaitu memberi dan menerima.
5. Elemen
lingkungan
Lingkungan digambarkan sebagai
dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan (input) bagi
manusia sebagai sistem yang adaptif sama halnya lingkungan sebagai stimulus
eksternal dan internal. Lebih lanjut stimulus itu dikoelompokkan menjadi tiga
jenis stimulus yaitu : fokal, konstektual, dan residual. Lebih luas lagi
lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan disekitar dan
mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu ata
kelompok
6. Elemen
kesehatan
Menurut Roy, kesehatan
didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan
terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan
secara tidak langsung bahwa kkesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu
kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi
manusia. Jadi Integritas adalah sehat, sebaliknya kondisi yang tidak ada
integritas kurang sehat. Definisi kesehatan ini lebih dari tidak adanya sakit
tapi termasuk penekanan pada kondisi sehat sejahtera.
Dalam model adaptasi keperawatan,
konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi
dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespon terhadap stimulus
yang lain. Pembebasan energi ini dapat meningkatkan penyembuhan dan
mempertinggi kesehatan. Hal ini adalah pembebasan energi yang menghubungkan
konsep adaptasi dan kesehatan.
Adaptasi adalah komponen pusat dalm
model keperawatan. Didalamnya menggambarkan manusia sebagai sistem adaptif.
Adaptasi dipertimbangkan baik proses koping terhadap stressor dan produk akhir
dari koping. Proses adaptasi termasuk fungsi holistic untuk mempengaruhi
kesehatan secara positif dan itu meningkatkan integritas. Proses adaptasi
termasuk semua interaksi manusia dan lingkungan terdiri dari dua proses. Bagian
pertama dari proses ini dimulai dengan pperubahan dalam lingkungan internal dan
eksternal yan gmembutuhkan sebuah respon. Perubahan – perubahan itu adalah
stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh factor-faktor konstektual dan
residual. Bagian-bagian stressor menghasilkan interaksi yang biasanya disebut
stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping yang merangsang untuk menghasilkan
respon adaptif dan inefektif.
Produk adaptasi adalah hasil dari
proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah kondisi yang meningkatkan
tujuan-tujuan manusia yang meliputi : kelangsungan hidup, pertumbuhan,
reproduksi dan penguasaan yang disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah
kondisi keseimbangan dinamik equilibrium yang meliputi peningkatan dan
penurunan respon-respon. Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh
adaptasi, sehingga dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih
tinggi. Jarak yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya
manusia sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada
tingkat-tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi
kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan tingkatan
adaptasi.
7. Elemen
keperawatan
Keperawatan adalah suatu disiplin
ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam melaksanakan praktik keperawatan
(Roy, 1983). Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai
ilmu dan praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok
terhadap kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.
Keperawatan memberi perbaikan pada
manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh untuk beradaptasi dengan perubahan yang
terjadi pada lingkungan dan berespons terhadap stimulus internal yang
mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan individu tidak dapat
menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut memerlukan
perawatan.
Tujuan keperawatan adalah
meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan, sehingga adaptasi dalam
setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan.
Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh
fungsi secara holistik, mencakup semua interaksi individu dengan lingkungannya
dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang berikut.
1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan
internal dan eksternal. Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal.
Apabila stresor atau stimulus tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor
konseptual dan resitual maka akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres.
Dengan demikian adaptasi sangat diperlukan untuk mengatasi stres.
2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk
menghasilkan respons adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi
adalah suatu kondisi yang dapat meningkatkan pencapaian tujuan individu
mencakup kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.
Aplikasi Model
Adaptasi Roy
Model adaptasi Roy memberikan
petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan proses keperawatan. Elemen dalam
proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian tahap pertama dan kedua,
diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut sama
dengan proses keperawatan secara umum.
2.
IMOGENE M. KING
·
Tujuan perawat adalah "untuk
membantu individu menjaga atau mendapatkan kembali kesehatan."
·
Ranah keperawatan adalah
mempromosikan, memelihara, memulihkan kesehatan dan merawat orang sakit,
terluka atau sekarat.
·
Fungsi perawat profesional adalah
untuk menafsirkan informasi secara mendalam, yang biasa dikenal sebagai proses
keperawatan, untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan
keperawatan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
·
King menyatakan bahwa perhatian
keperawatan adalah membantu orang berinteraksi dengan lingkungan mereka dengan
cara yang akan mendukung pemeliharaan kesehatan dan pertumbuhan menuju
pemenuhan diri.
King telah
memberikan asumsi khusus untuk interaksi perawat-klien:
·
Persepsi perawat dan klien
mempengaruhi proses interaksi.
·
Tujuan, kebutuhan, dan nilai-nilai
perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
·
Individu memiliki hak untuk
mengetahui tentang diri mereka sendiri.
·
Individu memiliki hak untuk
berpartisipasi dalam keputusan yang mempengaruhi kehidupan mereka, kesehatan
mereka, dan layanan masyarakat.
·
Individu memiliki hak untuk menerima
atau menolak perawatan kesehatan.
·
Tujuan dari profesional kesehatan
dan tujuan penerima perawatan kesehatan mungkin kongruen.
KEBUTUHAN MANUSIA
MENURUT IMOGENE KING
·
King menyatakan bahwa manusia
memiliki tiga kebutuhan kesehatan mendasar:
·
Kebutuhan akan informasi kesehatan
yang dapat digunakan pada saat dibutuhkan dan dapat digunakan.
·
Kebutuhan untuk perawatan yang
bertujuan untuk mencegah penyakit.
·
Kebutuhan untuk perawatan ketika
manusia tidak mampu membantu diri mereka sendiri.
·
King menunjukkan bahwa perawat
memiliki kesempatan untuk mengetahui
·
Informasi tentang riwayat kesehatan
klien
·
bagaimana pandangan klien terhadap
kesehatan sendiri
·
apa tindakan klien untuk
pemeliharaan kesehatan
KESEHATAN
·
King mendefinisikan kesehatan
sebagai "pengalaman hidup yang dinamis dari seorang manusia, yang berarti
penyesuaian terus menerus terhadap stressor dalam lingkungan internal dan
eksternal melalui penggunaan yang optimal dari sumber daya seseorang untuk
mencapai potensi maksimal untuk hidup sehari-hari".
·
King menegaskan bahwa kesehatan
bukan hal yang berkelanjutan, melainkan suatu keadaan holistik dan
mengidentifikasi karakteristik kesehatan sebagai "genetik, subjektif,
relatif, dinamis, lingkungan, fungsional, budaya dan persepsi".
·
King mendefinisikan penyakit sebagai
penyimpangan dari atau ketidakseimbangan dalam fungsi seseorang yang normal.
Penyimpangan ini mungkin berhubungan dengan struktur biologis, hubungan
psikologis, atau sosial.
LINGKUNGAN
·
Lingkungan dan Masyarakat yang
diindikasikan sebagai konsep utama dalam sistem konseptual King tetapi tidak
secara khusus didefinisikan dalam pekerjaannya.
·
Masyarakat dapat dipandang sebagai
bagian sistem sosial dari sistem konseptualnya.
·
King mendefinisikan bahwa lingkungan
yang sehat adalah lingkungan yang baik secara internal dan eksternal, King juga
menyatakan bahwa' lingkungan adalah fungsi dari keseimbangan antara interaksi
internal dan eksternal.
KEPERAWATAN
·
Keperawatan didefinisikan sebagai
tindakan perawat dan klien, reaksi dan interaksi dalam situasi perawatan
kesehatan untuk berbagi informasi tentang persepsi mereka satu sama lain dan
dalam situasi tertentu.
·
Komunikasi ini memungkinkan mereka
untuk menetapkan tujuan dan memilih metode untuk mencapai tujuan.
·
Tindakan didefinisikan sebagai
urutan perilaku yang melibatkan aktivitas mental dan fisik.
D. Orientasi Sistem dan Perkembangan
Martha E. Roger
Definisi Keperawatan Menurut Martha
E. Rogers
Keperawatan
adalah ilmu humanistis atau humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas
bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara
umum dengan memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Ilmu keperawatan adalah ilmu kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan
hubungannya dengan perkembangan manusia.
Rogers
mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip – prinsip kreatifitas,
seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers merupakan aktifitas
yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak, pemikiran intelektual, dan
hati nurani. Rogers menekankan bahwa keperawatan adalah disiplin ilmu yang
dalam aktifitasnya mengedepankan aplikasi keterampilan, dan teknologi.
Aktivitas keperawatan meliputi pengkajian, intervensi, dan pelayanan
rehabilitatif senantiasa berdasar pada konsep pemahaman manusia atau individu
seutuhnya.
Asumsi Dasar
Dasar
teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam semesta seperti
antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi.
Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara utuh. Ilmu
keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan perkembangan manusia
secara langsung.
Berdasarkan
pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers (1970) ada lima dasar
asumsi tentang manusia, yaitu:
1. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan
mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah bagian-bagiannya.
Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan menghilang lenyap dari pandangan.
Karena kesatuan ini menghasilkan variabel dan secara konstan mengubah pola ini.
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan
lainnya berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat
yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu pengetahuan
dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang memperhatikan sifat-sifat
dari sistem kehidupan manusia. Manusia akan terlihat saat bagiannya tidak
dijumpai.
2. Individu dan lingkungan terus
mengalami perubahan materi dan energi. Berasumsi bahwa individu dan
lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa
individu mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang
individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.
3. Mempercayai bahwa proses hidup
manusia tidak dapat diulang dan tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan
waktu.
Individu tidak pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya.
Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung
dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus menerus. Akibatnya seorang
individu tidak akan pernah kembali atau menjadi seperti yang diharapkan semula.
4. Perilaku pada individu merupakan
suatu bentuk kesatuan yang inovatif. Mengidentifikasi pola manusia dan
mencerminkan keutuhan yg inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan
diri, ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan keanekaragaman
dan mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.
5. Individu dicirikan oleh kapasitas
abstraksi dan citra, bahasa dan berpikir, sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk
berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta ini. Dari seluruh bentuk
kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan
mempertimbangkan luasnya dunia.
Berdasarkan
pada asumsi-asumsi, terdapat 4 batasan utama yang ditunjukkan oleh
Martha E. Roger :
1.
Sumber energi
2.
Keterbukaan
3.
Pola-pola perilaku
4.
Ukuran-ukuran 4 dimensi
Disini
terdapat elemen-elemen yang saling berhubungan pada ini adalah manusia dan
lingkungannya. Sebagai sistem hidup dan sumber energi, individu mampu mengambil
energi dan informasi dari lingkungan dan menggunakan energi dan informasi untuk
lingkungan. Karena pertukaran ini individu adalah sistem terbuka yang mendasari
dan membatasi asumsi-asumsi utama Martha E. Roger.
Terdapat
persamaan kekuatan antara anggapan dasar Roger dan sistem teori umum lainnya.
Menurut von Bertalanffy (1968), sebuah sistem adalah kumpulan dari
elemen-elemen yang dihubungkan, wujud manusia dan lingkungannya. Seperti sebuah
sistem hidup dan energi dasar, individu memiliki kecakapan dalam memanfaatkan
energi dan informasi dari lingkungan dan energi bebas dan informasi kepada
lingkungan.
Martha
E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan menghadirkan lima asumsi
tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai suatu yang individu utuh. Manusia
dan lingkungan selalu saling bertukar energi. Proses yang terjadi dalam
kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan berhubungan satu sama lain pada
dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut merupakan pola kehidupan. Pada akhirnya
seseorang mampu berbicara, berfikir, merasakan, emosi, membayangkan dan
memisahkan. Manusia mempunyai empat dimensi, medan energi negentropik dapat
diketahui dari kebiasaan dan ditunjukkan dengan ciri-ciri dan tingkah laku yang
berbeda satu sama lain dan tidak dapat diduga dengan ilmu pengetahuan yaitu
lingkungan, keperawatan dan kesehatan.
Kegunaan Prinsip Rogers Dalam Proses
Keperawatan
Jika profesi
keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat manusia, prinsip-prinsip homeodinamik memberikan pedoman untuk memprediksi
sifat dan arah perkembangan individu
sebagai respon terhadap
masalah kesehatan. Diharapkan, praktik
keperawatan profesional kemudian akan meningkatkan dinamika integrasi manusia dan lingkungannya, untuk
memperkuat hubungan dan integritas
bidang manusia, dan untuk mengarahkan pola dari bidang manusia dan lingkungan
untuk realisasi maksimum kesehatan (Rogers, 1992).
Tujuan
ini akan tercemin dalam proses keperawatan. Untuk berhasil menggunakan
prinsip-prinsip homeodinamik, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat
dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar
individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian dari
lingkungan klien. Maka tersirat
bahwa klien berpartisipasi, serta bersedia maju dalam proses keperawatan. Akibatnya,
hasil keperawatan mandiri, yang Rogers (1992), mempertahankan diperlukan
jika klien berusaha mencapai potensi maksimal dengan cara yang positif.
Keperawatan, adalah bekerja dengan klien, bukan kepada atau untuk
klien. Keterlibatan ini dalam proses keperawatan oleh perawat menunjukkan
kepedulian terhadap semua orang bukan dari satu aspek, satu masalah, atau
segmen terbatas pemenuhan kebutuhan.
Dalam
tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan lingkungan
dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat pengumpulan data,
informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu pemisahan diri atau
bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman, analisis data harus dalam
keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang mungkin dicapai dengan menanyakan
beberapa pertanyaan dan mendapat respon dari data yang ada.
Pertanyaan
seri pertama mencerminkan prinsip Integrasi. Seri berikutnya akan mencerminkan
prinsip resonansi. Seri terakhir dari pertanyaan akan dipengaruhi oleh prinsip
helicy.
Untuk
mencerminkan pola gagasan, terkadang akan ditambahkan beberapa pertanyaan untuk
prinsip helicy sebagai pertimbangan. Harus diingat bahwa tanggapan klien
merupakan cerminan suatu titik tertentu dalam ruang-waktu. Akibatnya, pola yang
diidentifikasi ini tidak statis tetapi terus berubah, mencerminkan perubahan
waktu dan menambahkan pengalaman masa lalu. Bukan berarti pertanyaan-pertanyaan
ini memuat semua, tetapi menggunakan mereka sebagai referensi akan membantu
memberikan perawat dengan melihat klien seutuhnya. Ini akan mengidentifikasi
perbedaan individu dan pola pertukaran bagian-bagian secara berurutan dalam
proses kehidupan. Penilaian keperawatan, adalah penilaian dari seluruh keadaan
manusia dan bukan penilaian yang hanya berdasarkan fisik atau status mental.
Ini merupakan penilaian potensi sehat dan sehat secara mandiri dan bukan
penilaian dari suatu penyakit atau proses penyakit. Hasilnya ialah bahwa
kemandirian memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan penyakitnya.
Sebagai
hasil dari penilaian keperawatan, ditarik kesimpulan tentang kemandirian.
Kesimpulannya adalah diagnosis keperawatan, langkah kedua dalam proses
keperawatan, dan itu mencerminkan prinsip-prinsip homeodinamik. Irama, pola,
keanekaragaman, interaksi, dan variasi proses kehidupan terlihat dengan jelas.
Diagnosis keperawatan bertujuan untuk mengetahui pola pertukaran bagian-bagian
tersebut dalam proses kehidupan yang mencakup hubungan manusia-lingkungan (Roger,
1970). Meskipun tidak sempurna, diagnosa keperawatan berdasarkan pola kesehatan
fungsional Gordon memiliki potensi yang lebih besar kegunaannya dengan kerangka
Roger karena cenderung mencerminkan pandangan yang lebih tentang keutuhan
individu. Mengingat bersifat statis dan kehilangan tradisi sepanjang diagnosa,
sehingga penggunaannya dalam sistem abstrak dinamis bahkan mungkin tidak tepat
(Smith, 1988).
Dengan
membuat diagnosis keperawatan, mengarahkan perawat memberikan asuhan
keperawatan. Fokus pada perkembanagn yang membutuhkan implementasi dalam
lingkungan maupun di dalam individu. Diharapkan bahwa perubahan yang satu ini
akan terkait dengan perubahan simultan lainnya. Karena integrasi individu
dengan lingkungan, masalah kesehatan tidak dapat dipisahkan dari penyakit
sosial di dunia. Oleh karena itu, masalah ini tidak bisa ditangani dengan
efektif dengan cara yang umumnya diterima secara umum, transisi, tindakan
penyakit berorientasi (Rogers, 1992). Dibutuhkan daya imajinasi dan
kreatifitas.
Resonansi
mensyaratkan bahwa rencana keperawatan diarahkan untuk mendukung atau
memodifikasi variasi proses kehidupan seluruh manusia. karena proses kehidupan
manusia merupakan fenomena searah, sehingga tidak bisa mengembalikan individu
ke tingkat mantan keberadaan, melainkan, perawat membantu individu bergerak
maju ke tingkat yang lebih tinggi lebih beragam eksistensi.
Program
keperawatan di bidang helicy membutuhkan penerimaan perbedaan individu sebagai
ungkapan munculnya evolusi, untuk mendukung atau memodifikasi irama dan tujuan
hidup. Untuk melakukan ini membutuhkan partisipasi dan aktif dari klien dalam
asuhan keperawatannya. Kesehatan tidak hanya tercapai dengan mempromosikan
homeostasis dan keseimbangan, melainkan mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan dinamika dan keragaman dalam individu.
Hubungan teori keperawatan Martha E.
Rogers dengan Praktik Keperawatan
Martha
E Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari konsepnya sangat
mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan. Malinski (1986) mencatat
ada tujuh trend yang ada dalam praktik keperawatan, yang kesemuanya berdasar
pada konsep teori yang di kemukakan Martha E Rogers :
1. Pemberian kewenangan penuh dalam
hubungan perawat klien
2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu
yang wajar
3. Penyesuaian terhadap pola
4. Menggunakan modalitas gelombang
seperti lampu musik, pergerakan dalam proses penyembuhan.
5. Menunjukkan suatu perubahan yang
positif
6. Memperluas fase pengkajian dalam
proses keperawatan
7. Menerima hubungan yang menyeluruh
dalam hidup.
E. Metode/teori lain yang mendukung
1. Florence
Nightingale
Teori
umum Florence Nightingale
Florence Nightingale (Firenze,
Italia, 12 Mei 1820- 13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat modern. Ia dikenali dengan
nama The Lady With The Lamp dalam bahasa Inggris yang berarti "Sang
Wanita dengan Lampu".
Florence Nightingale mencetuskan sebuah
teori keperawatan yang dikenal dengan teori perawatan modern (modern nursing)
yang dikenal dengan teori lingkungan (environmental theory). Teorinya
difokuskan pada lingkungan keperawatan. Florence meyakini bahwa kondisi
lingkungan yang sehat berperan penting untuk penanganan perawatan yang layak
bagi proses penyembuhan.
Diskripsi
konsep
Bagan
teori keperawatan Florence Nightingale
Perawat
/keperawatan Kesehatan
Lingkungan
1.
Manusia
Manusia terdiri dari komponen fisik,
intelektual,emosional,sosial dan spiritual. Walaupun memang lebih berfokus pada
aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang
seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada
mereka yang sehat, hal ini berkaitan dengan dimensi psikologik dari manusia
2.
Lingkungan
Lingkungan menurut Nightingale merujuk
pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan
kesehatan yang meliputi lima komponen dalam mempertahankan kesehatan individu,
yang meliputi :
·
Udara segar
·
Air bersih
·
Saluran pembuangan yang
efisien
·
Kebersihan
·
Cahaya
Florence
lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang digali secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanan
terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannya bahwa jika ingin melihat
status kesehatan seseorang, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan
rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik / tubuhnya.
3.
Kesehatan
Florence mendefinisikan kesehatan
sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang
dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari lingkungan,
fisik dan psikologis. Terutama faktor lingkungan yang meliputi :
·
Kebersihan
·
Minuman
·
Nutrisi
·
Kelembaban
·
Jalan udara / ventilasi
·
Saluran air
Menurut Florence, keadaan sehat dapat
dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan
proses perbaikan tubuh untuk memperbaiki masalah. Florence sangat menekankan
bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi
juga komunitas.
4.
Keperawatan
Florence memandang keperawatan sebagai
ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai usaha mengarahkan terhadap
peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan
pasien. Oleh karena itu kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan
tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita
menciptakan lingkungan yang sehat bagi keluarga dan komunitasnya, yang pada
dasarnya hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit.
Inti
konsep Florence Nightingale
Inti konsep Florence Nightingale adalah
pasien dipandang dalam konteks lingkungan secara keseluruhan yang terdiri dari
lingkungan fisik, lingkungan psikologis dan lingkungan sosial.
1.
Lingkungan fisik (physical environment)
Merupakan
lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
memepengaruhi pasien dimanapun dia berada. Tempat tidur pasien harus bersih,
ruangan harus bebas debu, asap , bau dan tidak lembab. Lingkungan dibuat
sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun
dirinya sendiri. Luas,tinggi penempatan tempat tidur harus memeberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan
penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien di
tempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi yang cukup.
2.
Lingkungan psikologi (psychology environment)
Florence
melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik
dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien untuk menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan
yang menarik dan beraktivitas yang dapat merangsang semua faktor untuk membantu
pasien dalam mempertahankan emosinya.
3.
Lingkungan sosial (social environment)
Florence
memandang bahwa lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan seseorang bukan
hanya lingkungan di rumah sakit saja tetapi juga kondisi lingkungan secara
menyeluruh yakni lingkungan komunitas pasien.
Gambaran
model konseptual keperawatan Florence Nightingale
a.
Definisi keperawatan
Profesi
untuk wanita dengan tujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pelayanan
kesehatan. Florence menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan kiat yang
memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang sakit
b.
Tujuan tindakan keperawatan
Memelihara,
mencegah infeksi dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan
kesehatan serta mengendalikan lingkungan
c.
Alasan tindakan keperawatan
Menempatkan
manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan /
meningkatkan kesehatan serta mencegah panyakit dan luka
d.
Konsep individu
Merupakan
kesatuan fisik, intelektual, emosional,sosial dan spiritual yang lengkap dan berpotensi
e.
Konsep sehat
Keadaan
bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh
f.
Konsep lingkungan
Bagian
eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang
2. Friedmann
1.
Menurut Friedman (1988) struktur
keluarga terdiri atas:
a.
Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi
dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan
oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.
Komunikasi
dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1)
Karakteristik pengirim yang berfungsi
§ Yakin ketika
menyampaikan pendapat
§ Jelas dan
berkualitas
§ Meminta
feedback
§ Menerima
feedback
2)
Pengirim yang tidak berfungsi
§ Lebih
menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data yang obyektif)
§ Ekspresi yang
tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi wajahnya)
§ Jugmental
exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu yang tidak
didasari pertimbangan yang matang. Contoh ucapan salah benar, baik/buruk,
normal/tidak normal, misal: ”kamu ini bandel…”, ”kamu harus…”
§ Tidak mampu
mengemukakan kebutuhan
§ Komunikasi yang
tidak sesuai
3)
Karakteristik penerima yang berfungsi
§ Mendengarkan dengan baik
§ Memberikan
feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
§ Memvalidasi
4)
Penerima yang tidak berfungsi
§ Tidak bisa
mendengar dengan jelas/gagal mendengar
§ Diskualifikasi,
contoh : ”iya dech…..tapi….”
§ Offensive
(menyerang bersifat negatif)
§ Kurang
mengeksplorasi (miskomunikasi)
§ Kurang
memvalidasi
5)
Pola komunikasi di dalam keluarga yang
berfungsi
§ Menggunakan
emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
§ Komunikasi
terbuka dan jujur
§ Hirarki
kekuatan dan peraturan keluarga
§ Konflik
keluarga dan penyelesaiannya
6)
Pola komunikasi di dalam keluarga yang
tidak berfungsi
§ Fokus
pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
§ Semua
menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
§ Kurang empati
§ Selalu
mengulang isu dan pendapat sendiri
§ Tidak mampu
memfokuskan pada satu isu
§ Komunikasi
tertutup
§ Bersifat
negatif
§ Mengembangkan
gosip
b.
Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai
dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status
adalah posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami
atau anak.
·
Peranan ayah : pencari
nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
·
Peranan ibu : mengurus rumah
tangga, pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu anggota kelompok dari peranan sosialnya, sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, serta bisa berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
·
Peranan anak : melaksanakan
peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
c.
Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang
lain ke arah positif.
Tipe struktur
kekuatan:
§ Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orang
tua terhadap anak)
§ Referent power (seseorang yang
ditiru)
§ Resource or expert power (pendapat ahli)
§ Reward power (pengaruh
kekuatan karena adanya reward yang akan diterima)
§ Coercive power
(pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
§ Informational
power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
§ Affective power
(pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan cinta kasih misalnya
hubungan seksual).
d.
Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya.
Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut
masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari
pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
1.
Fungsi Keluarga
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang
dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh
keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk
komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik,
pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut
akan mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga
menurut Friedman (1992) adalah:
a.
Fungsi afektif dan koping
Keluarga
memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota dalam membentuk
identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
b.
Fungsi sosialisasi
Keluarga
sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme koping,
memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
c.
Fungsi reproduksi
Keluarga
melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan keturunan.
d.
Fungsi ekonomi
Keluarga
memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di masyarakat
e.
Fungsi fisik
Keluarga
memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada
beberapa teori yang mendukung keperawatan keluarga yang bisa diterapkan di
masyarakat. Sistem yang digunakan dalam model sistem keperawatan kesehatan
Betty Neuman adalah sistem terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang
dinamis, variabel interaksi mencakup semua aspek yaitu fisiologis, psikologis,
sosio kultural, perkembangan dan spiritual. Pandangan Teori Orem dalam tatanan
pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan
tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Fokus utama
dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang
atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara
mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan
kesejahteraannya.Roy berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan, yakni manusia,
lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Unsur keperawatan terdiri dari dua
bagian yaitu tujuan keperawatan dan aktivitas keperawatan, juga termasuk dalam
elemen penting pada konsep adaptasi.
·
Tujuan perawat adalah "untuk
membantu individu menjaga atau mendapatkan kembali kesehatan."
·
Ranah keperawatan adalah
mempromosikan, memelihara, memulihkan kesehatan dan merawat orang sakit,
terluka atau sekarat.
·
Fungsi perawat profesional adalah
untuk menafsirkan informasi secara mendalam,.
Definisi
keperawatan menurut martha e. Rogers yaitu: Keperawatan adalah ilmu humanistis
atau humanitarian yang menggambarkan dan memperjelas bahwa manusia dalam
strategi yang utuh dan dalam perkembangan hipotesis secara umum dengan
memperkirakan prinsip-prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis.
Florence
Nightingale mencetuskan sebuah teori keperawatan yang dikenal dengan teori
perawatan modern (modern nursing) yang dikenal dengan teori lingkungan (environmental
theory). Teorinya difokuskan pada lingkungan keperawatan. Florence
meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat berperan penting untuk penanganan
perawatan yang layak bagi proses penyembuhan.
Menurut Friedman (1988) struktur keluarga komunikasi dalam
keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini bisa disebabkan oleh
beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti : pengirim, media, pesan, lingkungan dan penerima.
B. Saran
1. Bagi
mahasiswa keperawatan, semoga makalah ini mampu menambah informasi tentang
teori dalam keperawatan keluarga.
2. Bagi
mahasiswa keperawatan, semoga makalah ini mampu membantu mahasiswa dalam
praktik di dalam tatanan keperawatan keluarga sehingga mampu memberikan asuhan
keperawatan keluarga yang baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Setyowati. Sri. 2008. Asuhan Keperawatan Keluarga
: Konsep dan Aplikasi Kasus. Mitra Cendikia. Jogjakarta
Setiawaty. Santun. 2008.
Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Trans Info Media : Jakarta.
Suprajitno. 2004. Asuhan
Keperawatan Keluarga. EGC : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar